kliksumatera.com

Kereta Api Batu Bara Direalisasikan, Pemkab. OKI Ingatkan PTBA

Kliksumatera.com, KAYUAGUNG- Mewujudkan Sumatera Selatan sebagai lumbung energi, Perusahaan Tambang Bukit Asam (PTBA) berencana meningkatkan kapasitas angkut batu bara dari 25 juta ton menjadi 35 juta ton per tahun dengan membangun jalur khusus batu bara melalui moda kereta api sepanjang 38,35 km yang akan melintasi 3 kabupaten dan 1 kota. Yakni Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Banyuasin, dan Kota Palembang.

Khusus di wilayah OKI, panjang rel yang akan dilintasi sepanjang 3,6 km dengan lebar 50 m. Rel tersebut berada di Desa Pedu dan Desa Simpang Kecamatan Jejawi OKI Mulai dari STA 11 sampai dengan STA 15. Rel singel track tersebut rencananya akan dilintasi oleh gerbong pengangkut batu bara dengan volume berkisar 3.000 ton perhari.

Pembangunan jalur khusus batu bara ini untuk mewujudkan Sumsel sebagai lumbung energi dengan menambah produksi hingga 60 juta ton pada 2022 mendatang dari semula hanya sekitar 25 juta ton per tahun.

“Tentunya, harus ada penambahan daya angkut agar dapat didistribusikan,” ungkap Pimpinan Proyek Pengembangan Angkutan Batu Bara, Gedri pada rapat koordinasi pembangunan jalur khusus Batubara di Pemkab OKI, Selasa, (9/7).

Dikatakan Gedri, jalur kereta api ini cukup krusial di dalam penambahan produksi perusahaan. Pasalnya, kereta api merupakan satu-satunya angkutan yang bisa mengangkut batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan.

“Produksi ini harus in line dengan kemampuan kereta api. Distribusi harus diperkuat, apalagi kebutuhan batu bara untuk proyek 35 ribu Megawatt (MW) juga diperkirakan cukup besar,” terangnya.

Adapun proyek jalur kereta api khusus batu bara ini ditarget selama tiga tahun, yaitu persiapan lahan dan perizinan pada 2019, tahap kontruksi di Januari 2020 hingga 2022. Sedangkan Januari 2023 jalur kereta sudah produksi.

Bupati OKI melalui Sekretaris Daerah, H. Husin, S. Pd, MM menyambut baik rencana pengembangan jalur angkutan khusus batubara yang melintasi wilayah OKI. Pemkab OKI menurut dia akan memberikan dukungan terhadap proyek untuk kepentingan nasional ini.

“Untuk kepentingan nasional, kami pemerintah daerah siap memfasilitasi baik dari segi administrasi maupun teknis jika sudah ada pelimpahan dari Gubernur,” ujarnya.

Sekda Husin menceritakan Kabupaten OKI banyak dilintasi proyek strategis nasional salah satunya Jalan Tol Trans Sumatera. Untuk itu koordinasi dan komunikasi antara pelaksana proyek dengan Pemkab maupun masyarakat sangat penting untuk keberlanjutan pembangunan.

“Koordinasi dan komunikasi penting dijalin untuk menanggulangi setiap permasalahan yang akan muncul sebagai dampak dari pembangunan,” ujarnya.

Sekda juga mengingatkan kepada PTBA dampak lingkungan dari pembangunan proyek angkutan batu bara mengingat jalur Kereta Api Batubara akan melintasi persawahan, perkebunan rakyat juga sempadan sungai.

“Harus benar-benar diperhatikan dampak lingkungan dari proyek ini baik amdalnya maupun dampak sosial yang akan muncul ketika pelaksanaan,” tegasnya.

Hal senada juga dikatakan Kadis PU Tata Ruang Kabupaten OKI, Ir. Hafidz, MM karena jalur kereta membutuhkan penimbunan, perlu diatur tata air, aliran sungai agar tidak mengganggu sawah dan kebun masyarakat. Selain itu kiranya perusahaan agar berkomitmen terhadap perbaikan jalan desa, jalan kabupaten maupun provinsi yang jadi akses aktivitas pembangunan proyek.

“Gejolak terjadi setelah bekerja, jadi harus benar-benar matang dalam pengelolaan,” tandasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten OKI, Ir. Syarifuddin juga meminta agar dalam pembangunan track kereta api yang mewati persawahan agar diperbanyak saluran air agar tidak pengaruhi drainase di persawahan, serta arus keluar masuk air.

“Mengingat di sana lahan produktif, harus diatur betul drainase dan arus air, jangan sampai terjadi gagal tanam atau gagal panen,” ujarnya.

Sementara itu Kadin Lingkungan Hidup OKI, Alamsyah mengungkapkan dampak lingkungan tidak terjadi dalam 1 atau 2 tahun tapi jadi warisan bagi anak cucu.

“Kuncinya diamdal, agar kiranya dipilih konsultan lingkungan yang kenal betul kondisi lapangan topografis wilayah karena dampaknya nanti bukan 1-2 tahun, akan jadi warisan anak cucu kita,” ujarnya.

Laporan : Heri/Ril
Editor/Posting : Imam Ghazali

Exit mobile version