kliksumatera.com

Imanda Pramana: Kota Palembang Sekarang tidak Mempunyai Identitas Diri

Kliksumatera.com, PALEMBANG- Imanda Pramana selaku Ahli Tata Ruang Kota dan Wilayah Indonesia mengatakan tata ruang Kota Palembang itu tidak terencana.

Hal itu diungkapkannya pada kegiatan Updating rencana Detail Tata Ruang untuk Kota Palembang, Fokus Group Discussion (FGD) di Hotel Aryaduta, Rabu (18/9).

Untuk menyusun dan merencanakan tata ruang, diperlukan salah satu metodologi. Minimal harus menguasai informasi dan data dengan cara cepat dan akurat. ‘’Sebenarnya ini merupakan kepentingan masyarakat bukan untuk pemerintah. Pemerintah memikirkan bagaimana banyaknya investasi, tapi kalau masyarakat memikirkan bagaimana tanah saya ini mau dibangun apa,’’ ujar Imanda.

Misalnya ada keluhan nih, warga terganggu dengan adanya bengkel yang ada di pemukiman penduduk atau ada rumah sakit yang membuang limbahnya kemudian rumah sakit tersebut dapat menyebabkan macet ini yang mestinya diselesaikan oleh RDTR.

Ini bukan berbicara mengenai investasi saja, sebenarnya kehidupan masyarakat yang penting. ‘’Kita semua ingin media yang menyosialisasikan. Palembang ini sebenarnya tidak terencana Kotanya. Jadi kalau kita lihat struktur infrastruktur itu sebenarnya untuk memenuhi orang lewat rumah dan keluar rumah hanya sebatas itu tapi akhirnya makin banyak dan makin banyak tanah di sini ada ekonomi yang tumbuh makin cepat dibandingkan dengan daerah lain di Sumsel,’’ ujarnya.

Saat Kota Palembang semakin tumbuh, coba kita lihat struktur daerah kita Palembang, kita tidak punya RTH (Ruang Terbuka Hijau) Taman seperti di Bandung apa yang bisa membuat kita jalan di sana nggak ada.

Alun-alun sebenarnya Kota Palembang ada lho, yaitu di Monpera itu sebenarnya konsepnya bukan begitu kalau zaman Belanda dulu itu tempat pengumuman pada zaman Sultan dulu mengumumkan segala pengumuman di situ.

‘’Sehingga hilangnya identitas kota, jadi Kota Palembang sekarang tidak mempunyai identitas diri,’’ tegas Imanda.

‘’Kembali lagi ke Pak Walikota dan jajarannya saya akan mencoba merestrukturisasi lagi bagaimana standar sebuah kota yang enak dan nyaman. Masalahnya ada kondisi sosial yang masyarakatnya menguasai tanah banyak sehingga menjadi problem dan menjadi tantangan kita ke depan untuk merekonstruksi lagi Kota Palembang ini. Tadi kan ada titik-titik tertentu. Coba kita rekonstruksi kembali dalam sebuah sistem kota di mana kita punya taman-taman dengan akses informasi yang murah, karena Kota Palembang ini sudah mempunyai modal yang banyak, ada LRT yang pertama kali di Indonesia dan ini merupakan modal utama untuk mengembangkan titik-titik baru yang terkendala dengan biaya untuk membangun kota itu kan mahal tidak bisa pemerintah semua,’’ tegas Imanda lagi.

Selain itu, Imanda juga menawarkan konsep Brd atau semacam konsep sinergi yang tidak hanya dari kota. Kota Palembang banyak yang harus dibenahi karena kondisi fisik Kota Palembang basah yang pertama pengeringan lahannya secara alami tanpa mengganggu siklus alami Kota Palembang sendiri. Kemudian masalah struktur tadi di mana kepalanya dan dimana kakinya itu yang nggak jelas. ‘’Dari situlah saya akan mencoba mengembangkan sistem jalan transportasi yang dihubungkan dengan pusat-pusat yang akan kita rencanakan juga jadi di RTRW sudah kita rencanakan juga besar-besaran tematik pada pola ruang yang sudah ada dihubungkan dengan urutan seperti itu,’’ tandas Imanda.

Mengenai berapa lama proses RDTR ini, Ia mengungkapkan paling cepat tiga tahun apabila ada keseriusan lho.

Laporan : Are
Editor/Posting : Imam Ghazali

Exit mobile version