kliksumatera.com

Doa Semua Agama? Bukti Liberalisasi Akidah Semakin Nyata

Oleh : Riyulianasari

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta setiap acara yang berlangsung di Kementerian Agama turut memberikan kesempatan kepada agama lain dalam mengisi doa dan tidak hanya doa untuk agama Islam saja.

Pernyataan itu disampaikan Yaqut saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama secara daring dan luring yang berlangsung mulai Senin hari ini hingga Rabu.

“Pagi hari ini saya senang Rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah kalau doanya diberikan kesempatan semua agama untuk memberikan doa,” kata Yaqut, Senin.

Menurut Yaqut, pernyataan itu sebagai otokritik terhadap lembaga yang dipimpinnya. Sebab dalam setiap kesempatan acara di Kemenag hanya menyertakan doa untuk agama Islam saja.

Ia ingin agar Kemenag menjadi rumah bagi seluruh agama yang ada di Indonesia, melayani dan memberikan kesempatan yang sama. Bahkan ia menyebut pembacaan doa untuk agama tertentu saja, tak ubahnya seperti acara organisasi kemasyarakatan.

“Jadi jangan ini kesannya kita ini sedang rapat Ormas kegiatan agama, Ormas Islam Kementerian Agama. Kita sedang melakukan Rakernas Kementerian Agama yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam saja,” kata dia.

Yaqut menegaskan bahwa Kemenag harus menjadi contoh dalam menjunjung tinggi moderasi agama. Ia tidak ingin Kemenag yang menggembar-gemborkan moderasi beragama, namun pada praktiknya berseberangan.

“Jadikan lebih enak dilihat jika semua agama yang menjadi urusan sama-sama menyampaikan doanya. Ini otokritik, jangan sampai muncul paradoks. Jadi kita ingin kementerian ini melayani semua agama, tetapi dalam prilaku kita tidak mencerminkan itu,” kata dia. Jakarta, Antara.

Moderasi agama kembali didengungkan saat ini, tujuannya adalah agar umat islam tidak terlalu taat dan tidak terlalu taqwa menjalankan agamanya. Tetapi bersikap sekuler bahkan mengarah pada liberalisme agama. Liberalisasi agama semakin nampak di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Sebelumnya paham pluralisme (semua agama sama) telah disosialisasikan di tengah tengah kehidupan masyarakat. Mengapa pemikiran ini terus menerus disosialisasikan di negara yang mayoritas muslim seperti Indonesia?

Indonesia adalah negara yang penduduknya mayoritas muslim, kerusakan manusia, rusaknya alam semesta semakin dirasakan, sehingga geliat kebangkitan umat untuk menerapkan syariat Islam yang kaffah semakin menguat.

Hal inilah yang sangat mengkhawatirkan Amerika Serikat sebagai negara adidaya yang menerapkan ideologi kapitalisme demokrasi yang berdasarkan asas sekulerisme (mengingkari agama dalam urusan kehidupan dunia). Mereka menggunakan lisan lisan dan tangan kaum Muslim untuk menyosialisasikan gagasan dan pemikiran mereka untuk mempertahankan eksistensinya sebagai negara adidaya.

Isu intoleran, radikalisme pun disosialisasikan untuk membungkam suara suara umat Islam yang kritis yang berupaya menyampaikan Islam yang benar, Islam yang lurus yang berdasarkan Alquran dan Alhadits.

Langkah langkah ini bukanlah hal yang baru, para penjajah sebelumnya telah mengadu domba umat Islam, memecah belah negara Khilafah Islam yang menyatukan umat manusia. Menyebarkan paham nasionalisme, patriotisme. Semua mereka upayakan untuk menghentikan penyebaran dakwah Islam yang sebenarnya.

Maka ini adalah persoalan yang terjadi secara berulang ulang ketika umat Islam hidup dalam sistem kapitalisme sekuler yang diciptakan penjajah. Mereka mengintervensi para penguasa negeri negeri muslim agar mengadopsi gagasan gagasan dan pemikiran mereka untuk diterapkan dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara di dunia.

Sistem kapitalisme sekuler Demokrasi membuat manusia mengingkari kebenaran Al-Quran quran seperti firman Allah SWT bahwa Islam adalah agama yang benar dan diredhoi Allah SWT.

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi (QS. Ali Imran ayat 85).

Sedangkan untuk keberagaman (pluralitas) sesungguhnya telah diciptakan oleh Allah SWT seperti firman Allah :

QS. Al-Hujurat Ayat 13

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

Surat yang berisi tentang toleransi  keimanan dan peribadahan ini diturunkan saat Nabi Muhammad SAW diiming-imingi kekayaan melimpah oleh kaum kafir. Kekayaan tersebut diberikan bertujuan agar Nabi SAW mau menyembah berhala. Nabi SAW pun lantas menolaknya secara halus. Surat ini memiliki kandungan tentang ajakan bertoleransi antar agama. Dengan kata lain, surat ini memerintahkan kita agar menghormati dan menghargai penganut agama lain, bukan memaksakan agama (intoleran).

Allah Ta’ala berfirman,

لَا إكْرَاه فِي الدِّين قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْد مِنْ الْغَيّ

“Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan” (QS. Al Baqarah: 256)

Lalu diperjelas di dalam firman Allah SWT surat Al Kafirun :

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Dali dalil alquran merupakan pedoman hidup dan petunjuk bagi manusia siapa saja yang mengaku beriman. Dan alquran adalah firman Allah SWT, bukan perkataan atau karangan manusia.

Oleh karena itu, memaksakan sistem hidup (ideologi) kapitalisme Demokrasi yang berdasarkan aqidah sekularisme adalah upaya adu domba dan memecah belah umat manusia khususnya umat islam. Serta upaya melanggengkan kekuasaan kafir penjajah yang akan membinasakan dan menyengsarakan umat manusia. Satu-satunya ideologi yang akan menyatukan umat manusia adalah ideologi Islam. Inshaa Allah.
Wallahualam bishawab.

Exit mobile version