kliksumatera.com

Kebangkitan Politik Islam, Momok Bagi Barat

Oleh: Hj. Padliyati Siregar ST

Presiden Prancis Emmanuel Macron di dalam salah satu surat kabar mengeluarkan ultimatum kepada Dewan Ibadah Muslim Prancis (CFCM/Conseil Français du Culte Musulman,) untuk menandatangani piagam “nilai-nilai Republik”.

Melalui ultimatum ini selama 15 hari ke depan Dewan Ibadah Muslim Perancis diminta untuk menandatangani kesepakatan tersebut.

Ultimatum ini terjadi di tengah tuduhan bahwa pemerintah Macron menstigmatisasi Muslim menyusul tiga serangan teroris terpisah, yang dikutuk oleh masyarakat.
Marcon menginginkan agar CFCM menyatakan secara terbuka bahwa Islam hanyalah sebuah agama dan bukan gerakan politik.

Selain itu, dia juga ingin menghentikan negara-negara Muslim lain untuk membantu komunitas Muslim Prancis yang terkepung dalam apa yang dipandang Paris sebagai “campur tangan asing”.

Dua prinsip akan tertulis hitam di atas putih dalam piagam itu, yakni penolakan atas politik Islam dan campur tangan asing,” kata satu sumber kepada surat kabar Le Parisien setelah pertemuan itu, dilansir di BBC, Jumat (20/11).

Pembentukan Dewan Imam Nasional juga disepakati. CFCM sendiri dilaporkan telah sepakat membentuk Dewan Imam Nasional, yang kabarnya akan memberikan akreditasi resmi bagi para imam yang dapat ditarik.

Macron juga telah mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengatasi apa yang disebutnya “separatisme Islam” di Prancis. Langkah-langkah tersebut termasuk RUU yang luas yang berupaya mencegah radikalisasi. RUU itu diresmikan pada Rabu.

Ketakutan Barat akan penerapan Islam tepatnya Islam politik, yang menjadikan Barat mencegah betul kemunculan Islam, sekalipun baru berwujud ghirah politik.

Islam politik memang musuh sekularisme. Karena, Islam politik mewajibkan penerapan Islam kaaffah pada seluruh dimensi kehidupan manusia, tidak hanya berhenti pada ranah personal dan ritual semata. Tentu realitas itu membawa ancaman bagi Barat yang mengharamkan peran agama dalam mengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Kaum liberalis sekuler berulang kali mewacanakan bahaya polarisasi Islam politik.Barat jelas tak ingin kecolongan dalam merespons kebangkitan Islam politik, yang mereka narasikan akan menjadi conveyor belt bagi tindakan terorisme.

Padahal sejatinya hanyalah untuk melemahkan kekuatan Islam, khususnya gerakan-gerakan penegak syariat Islam. Mereka lakukan politik perang pemikiran dan yang terbukti masih relevan dijalankan hingga hari ini, yakni gerakan memecah-belah umat Islam. Kelompok moderat mereka mainkan untuk memukul gerakan Islam politik, yang mereka narasikan sebagai kelompok fundamentalis-radikal.

Untuk itu Moderasi Islam mereka gunakan untuk menikam Islam politik. Karena kaum kuffar sadar dengan Islam politiklah mercusuar Islam akan tampak dan riil menjadi solusi umat hari ini. Mereka ketakutan jika Islam politik hadir di tengan umat, akan membuat umat makin cerdas menguliti kebusukan mereka. Oleh karenanya, kebekuan berpikir umat Islam mereka langgengkan dengan jalan moderasi Islam.Memang, kebangkitan politik Islam merupakan hal yang mengerikan bagi Barat

Umat Perlu Perisai

Banyaknya persoalan yang mendera umat Islam saat ini,umat butuh sebuah institusi yang bisa menjadi perisainya. Islam butuh kepemimpinan yang kuat dan Adi daya yaitu sistim pemerintahan yang di sebut Khilafah .Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh Kaum Muslimin di dunia untuk menegakkan Syariat Islam dan mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia. Kewajiban menegakkan Khilafah didasarkan pada perintah yang tegas di dalam Al-Qur’an, As-sunnah dan ijmak sahabat.

Keberadaanya sebagai sistem kehidupan meniscayakan pada tegaknya hukum Syariah. Sebaliknya, ketiadaannya berkonsenkuensi pada lenyapnya hukum Syariah dan lahirnya kerusakan atau ummul jaraiy (induk kerusakan).

Tanpa khilafah eksistensi Islam sebagai solusi persoalan umat dan pembawa rahmat seluruh alam hilang. Mestinya umat memahami bahwa kekuatan Islam terletak pada sistem Khilafah.

Tidakkah kita merindukan masa kegemilangan Islam, yang menjadi mercusuar bagi peradaban dunia. Bahkan diakui oleh Will Durant, dalam The Story of Civilization, vol XIII, menulis : Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka.

Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapa pun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti ini belum pernah tercatat dalam sejarah setelah zaman mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan tersebar luas, hingga lahirnya berbagai ilmu, seperti sastra, filsafat dan seni yang mengalami kemajuan pesat di masa Islam, hingga menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.

Imam Al-Ghazali pernah menyampaikan : “…agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan roboh dan segala sesuatu yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang lenyap. Kita bisa melihat bagaimana kondisi Umat Islam tanpa adanya Khilafah yang menaungi kehidupannya. ***

Wallahu ‘alam bi shawwab.

Exit mobile version