Begal Berstatus Pelajar, Bukti Bobroknya Pendidikan di Sistem Kapitalis

0
123

Oleh : Septiyani (Aktivis Kampus)

Kasus kekerasan dan perampasan sepeda motor kali ini terjadi lagi dengan pelaku enam orang remaja yang ternyata masih di bawah umur bahkan lima di antaranya seorang pelajar. Ke enam pelaku adalah RF (15), MA (16), AJ (15), SA (15), WF (16), dan DP (15).

Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Musi Raya, Kelurahan Sialang, Kecamatan Sako, Palembang, Sabtu (22/10/2022) sekira pukul 02.00 WIB. Akibat perbuatan pelaku, korban mengalami beberapa luka pada bagian tubuhnya akibat sabetan senjata tajam.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhammad Ngajib yang didampingi Kapolsek Sako, AKP Sulis Pujiono mengatakan bahwa jajaran Polsek Sako telah berhasil mengamankan sebanyak enam remaja di bawah umur yang terlibat aksi kekerasan dan membawa kabur motor milik korbanya, (Tribunnews.com, 26 Oktober 2022).

Jika kita amati, semua ini tak lain terjadi karena diterapkannya sistem sekuler kapitalis. Pemisahan agama dalam kehidupan disistem ini, telah membuat pemuda tak pegangan dalam menjalani kehidupan. Padahal pemuda saat itu sedang sibuk mencari jati diri, namun karena paham sekulerisme membuat mereka bebas dalam menjalani segala sesuatu, tanpa memperhatikan halal haramnya dalam agama.

Ditambah paham ini telah sampai kepada bidang pendidikan dalam sekolah. Karena agama bukanlah pelajaran yang wajib adanya, hanya sebagai pelengkap saja. Anak murid tidak lagi hormat kepada gurunya, begitu jg sebaliknya guru tak lagi menghargai muridnya. Maka wajar semua itu bisa terjadi.

Maka wajar kasus kekerasan dan pembegalan bisa saja mereka lakukan. Sebab hukumannya pun hanya sebatas sanksi dan penjara, jelas mereka tak akan jera. Butuh aturan konkrit yang harus mengatur segalanya.

Dan Islam jawabannya, Islam memandang generasi muda adalah aset bangsa. Semua ini diwujudkan secara praktis di 3 tingkat institusi yang menerapkan pendidikan Islam bagi anak yakni keluarga, masyarakat dan negara Islam (Khilafah).

Dalam keluarga, Islam telah memerintahkan para orang tua agar mendidik anak mereka dengan ketakwaan dan ketaatan. Anak-anak bisa diajarkan sejak dini untuk mengenali dirinya sebagai hamba Allah. Sehingga selama hidupnya mereka akan sadar bahwa mereka seorang mukallaf yang harus terikat sesuai hukum syariat.

Allah SWT berfirman : “peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka” (QS At-Tahrim ayat 6)

Dari sisi masyarakat, Islam memerintahkan masyarakat hidup dalam kondisi saling berbuat kebaikan dengan amar makruf nahi mungkar. Maka suasana yang terbentuk dalam masyarakat tak lain adalah suasana keimanan. Bukan suasana ingin menunjukan eksistensi dengan jalan yang salah seperti tawuran.

Adapun negara berperan sebagai penyedia pendidikan berbasis aqidah islam. Sehingga dari lembaga pendidikan terbentuk generasi yang memiliki kepribadian islam yaitu pola pikir dan pola sikap sesuai dengan ajaran Islam.

Maka wajar dalam sistem Islam tidak akan ada pelajar yang melakukan pembegalan. Karena pemuda di sistem itu akan berlomba-lomba dalam menuntut ilmu dan berbuat kebaikan.

Namun bila masih terjadi pembegalan, Islam akan menghukum tegas pelakunya. Islam memandang bahwa pembegalan masuk kedalam uqubat hudud, dimana sanksinya telah ditetapkan oleh Allah.

Sebagaimana firman Allah SWT:
Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di bumi hanyalah dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar (QS. Al-Ma’idah: 33).

Sanksi dalam Islam memiliki efek yang kuat jika diterapkan, yaitu sebagai zawajir (pencegah) berarti dapat mencegah manusia dari tindak kejahatan. Juga sebagai jawabir (penebus dosa) dikarenakan uqubat dapat menembus sanksi akhirat. Sanksi akhirat bagi seorang muslim akan gugur oleh sanksi yang dijatuhkan negara ketika di dunia. Efek ini akan terasa jika uqubat dilakukan oleh negara bukan individu muslim apalagi kelompok Islam.

Dari pendidikan dan sanksi model Islam inilah, terbukti mampu menjadi peradaban yang melahirkan generasi hebat dan luar biasa. Pintar dalam ilmu agama dan juga dunia. Bahkan tradisi ini masih dipertahankan di beberapa negeri kaum muslim meski negara islam telah tiada. Seperti di madinah, Makkah, Mauratania, Hederabad dan beberapa wilayah lainnya. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here