Site icon

Petani di Muratara Keluhkan Harga Pupuk Subsidi Terlalu Tinggi

WhatsApp Image 2025-07-05 at 13.19.08

Kliksumatera.com, MURATARA –  Diduga kontributor pupuk bersubsidi di Muratara Sumsel menetapkan harga pupuk yang terlalu tinggi Rp 200.000 (Dua Ratus Ribu Rupiah) per sak/50 kg. Hal itu menjadikan para petani pun mengeluh, Sabtu (5/7/25).

Keluhan itu disampaikan oleh salah satu warga Desa Pantai Kertasari Kecamatan Rupit. Dirinya keberatan untuk menebus pupuk NPK dan Urea karena harga yang terlalu tinggi, meski ia sangat membutuhkan pupuk tersebut untuk kebun kelapa sawit miliknya yang hanya berkisar 5 hektar.

Pengecer dan kepala desa di wilayah Kabupaten Muratara pun menjadi kewalahan bagaimana cara untuk meringankan beban para perani di wilayahnya akibat tinggi pupuk itu sekarang. “Kami juga tidak mau memberatkan para petani di wilayah Kabupaten Muratara ini namun kami jemput bola ke kontributornya di Lubuk Linggau sudah kena ongkos transportasi, kemudian sudah kena sewa ruko, terus biaya tak terduga lainnya, sehingga saya kadang lebih memilih mundur dan tutup gudang dari pada saya melihat para petani mengeluh karena harga pupuk sudsidi ini, tapi ya gimana itu dari kontributornya,” ujar salah satu pengecer.

Begitu juga dengan Kepala Desa Pantai Kertasari  bernama Wazir. Dia mengatakan dengan perkataan yang sama bahwa dirinya tak ada sedikitpun berniat untuk mengambil keuntungan dari penyaluran pupuk bersubsidi tersebut, hanya karena kasihan melihat petani di desanya, maka dia berusaha menebus pupuk tersebut dengan uang pribadinya. “Untuk Desa Pantai Kertasari ini baru kali ini turun pupuk bersubsidi. Namun saya selaku kepala desa merasa serba salah. Ditebus dengan pengecer saya takut jadi salah, dan tidak ditebus saya kasihan melihat warga saya khususnya yang memiliki kebun, karena saya juga menebus pupuk tersebut seharga Rp 175000 (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) per sak 50 kg. Belum lagi upah bongkar muat dan ongkos transportasi. Makanya saya kasih harga Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah) persak mungkin ini hal yang wajar, karena memang dari kontributor yang ada di Kota Lubuk Linggau itu mungkin kemahalan,” ujar Kades Wazir.

Saat wartawan menghubungi kontributor berinisial H via Whatsap tidak ada tanggapan sampai berita ini tayang.

Laporan : Jun

Posting  : Imam Gazali

Exit mobile version