kliksumatera.com

Cegah Radikalisme, FKPT Sumsel Edukasi Para Guru Agama

Kliksumatera.com, PALEMBANG- Sekolah merupakan tempat pendidikan formal berlangsung, menjadi fokus Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui FKPT dalam mencegah aksi radikalisme dan terorisme .

Menurut Ketua FKPT Sumsel Dr Periansyah, sekolah salah satu lembaga penting dalam proses membangun harmoni dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal itu mengemuka dalam acara yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumsel di di Hotel Beston Palembang, Rabu (9/10).

Acara dengan tema Harmoni dari Sekolah: Integrasi Nilai-nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam menumbuhkan Harmoni Kebangsaan, diikuti 105 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Palembang.

Ketua FKPT Sumsel, Dr Periansyah menjelaskan, kegiatan dilaksanakan sebagai bagian dari upaya meneguhkan harmoni kebangsaan. Menurut Peri, tugas kita bersama mengawal agar tidak tumbuh paham-paham yang mengancam Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat, kata Periansyah harus berani bertindak tegas dalam menghadapi penyebarluasan paham radikalIsme.

Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Dr Hj Andi Intang Dulung MHI, menjelaskan, apresiasi tinggi terhadap penyelengaraan acara tersebut, dalam upaya menangkal potensi gerakan radikal terorisme dalam masyarakat.

Kegiatan ini diinisiai oleh BNPT dan dilaksanakan serentak di 32 provinsi se-Indonesia dengan melibatkan guru mata pelajaran agama dari tingkat PAUD hingga SMP. Melalui kegiatan ini BNPT dan FKPT ingin mendorong guru mampu menciptakan konten pembelajaran yang menjadikan tumbuhnya sebuah harmoni di lingkungan sekolah.

Beberapa narasumber yang hadir di antaranya, tokoh agama Sumsel Drs KH Mal An Abdullah, Romi Apriansyah dan pembicara dari Jakarta Mustakim Kurdi MA.

Menurut Mustakim, para guru semestinya buat pengembangan yang kritis sehingga menarik siswa. Bikin pembelajaran sesuai dengan kontennya. Secara teknis membuat pengajaran yang lebih menarik dan membuat siswa senang dengan gurunya. BNPT menggelar lomba penulisan desain pembelajaran inspiratif dengan tema Harmoni dari sekolah dengan hadiah total Rp 64,5 juta.

BNPT Terus Bergerak

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dalam hal ini Subdit Pemberdayaan Masyarakat bersama Forum Koordianasi Pencegahan Terorisme Provinsi Sumatera Selatan terus bergerak dalam hal pencegahan terorisme. Bertempat di Hotel Beston Palembang, BNPT bersama FKPT Sumatera Selatan mengumpulkan para guru TK/PAUD, guru pendidikan agama SD/MI sederajat, dan guru pendidikan agama SMP/MTs sederajat beserta kepala sekolah masing-masing. Kegiatan yang bertajuk “Harmoni Dari Sekolah; Integrasi Nilai-Nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam Menumbuhkan Harmoni Kebangsaan” ini, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang bahaya radikalisme yang merupakan cikal bakal tindak pidana terorisme. Hal ini penting agar materi yang disampaikan para narsumber bisa menjadi inspirasi bagi para guru agama dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang penuh dengan nilai-nilai positif demi membangun semangat cinta damai, perdamaian, dan keharmonisan untuk diajarkan kepada para siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ketua FKPT Sumatera Selatan Dr. Periansya yang di dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kalangan pelajar sangat rentan terkena pengaruh paham radikalisme dikarenakan rendahnya pemahaman keagamaan di kalangan pelajar di lingkungan sekolah.

Kecuali penyampaian materi tentang bahaya radikalisme, kegiatan ini juga dalam rangka mengadakan perlombaan penulisan RPP inspiratif. Pelaksanaan lomba ini bertujuan agar para guru dapat mengeluarkan kreativitas masing-masing untuk dituangkan dalam RPP yang akan diajarkan kepada para murid. Selain di Sumatera Selatan, perlombaan juga dilaksanakan di 31 Provinsi lainnya di Indonesia.

Hadir dalam kesempatan ini Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT Dr. Hj. Andi Intang Dulung. Dalam sambutannya beliau menekankan bahwa radikalisme bisa menyasar siapa saja.

“Kita semua harus waspada bahwa paham radikalisme tidak padang bulu. Tua, muda, pria, wanita, kalangan akademisi dan terpelajar bisa terkena paham ini. Lebih-lebih anak muda yang memiliki semangat keagamaan yang tinggi tanpa dibekali pemahamaan keagamaan yang cukup, sangat rentan terpapar. Dan khusus untuk para kaum ibu kejadian bom bunuh diri di Sibolga yang dilakukan oleh seorang ibu harus menyadarkan kita semua bahwa siapa saja bisa terpapar,” ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh 105 peserta yang tediri dari para guru agama TK/PAUD, SD, dan SMP dan kepala sekolah masing-masing.

Sumber : Ril
Posting : Imam Ghazali

Exit mobile version