kliksumatera.com

Memanas! AS Siap Pasang Badan Buat RI dan ASEAN di Natuna

Kliksumatera.com, JAKARTA- Amerika Serikat (AS) ‘pasang badan’ untuk negara-negara ASEAN. Ini terkait konflik di Laut China Selatan (LCS).

Sebagaimana diketahui, China mengklaim hampir 90 % wilayah tersebut adalah milik mereka. Ini membuat Negeri Tirai Bambu bersitegang dengan sejumlah negara mulai Vietnam, Filipina hingga RI di Natuna Utara.

Dalam dokumen resmi terbarunya, AS meluncurkan penelitian bagaimana China melakukan sebuah pelanggaran dalam klaimnya di LCS. Washington menyebut bahwa klaim itu melanggar hukum internasional.

Dalam rilis yang dibuat Biro Kelautan dan Lingkungan Internasional dan Urusan Ilmiah Departemen Luar Negeri, Beijing dikatakan tidak mematuhi perjanjian PBB tahun 1982 tentang hukum laut dan peraturan teritorial lainnya. AS juga meminta China untuk menghentikan kegiatannya di LCS.

“Efek keseluruhan dari klaim maritim ini adalah bahwa China secara tidak sah mengklaim kedaulatan atau beberapa bentuk yurisdiksi eksklusif atas sebagian besar LCS,” tulis rilis itu dikutip AFP, Kamis (13/1/2022).

“Klaim-klaim ini sangat merusak supremasi hukum di lautan dan banyak ketentuan hukum internasional yang diakui secara universal yang tercermin dalam Konvensi PBB.”

Penelitian ini sendiri merupakan pembaruan dari studi yang dilakukan tahun 2014. China sebelumnya mengklaim LCS dengan konsep Nine Dash Line atau sembilan garis putus-putus.

Nine Dash Line berbentuk U. Garis putus-putus ini diadopsi dari peta China tahun 1940-an, membentang dari Vietnam turun ke perairan di atas Kalimantan dan naik ke Filipina.

Sebenarnya, klaim China atas kepulauan di LCS pernah digugat di pengadilan internasional oleh Filipina. Pada 2016, pengadilan menjatuhkan putusan bahwa klaim China tidak berdasar dan Filipina merupakan pemilik sah kepulauan tersebut.

Di akhir 2021, klaim China di LCS juga menimbulkan permasalahan dengan RI. China disebut meminta RI untuk menyetop operasi pengeboran minyak dan gas di Natuna, yang terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEE).

Surat protes divers China sejak Juli lalu. Mengutip Nikkei Asia, protes diyakini terkait cadangan minyak di wilayah kerja (WK) Blok Tuna, berada di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.

LCS diyakini sebagai lautan yang kaya hasil alam, terutama migas dan ikan. Menurut CFR, di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam.

Sumber lain dari American Security Project menyebutkan bahwa cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik. Angka itu menyumbang 60% – 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.

Sumber : CNBC Indonesia/Kliksumatera.com
Posting : Imam Ghazali

Exit mobile version