Kliksumatera.com, PALEMBANG- Menindaklanjuti program mengatasi penumpukan sampah yang semakin banyak dan kurangnya pengelolaan di setiap Kecamatan Kota Palembang, Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda secara langsung menghadirkan 18 camat untuk melihat secara langsung bagimana proses peleburan sampah.
Hal ini dibenarkan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda. ‘’Sengaja saya mengajak seluruh camat yang ada di Kota Palembang ini untuk melihat bagaimana proses Instalasi Pengelolaan sampah yang ada di Kecamatan Kalidoni,’’ ujarnya, Selasa (14/5).
“Kita ketahui dalam satu hari semua sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hampir 1300 ton, semua yang masuk di TPA ini tanpa dikelola lagi sehingga penumpukan terus terjadi dan menggunung. Maka dari itu alangkah baiknya setiap sampah yang ada di kecamatan masing-masing agar bisa dikelola dan mengurangi sampah yang ada di TPA,” jelasnya saat berdiskusi bersama 18 kecamatan.
Lanjutnya, tadi juga saya langsung melihat bersama 18 camat yang hadir untuk melihat bagaimana fungsi alat tersebut dalam mengelolah sampah dan bagaimana kerjanya. Sembari menghadirkan mereka disini saya juga membuka ruang diskusi singkat seputar Bank sampah ini, jadi tidak ada lagi yang bertanya masalah seputar lahannya dan kinerja alat.
“Ya untuk tempatnya sendiri, di Kalidoni memiliki lahan 500 meter persegi untuk dimanfaatkan tempat pengelolaan sampah. Ke depan kami akan mencari lahan yang dimiliki oleh Pemkot tadi saya juga bertanya dengan Kadis DLHK bahwa ada lahan digunakan sebagai tempat pembuangan semetara yang akan kita manfaatkan sebagai bank sampah.
Ini tidak bisa ditunda-tunda lagi karena harus segera diwujudkan mengingat sampah yang dihasilkan jumlahnya semakin banyak, perbuatan baik harus didukung penuh.
Di tempat yang sama, Ari Wijaya Camat Kalidoni menambahkan jika mesin yang dimiliki ada dua yaitu fungsinya sebagai pencaca dan menghancurkan, sehingga bisa diuraikan sesuai jenis sampah yang ada.
“Tadi sudah dijelaskan permasalahan dan pertanyaan yang diungkapkan camat lain yaitu, mengenai masalah sumber daya manusia (SDM). ‘’Kami hanya memberdayakan kurang lebih 2 orang untuk memilah-milah sampah yang datang kemudian dikelolah sampai masuk ke dalam mesin pencaca. Ini baru tahap proses pembelajaran namun secara langsung bisa menghasilkan sesuatu dari sampah tersebut, minimal setiap kecamatan harus bisa mengolah sampah yang ada di wilayah mereka sehingga bisa mengurangi volume yang ada di TPA,” tutupnya.
Laporan : Wiwin
Editor/Posting : Imam Ghazali