Sistem Ekonomi Kapitalis Membuat Harga Pangan Melonjak Drastis

0
218

Oleh : Riyulianasari

Memasuki bulan Ramadhan sejumlah harga bahan pokok menjelang Ramadhan merangkak naik seiring dengan permintaan yang tinggi di pasar.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, hari-hari saat ini ritmenya memang merangkak naik dengan persentase yang berbeda untuk setiap bahan pokok yang dijual.
Beberapa komoditas ada yang (naik) sampai 50%. Daging ayam naik dari Rp 39 ribu ke Rp 45 ribu, itu yang terlihat sangat mencolok (kenaikannya),” katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Minggu (11/4/2021).

Kemudian, harga minyak goreng juga naik mulai dari Rp 13.800 sampai dengan Rp 14.300. Lalu, harga telur ayam dari Rp 22.000 menjadi Rp 24.500, harga daging sapi juga tak ketinggalan dari harga Rp 128 ribu sampai dengan Rp 133 ribu per kilo. “(Kenaikan) ini karena suplai dan demand. Kenaikan hampir pasti terjadi 10 tahun terakhir,” katanya menegaskan.

Namun untuk beberapa komoditas seperti sayur mayur, menurutnya kenaikan harga tidak begitu tinggi, apalagi sudah mulai memasuki musim panas. Namun, di beberapa titik yang masih musim penghujan, apalagi banjir, pasti berdampak.

“Yang masih naik tinggi harga cabai rawit (jadi) Rp 90 ribu, normalnya Rp 35 ribu, naik 80% dari normal. Belum lagi untuk cabai yang lain,” katanya lagi.

Menurutnya, kenaikan harga ini masih akan terus terjadi hingga sepekan saat awal Ramadhan. Setelah itu, harga-harga akan kembali normal, dan mulai kembali naik saat lima hari sebelum lebaran. Hal ini karena persiapan lebaran, masyarakat berbelanja dengan kapasitas besar dan stok di rumah. “Imbauan kami, jangan stok barang di rumah karena berbahaya kepada harga pasokan,” pesannya.

Merujuk pada situs resmi Informasi Pangan Jakarta, beberapa komoditas memang terpantau merah alias mengalami kenaikan per 11 April dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Harga beras per kilogramnya untuk jenis IR 64 naik Rp 208 menjadi Rp 11.716 per kilogram. Harga minyak goreng curah naik Rp 98 menjadi Rp 14.194 per kg. Sementara harga telur ayam ras naik Rp 451 menjadi Rp 24.291 per kilogram. Kemudian harga ayam broiler naik Rp 826 menjadi Rp 41.485 per kg, CNBC Indonesia.

Kenaikan harga kebutuhan pokok sudah menjadi ritual dalam sistem kapitalisme Demokrasi sekuler. Penyebabnya adalah sistem ekonomi kapitalisme itu sendiri yang memberikan kekuasaan kepada para kapitalis yaitu pengusaha untuk menentukan harga kebutuhan pangan. Adapun upaya pemerintah untuk mengendalikan harga adalah dengan melakukan kebijakan impor, padahal kebijakan impor menyebabkan harga pangan menjadi mahal, dan akhirnya rakyatlah yang menderita kerugian. Operasi pasar yang dilakukan pemerintah tidak menyebabkan harga pangan turun, tetapi hanya sekedar basa basi.

Kondisi ini terjadi secara berulang di dalam sistem kapitalisme Demokrasi, walaupun stok pangan tersedia, tetapi justru pada bulan Ramadhan menjadi momentum untuk menaikkan harga pangan. Tentu tidak sinkron dengan upaya pemerintah untuk mencegah angka stunting/gizi buruk, food estate pun tidak membuat harga pangan turun.

Di dalam sistem pemerintahan islam, peran negara sangat penting dalam semua aspek kehidupan baik ekonomi, politik dalam negeri, politik luar negeri, sosial, pendidikan budaya. Persoalan pangan adalah bagian dari politik dalam negeri negara, negara berperan penting dalam menyediakan pasokan pangan dan menghilangkan semua hambatan dengan mengerahkan kemampuan produksi pangan di dalam negeri agar kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan harganya tidak mahal sehingga dapat di jangkau oleh rakyat.

Bahkan di masa kekuasaan islam, kebutuhan pangan rakyat dapat terpenuhi dengan optimal, tidak ada rakyat yang menderita gizi buruk, makan sabun, mencuri karena lapar seperti yang terjadi di dalam sistem kapitalis saat ini, begitu banyak manusia yang hidup serba kekurangan, banyak hutang dan sebagainya.

Negara seperti Indonesia sangatlah cocok untuk menjadi sentra pertanian atau perkebunan, karena tanahnya subur ‘gemah ripah loh jinawi’, bahkan sudah sangat dikenal oleh dunia, hanya saja pengelolaannya di kelola oleh para kapitalis yang berambisi mencari keuntungan yang besar dan menjadikan bisnis untuk keuntungan pribadinya.

Maka pengelolaan pangan juga harus di atur sesuai aturan syariah islam agar kemandirian pangan tidak hanya angan angan, tapi benar benar dapat diwujudkan. Sehingga kemakmuran dan kesejahteraan tidak hanya dirasakan oleh para kapitalis/pengusaha, tetapi dapat dirasakan oleh seluruh warga negara.

Oleh karena itu, sistem apa yang digunakan oleh negara sangat menentukan kebijakan ekonomi dan politik khususnya, serta berpengaruh terhadap seluruh rakyat. Maka negara yang mampu mewujudkannya hanyalah negara Khilafah yang menerapkan semua hukum hukum Allah SWT yaitu syariah islam. Inshaa Allah.
Wallahualam bishawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here