Oleh : Siti Nurjannah
Beberapa bulan yang lalu tepatnya bulan Juli 2023 film barbie yang baru dirilis secara global berhasil meraih prestasi gemilang. Bagaimana tidak, film yang disutradarai oleh wanita bernama Grete Gerwig itu berhasil menjuarai box office internasional dengan pendapatan sekitar 500 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7,54 triliun. Ini termasuk capaian besar dalam sejarah. Syndrom Barbie mendunia tak hanya di negara Barat, di Indonesia banyak selebriti dan publik figur yang berdandan ala-ala Barbie sebagai bentuk antusias menyambut film tersebut.
Dilansir dari SERAMBINEWS.COM – Tokoh Barbie tentu tak asing lagi. Sosok perempuan di dunia fantasi itu sering menjadi impian banyak wanita di dunia. Film barbie yang tayang di bioskop seluruh dunia pada 21 Juli 2023 disebut memiliki pesan feminis yang cukup kuat, (19/07/2023).
Syndrom Barbie adalah mereka-mereka yang berpandangan bahwa kecantikan dan kesuksesan seorang perempuan diwujudkan dalam sosok Barbie. Barbie yang selama ini menjadi ciri-ciri perempuan cantik dengan kulit putih, bola mata biru, rambut pirang, langsing dan semampai sejatinya merusak pemikiran dan menimbulkan banyak problem. Cantik dan sukses harus sesuai dengan Barbie sehingga di dunia Barat syndrom Barbie banyak menjangkiti kaum perempuan. Mereka rela melakukan hal-hal konyol bahkan membahayakan diri mereka sendiri agar bisa menyerupai sosok Barbie. Seperti makan makanan yang dipilih tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi dengan alasan takut kelebihan berat badan, sehingga langsing menjadi harapan yang pupus. Belum lagi operasi plastik yang menghabiskan dana sampai milyaran rupiah, bahkan konsekuensinya nyawa menjadi taruhan.
Syndrom Barbie memang banyak menimbulkan persoalan. Sementara persoalan-persoalan ini memang sudah lumrah terjadi ketika pola pikir dan pola sikapnya mengikuti nilai-nilai Barat sesuai dengan hawa nafsu manusia, sehingga selalu menimbulkan kerusakan. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa syndrom Barbie ini berbahaya. Kemudian mereka mengambil gagasan manusia lainnya untuk menjadi antitesis sebagaimana yang tergambar pada film Barbie ini. Konon katanya fil barbie yang baru ini mengusung paham feminisme, di sebutkan bahwa sosok Barbie yang cantik itu tidak hanya tampak dari fisik saja, tapi mempunyai keahlian yang banyak. Sosok Barbie dalam film yang baru bukanlah sosok perempuan yang lemah, yang hanya bisa beraktivitas di dalam rumah. Tetapi bisa menjadi pilot, presiden, dan orang penting dalam sebuah perusahaan. Ternyata perbedaannya tampak jelas dengan Barbie yang sebelumnya.
Perlawanan syndrom Barbie dengan ide feminisme bukanlah solusi atas problem perempuan di dunia barat. Alih-alih menghilangkan standar kecantikan sesuai dengan porsi masing-masing perempuan, malah mendorong agar perempuan melampaui fitrahnya sebagai tulang rusuk dan Ummu warobatul baity.
Sejatinya, perlawanan syndrom Barbie dengan menancapkan ide feminisme adalah bentuk eksploitasi perempuan dalam bentuk lain. Ide feminisme sendiri adalah ide yang lahir dari negara eropa yang bertujuan untuk membela hak-hak perempuan di sana, ide ini terlahir dari pemberontakan terhadap kehidupan sosial dan politik di dunia Barat. Feminisme di ibaratkan seperti konsep balas dendam atas ketidak adilan perlakuan dunia Barat terhadap perempuan, karena di dunia Barat perempuan tidak di muliakan. Bahkan di larang untuk mendapatkan pendidikan.
Konsep feminisme ini tidak lahir dari pemikiran yang utuh, dan tidak bisa menuntaskan permasalahan manusi. Feminisme hanya ingin melepaskan kaum perempuan dari ketertindasan, keterbatasan. Dan pada akhirnya perempuan bisa mendapatkan kebebasan serta memiliki apa yang boleh dimiliki oleh kaum laki-laki, bahkan sampai menyalahi kodratnya sebagai perempuan.
Islam Memuliakan Perempuan
Dalam Islam perempuan sangat dimuliakan. Islam tidak mengekang perempuan untuk mendapatkan kebaikan, Islam juga tidak memberikan kebebasan kepada perempuan sehingga bisa melakukan apa saja yang bisa merusak dirinya. Di dalam Islam, Allah memberikan tanggungjawab kepada perempuan untuk menjadi seorang ibu, melahirkan dan mencetak generasi penerus peradaban yang gemilang. Islam menyamakan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan ketaqwaan, menggambarkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surah Al-hujurat ayat 13 yang artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Ketaatan dan ketundukan kepada Allah tidak menunjukkan bahwa perempuan itu lemah. Justru menunjukkan kemampuan kaum perempuan untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan demikian perempuan bisa mengendalikan hawa nafsunya agar taat terhadap perintah dan larangan Allah sehingga harmonisasi antara laki-laki dan perempuan terwujud. Semua itu akan terjadi ketika Islam di terapkan secara kaffah. Manusia akan berperilaku sesuai dengan fitrahnya masing-masing. Wallahu’alam ….