Sejatinya, Isu Radikalisme Akan Gagal

0
805

Oleh : Hj. Padliyati Siregar ST

PARA pendengki Islam, baik negara-negara Barat maupun para kompradornya di negeri-negeri Muslim, senantiasa melakukan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslim. Setelah jargon terorisme tidak laku, kini jargon baru digunakan untuk menyerang Islam adalah Radikalisme. Sama seperti jargon sebelumnya, definisinya dibuat multitafsir sehingga memungkinkan untuk menggebuk siapa saja, baik yang masuk dalam definisi tersebut maupun yang dianggap mengancam negara ala rezim yang berkuasa saat ini.

Setiap kelompok Islam yang kritis dan berseberangan dengan sepak terjang penguasa senantiasa dicap sebagai kelompok radikal. Ironisnya, stigma negatif kelompok radikal itu disematkan hanya pada kelompok Islam saja dan tidak berlaku bagi kelompok di luar Islam.

Targetnya antara lain untuk menciptakan ketakutan terhadap kelompok Islam yang di tuduh radikal umumnya identik dengan memperjuangkan syariat Islam secara kaffah dan menentang ideologi Barat.

Ini terlihat dalam perombakan buku ajaran agama yang bisa dipastikan akan memberangus pemahaman Islam Kaffah. Yakni sebagian ajaran islam yang dianggab berpotensi mengajarkan intoleransi dan kekerasan harus di hilangkan dari materi pengajaran. Akibatnya islam tidak bisa di pahami utuh oleh anak-anak umat Muhammad.

Belum lagi soal Khilafah, pihak kementerian sudah menyampaikan bahwa materi Khilafah akan disampaikan sebagai informasi sejarah sekaligus digiring pada pemaham meskipun pernah dipraktikkan di masa lalu, tidak bisa menjadi alasan menuntut pemberlakuan diera saat ini. Ini adalah pengebirian ajaran islam. Bukankah ini juga mengajarkan bahwa ajaran islam tidak mesti menjadi tuntunan cukup sebagai pengetahuan.

Dimana Menag menyebut ada ayat perpecahan yang harus di hindari untuk dibahas ini tidak dapat diterima mana mungkin Rasulullah SAW mengajarkan ada ayat tentang perpecahan justru Islam datang untuk menyatukan perpecahan itu.

Proyek radikalisme, yang sejatinya permusuhan terhadap Islam akan menuai kegagalan atas izin Allah SWT. Sebab proyek ini justru akan akan mempertebal keyakinan umat islam atas kebenaran agamanya dan semakin memperbesar ketidakkepercayaan umat terhadap para penguasa sekuler yang anti Islam. jika ini terjadi Insya Allah pertolongan Allah SWT akan diturunkan kepada kaum dalam waktu yang tidak lama lagi.

Sebagaimana prediksi barat tahun 2020 akan muncul khilafah baru yang akan mengantikan posisi Barat dalam memimpin dunia.

Sampai kapan pun isu radikalisme untuk meliberalkan ajaran islam tidak akan dapat menyatu dan berkesesuaian dengan Islam. Islam adalah agama yang berbeda dengan agama-agama lainnya. Islam adalah agama terakhir dan penghapus agama samawi sebelumnya. Allah SWT telah menjamin pemeliharaan Islam sebagaimana ia diturunkan sampai Hari Kiamat nanti.

Allah SWT. berfirman: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya”. (QS al- Hijr [15]: 9).

Keunikan lainnya, Islam adalah suatu ideologi yang menyeluruh dan sempurna. Ideologi Islam didasarkan pada akidah yang dibangun atas dasar akal yang kemudian melahirkan peraturan hidup yang menyeluruh untuk mengatasi segala problem kehidupan manusia sampai Hari Kiamat. Tidak ada kesan bahwa Islam itu lemah dalam memberikan penjelasan hukum syariat untuk problem apa pun yang akan dihadapi manusia.

Allah SWT telah berfirman: “Kami telah menurunkan kepadamu Al- Kitab (al-Quran) sebagai penjelas segala sesuatu”. (QS an-Nahl 16: 89).

Jelas narasi radikalisme yang dilekatkan pada Islam dan gerakan-gerakan Islam, nyata adalah permusuhan terhadap Islam, yang atas izin Allah akan segera menuai kegagalannya.

Allah SWT berfirman: “Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedangkan dia diajak pada agama Islam? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya”. (QS ash-Shaff [61]: 7-8). *** Wallahu a’lam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here