Kesetaraan Upah Perempuan Adalah Jeratan Kapitalisme

0
202

Oleh : Riyulianasari

Setiap perempuan berhak mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki dalam berbagai hal, termasuk perolehan upah kerja.

Namun sayangnya, hingga saat ini data global yang dirilis oleh UN Women menunjukkan bahwa perempuan masih dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki, dengan perkiraan kesenjangan upah sebesar 16 persen.

Sedangkan di Indonesia sendiri, data menunjukkan perempuan memperoleh pendapatan 23 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki. Data yang sama juga menyatakan bahwa perempuan yang sudah memiliki anak, angka selisih gajinya jauh lebih besar dengan laki-laki. Tentu saja perbedaan upah tersebut berdampak buruk bagi ekonomi perempuan. Terutama pada masa-masa sulit di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

Selain itu, posisi perempuan di dunia kerja juga masih kurang kuat. Hingga saat ini kebanyakan perempuan masih banyak berada di pekerjaan informal. Sehingga ketika ada pandemi seperti sekarang ini, tak sedikit pekerja perempuan yang harus hidup tanpa memiliki asuransi kesehatan dan perlindungan sosial. Tak hanya itu, pekerjaan mereka pun juga banyak mengalami hambatan, karena ada banyak perempuan yang bekerja di industri yang terdampak Covid-19, mulai industri akomodasi, hingga penjualan dan manufaktur.

Pendidikan tinggi tidak menjamin perempuan mendapat upah yang setara dengan laki-laki. Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan menengah ke bawah atau perempuan yang memiliki pendidikan rendah. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak juga perempuan yang memiliki gelar D3/D4 atau sarjana, tapi upahnya masih lebih kecil dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi tidak mengurangi angka kesenjangan upah berdasarkan gender.

Berangkat dari isu ini, untuk pertama kalinya Indonesia bersama dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), turut berpartisipasi dalam merayakan Hari Kesetaraan Upah Internasional yang jatuh pada 18 September. Perayaan tersebut juga sebagai bentuk komitmen dari PBB untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan menentang segala bentuk diskriminasi, termasuk diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan.

“Mempertimbangkan kesenjangan gender di pasar kerja kita saat ini, kementerian saya, bersama dengan semua mitra sosial kami dan organisasi internasional, terus mendorong aksi bersama menentang diskriminasi berbasis gender di tempat kerja. Ini saatnya bagi perempuan dan laki-laki untuk dihargai secara setara berdasarkan bakat, hasil kerja dan kompetensi, dan bukan berdasarkan gender,” ungkap Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam pernyataan pers yang dibagikan UN Women.

Momen ini juga turut didukung oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan UN Women, dua badan PBB yang memimpin pendirian Koalisi Internasional untuk Kesetaraan Upah (Equal Pay International Coalition/ EPIC), bersama dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (OECD).

Prinsip kesetaraan upah untuk pekerjaan yang bernilai sama telah tertuang dalam Konstitusi ILO tahun 1919. Seratus tahun terlalu lama untuk menunggu dan kita semua harus bekerja sama untuk mewujudkan kesetaraan upah untuk pekerjaan bernilai sama menjadi kenyataan. ILO terus mendukung Indonesia mewujudkan kesetaraan upah di negara ini,” ungkap Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia. Kumparan WOMAN.

Isu kesetaraan gender yang didengungkan oleh Barat di seluruh dunia merupakan bentuk penjajahan terhadap kaum perempuan. Mereka mengatasnamakan kesetaraan gender dan menjanjikan keadilan terhadap perempuan. Sejak mereka mengampanyekan kesetaraan gender kepada kaum perempuan, kaum perempuan berbondong-bondong untuk bekerja. Akhirnya fungsi ibu sebagai pengatur rumah tangga, sebagai guru bagi anak anaknya dan sebagai seorang istri digantikan oleh ayah atau oleh nenek bahkan oleh pembantu. Inilah persoalan yang banyak terjadi di dalam kehidupan keluarga keluarga muslim. Akhirnya kehidupan rumah tangga berakhir dengan perselingkuhan atau perceraian. Anak anak menjadi korban kejahatan LGBTQ, korban seks bebas, pecandu narkoba dan lain sebagainya. Kehidupan masyarakat pun semakin liberali, ketika terjadi persoalan, mereka tidak mampu menundukkan hawa nafsunya dan akhirnya terjadi penganiayaan bahkan pembunuhan.

Inilah yang diiinginkan oleh kafir penjajah. Mereka menjajakan ideologi kapitalisme ke seluruh penjuru dunia, dasar aqidah ideologi kapitalisme adalah sekularisme (keyakinan bahwa kehidupan di dunia tidak perlu diatur dengan agama). Umat islam di seluruh dunia bergembira menyambut dan menerapkan ideologi kapitalisme sekularisme sampai saat ini. Sehingga kehidupan umat semakin Liberal/bebas. Manusia tidak mampu menundukkan hawa nafsunya, jadilah kehidupan umat manusia melebihi binatang. Pemerkosaan secara berjamaah marak terjadi akhir akhir ini, bahkan pemerkosaan terhadap perempuan berakhir dengan kematian perempuan. Pelakunya mulai dari remaja hingga dewasa.

Sungguh mengenaskan kondisi umat khususnya perempuan, baik kalangan intelektual sampai masyarakat awam menjadi korban. Organisasi bentukan barat seperti PBB, ILO,EPIC,OECD tidak pernah memberikan solusi terhadap persoalan ini. Mereka hanya mengarahkan pemikiran umat kepada kehidupan bebas dan kebahagiaan untuk meraih materi (uang) yang membuat para wanita mengikuti arahan mereka dan akhirnya mereka meninggalkan kewajiban mereka sebagai seorang ibu maupun kewajiban sebagai seorang istri.

Mereka menginginkan para wanita tidak taat kepada aturan Allah SWT yaitu syariat islam. Barat merusak umat dari berbagai arah, film film kekerasan, pembunuhan juga mereka persembahkan kepada umat agar perasaan dan pemikiran umat semakin Liberal. Akhirnya kehidupan umat mirip dengan sinetron atau film film. Inilah bentuk penjajahan pemikiran terhadap umat manusia khususnya umat islam yang dilakukan oleh orang orang kafir. Yaitu kehidupan yang Liberal/bebas.

Inilah kemajuan yang dikatakan oleh barat, kesetaraan upah bagi perempuan adalah upaya untuk menjerat para perempuan agar lebih memilih untuk bekerja dan meninggalkan kewajibannya sebagai ibu atau sebagai istri. Inilah visi dan misi ideologi Kapitalisme Sekuler yaitu merusak tatanan kehidupan umat manusia melalui cara berpikir yang merusak akal manusia. Dan ideologi ini justru diterapkan oleh negara termasuk Indonesia.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan penciptaan yang sangat sempurna. Manusia diberikan Allah SWT ‘akal’ yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Akal manusia harus dikendalikan dan ditundukkan dengan aturan Allah SWT, jika tidak maka hawa nafsu manusia dapat melebihi binatang ternak seperti firman Allah SWT dalam Al-quran surat al A’raaf ayat 179 yang artinya :
Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat ayat Allah. Mereka itu seperti bintang ternak bahkan lebih sesat lagi, mereka itulah orang orang yang lalai.

Oleh karena itu, Allah SWT sang Pencipta (al khaliq) dan sang pengatur (al mudabbir) telah memberikan aturan hidup untuk diamalkan (diterapkan) oleh manusia di dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara agar hidup manusia selamat di dunia dan di akhirat, penuh keberkahan dan mendapat keridhoan dari Allah SWT. Kehidupan manusia harus di atur berdasarkan aturan yang diturunkan Allah SWT yaitu syariat islam. Jika aturan hidup berasal dari manusia, pasti banyak kepentingan dan perbedaan di dalamnya. Contohnya seperti undang undang/peraturan yang diterapkan saat ini. Seharusnya seorang muslim menyadari kekeliruannya karena membuat aturan sesuai dengan hawa nafsu dan pemikiran manusia yang terbatas dan pasti berbeda antara sesama manusia. Seperti saat ini semakin banyak tindakan kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi berulang ulang seakan tidak akan berakhir, justru semakin beragam.

Oleh karena itu, manusia sangat membutuhkan aturan syariat islam yang diterapkan oleh negara, agar negara dapat menangkis setiap pemikiran yang akan merusak manusia agar terwujud kehidupan individu, masyarakat dan negara yang penuh keberkahan dan mendapatkan keredhoan Allah SWT. Negara yang memiliki kepedulian dan kemampuan untuk menangkis setiap pemikiran yang jahat, merusak dan menyesatkan umat manusia itu adalah Negara Khilafah. ***

Walllahu alam bi shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here