Ada Apa dengan Film JKDN?

0
612

Oleh: Ai Iim

Beberapa hari lalu Film Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN) menjadi perbincangan hangat di semua kalangan dan sempat trending topic di twitter Indonesia. Film ini diputar di kanal youtube, bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharam. Film yang diinisiasi oleh sejarahwan muda Nicko Pandawa berdasama Komunitas Literasi Islam (KLI) ini ditayangkan secara live di youtube channel Khilafah Channel pada hari Kamis (20/8/20). Film ini disajikan dalam bentuk dokumenter dan diangkat dari data data otentik yang tercantum dalam skripsi milik sejarahwan Nicko Pandawa.

Sutradara sekaligus pengurus KLI pada sesi diskusi pada penayangan film JKDN Nicko Pandawa mengatakan, zaman sekarang yang menjadi trend opini adalah khilafah. Sehingga banyak yang penasaran dan mencari tahu tentang khilafah. Maka pihaknya pun membuat film ini untuk menjawab tantangan zaman. Data-data untuk membuat film JKDN ini berdasarkan data primer, daftar pustaka serta langsung ke lapangan

Senada dengan itu, Jubir JKDN, Septian AW menilai, latar belakang dalam pembuatan film dokumenter ini merupakan bentuk kepedulian, sebab belum ada film yang menunjukan hubungan khilafah dengan Nusantara.

Sementara itu, Penasehat Komunitas Literasi Islam (KLI), Ismail Yusanto mengungkapkan, sejarah itu sebagai obyek pemikiran, maka sejarah menjadi pelengkap atau pendukung dari sebuah ajaran, dalam hal ini adalah khilafah, yakni sebuah ajaran Islam yang kemudian melihat bagaimana sejarah khilafah, khususnya di Nusantara.

Film JKDN ini mengungkap sejumlah bukti sejarah tentang hubungan antara Kekhilafahan Islam yang ada di Timur Tengah dengan kawasan Nusantara.mulai dari Nisan Makam para Sultan hingga hubungan antara Samudra Pasai di Sumatra dengan Kekhilafahan di Timur Tengah. Samapi akhirnya menyebar di berbagai daerah di Nusantara, salah satunya ke Gresik, Makassar, Buton, dan sebagainya.

Namun, saat pemutaran film tentang Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN), tiba-tiba terhenti karena diduga diblokir. Belum diketahui secara pasti siapa yang memblokir film tersebut. Tapi, beberapa pihak menduga pihak pemerintah yang telah memblokir film ini. Di kanal YouTube Khilafah yang merupakan official film tersebut, muncul tulisan “konten ini tidak tersedia di domain negara ini karena ada keluhan hukum dari pemerintah”. Dan entah apa yang dikeluhkannya. Di antara komentar netizen, ada juga yang mempertanyakan isu film Jejak Khilafah di Nusantara yang diblokir pemerintah disertai screenshot.

Sebelum diblokir, pantauan jumlah penonton film ini sudah mencapai ratusan ribu, tepatnya 276.194 views (Semarangku.com). Dalam peluncuran film dokumenter ini banyak memunculkan pro dan kontra, baik dari warganet maupun kalangan sejarawan itu sendiri.

Dari sini kita dapat melihat bahwa pemerintah mengidap phobia khilafah. Mereka menganggap bahwa khilafah adalah sebuah ancaman. Padahal Sistem Khilafah telah terbukti dan berhasil selama beberapa abad lamanya membawa kesejahteraan bagi manusia di seluruh dunia, baik Muslim maupun non-Muslim. Sistem Khilafah juga mempunyai peranan penting dalam membawa Islam ke seluruh pelosok dunia lewat dakwah dan jihad. Menyatukan Jazirah Arab, Persia, Afrika, sebagian Eropa dan Asia.

Begitu membekas Islam yang dulu disebarkan Daulah Khilafah ke seluruh dunia hinga saat ini, meskipun umat Islam telah kehilangan Khilafah, namun ideologi Islam masih banyak diemban oleh sebagian individu-individu kaum muslimin. ***

Wallahu àlam bisshowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here