Kliksumatera.com, INDRALAYA– Empat wartawan senior dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatra Selatan (Sumsel) mendatangi kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) di Indralaya. Mereka datang dengan mengusung Pusat Program Pendidikan Jurnalistik (P3J) bentukan PWI Sumsel untuk berbagi ilmu jurnalistik ke beragam mahasiswa. Setelah melaksanakan program pendidikan bagi internal anggota PWI, kini bergerak ke kampus perguruan tinggi negeri (PTN) terbesar di Sumsel, Unsri.
Selama satu hari, Kamis, 21 September 2023 P3J yang “digawangi” dua orang wartawan bergelar doktor – Dr Firdaus Komas & Dr Hadi Prayogo – berbagi ilmu jurnalistik dengan tajuk “Sharing Session Goes to Campus” di jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unsri dengan mengusung tema “Jurnalisme Berkualitas untuk Mahasiswa”.
Kegiatan yang dibuka Wakil Dekan I Fisip Unsri Dr Azhar yang didampingi Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Dr Husni Thamrin tersebut diikuti mahasiswa semester I dan III dari kampus Unsri di Indralaya dan Bukit Besar Palembang.
Pada pelatihan yang untuk pertama kali melibatkan narasumber dari organisasi pers PWI tersebut menghadirkan praktisi atau wartawan senior Firdaus Komar yang juga Ketua PWI Sumsel, Hadi Prayogo Direktur P3J dari Tribun Sumsel, Maspril Aries Ketua Seksi Pendidikan PWI Sumsel yang juga penggiat Kaki Bukit Literasi dan Muhamad Nasir wartawan yang juga dosen pada beberapa perguruan tinggi di Palembang.
Wakil Dekan I Azhar mengatakan, “Mahasiswa harus dibekali bukan sekedar teori. Sesuai kebijakan Mendikbudristek tentang Merdeka Belajar, ke depan Fisip Unsri akan bekerjasama dengan para praktisi. Salah satunya dengan organisasi pers PWI, selama ini untuk jurusan Ilmu Komunikasi telah menjalin dengan perusahaan pers.”
Menurut Azhar secara teori, mahasiswa sudah mendapatkan ilmu dan bekal tentang komunikasi dan jurnalistik di kampus. Melalui sharring session kali ini tentu akan berbeda, karena pematerinya adalah para praktisi media dari organisasi wartawan di Indonesia yaitu PWI Sumsel.
“Melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan bisa mendapatkan bekal dari pengalaman dari para praktisi jurnalistik dan bisa menambah wawasan yang lebih baik bagi mahasiswa Fisip Unsri,” katanya.
Pada kesempatan itu Wakil Dekan I Fisip Unsri menyampaikan, kerja sama yang sudah terjalin melalui kegiatan “Sharing Session Goes to Campus” bisa ditingkatkan lagi dalam nota kesepakatan kerjasama. “Kerja sama antara Fisip Unsri dengan PWI Sumsel yang yang kesepakatannya ditandatangani pimpinan FISIP Unsri dengan PWI Sumsel,” ujarnya.
Menanggapi keinginan Fisip Unsri untuk menjalin ikatan kesepakatan dengan PWI Sumsel, Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar mengatakan, “PWI siap untuk kerja sama tersebut. PWI ingin kerja sama ini juga bisa dikembangkan dengan kampus atau perguruan tinggi yang ada di Sumsel”.
Sementara pada “Sharing Session Goes to Campus” di Fisip Unsri materi yang disampaikan kepada mahasiswa di antaranya, “Dasar-Dasar Jurnalistik & Kode Etik Jurnalistik” oleh Hadi Prayogo, “Pers Mahasiswa dan Konvergensi Media” oleh Maspril Aries dan “Menulis Berita untuk Multimedia” oleh Muhamad Nasir.
Maspril Aries wartawan penerima Press Card Number One (PCNO) pada Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Medan menyampaikan materi tentang sejarah pers mahasiswa sejak era Orde Lama, Orde Baru dan pascareformasi.
Menurut wartawan yang juga mantan aktivis pers mahasiswa dari Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Teknokra Universitas Lampung (Unila), “Saat ini ada angin segar dan kabar gembira bagi pers mahasiswa yang ada di perguruan tinggi. Kabar gembiranya, Dewan Pers dan telah bertemu dengan Prof Nizam Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbudristek pada 16 Juni 2023”.
“Dari pertemuan tersebut, Dewan Pers diwakili Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Arif Zulkifli. Dirjen Dikti Nizam menyambut baik inisiatif Dewan Pers dalam pembentukan kesepahaman bersama antara Dewan Pers dengan Kemendikbudristek. untuk mencari titik temu solusi perlindungan bagi pers mahasiswa,” kata wartawan yang telah menulis dan menerbitkan 18 judul buku yang ditulis sendiri atau bersama-sama.
Maspril Aries menyampaikan, pers mahasiswa sendiri tetap hidup pada berbagai kampus perguruan tinggi. Seperti di Unsri ada Gelora Sriwijaya di Fisip Unsri ada pers mahasiswa Limas. Di Unila ada SKM Teknokra di Universitas Gajah Mada ada Balairung di Universitas Diponegoro ada Manunggal.
“Pers mahasiswa sendiri sejarahnya sudah ada zaman kolonial Hindia Belanda. Ada Indische Vereeneging yang diterbitkan sekelompok mahasiswa pribumi yang sedang menempuh pendidikan di Belanda. Kemudian pada masa Orde Baru ada regulasi yang mengatur pers mahasiswa. Namun pasca reformasi setelah lahirnya UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers, pers mahasiswa seperti anak ayam kehilangan induknya,” kata wartawan pemegang kompetensi wartawan utama yang pernah bergabung dengan Harian Lampung Post dan Harian Republika tersebut.
Sumber : KATANDA.ID,
Editing : Imam Gazali