Buku Merah Seret Nama Tito Karnavian di Tengah Perang Bintang Polri, Nama Novel Baswedan Kembali Terdengar

0
85

Kliksumatera.com, JAKARTA– Seiring perang bintang Polri, kabar buku merah ikut bergema yang menyeret nama Tito Karnavian.

Buku merah tersebut juga terkait dengan kasus yang pernah ditangani oleh mantan anggota KPK, Novel Baswedan.

Seperti diketahui bahwa Novel Baswedan menjadi korban penyiraman air keras yang menciderai matanya dan kasus ini tdak tuntas di masa menjabatnya Tito Karnavian sebagai Kapolri.

Salah satu kasus yang ditangani oleh Novel adalah terkait dengan kasus impor daging sapi.

Kasus Novel ini telah ditangani oleh tim TGPF yang saat itu pengawasan Kabareskrim Idham Azis yang juga menggantikan Tito sebagai Kapolri berikutnya.

Zaenur Rahman selaku dari Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada Yogyakarta mengatakan dari hasil kerja tim TGPF tentang kasus yang ditangani oleh Noves, justru tidak menyebutkan kasus penting.

Salah satunya adalah kasus impor daging sapi dan dugaan penghilangan catatan dalam buku merah.

Buku merah merupakan alat bukti penting dalam kasus suap uji materi undang-undang peternakan dan kesehatan hewan yang pernah di tangani oleh KPK.

Akan tetapi terdapat halaman dari buku merah tersbeut yang dirusak oleh dua penyidik KPK dari unsur Polisi yang diduga berikan nama kapolri Tito Karnavian.

Buku merah tersebut berisikan catatan keuangan dari perusahaan Basuki Hariman yang merupakan bos dari CV Laut Perkasa.

Dalam sebuah tayangan di channel Pesantren Ojolali, menyebutkan diduga dalam catat buku merah tersebut terdapat aliran dana ke Tito Karnavian sebanyak empat kali yang mencapai miliaran rupiah yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2016.

Nama Tito Karnavian ikut terseret dalam lingkaran perang bintang setelah 7 mantan kapolri menghadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Saat menghadap Kapolri, ternyata ada dua mantan Kapolri yang tidak diajak yaitu Tito Karnavian dan Idham Azis.

Desmond J Mahesa selaku Wakil Ketua Komisi III DPR RI mengatakan bahwa mereka datang menemui Kapolri tidak mengajak dua mentan Kapolri lainnya.

Menurut Desmond hal ini menimbulkan tanda tanya ada apa di Polri, dari kejadian ini dapat dilihat bahwa ada sesuatu di tubuh Polri.

Terkait dengan oknum kepolisian yang menerima sejumlah uang, salah satu yang paling segar adalah video Ismail Bolong beberapa waktu lalu.

Dalam video tersbut, Ismail mengaku menyerahkan sejumlah uang pada Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.

Meskipun setelah itu terdapat video sanggahan Ismail Bolong terhadap mengakuannya dan mengatakan bahwa saat itu dia dipaksa untuk membacakan sebuah pengakuan oleh mantan Karopaminal Divpropam Polri Irjen Hendra Kurniawan.

Salah satu bisnis ilegal yang mencuat adalah terkait dengan tambang batu bara seperti yang terungkap dalam video Ismail Bolong.

Meskipun hanya berpangkat Aiptu, namun Ismail mampu memberikan setoran hingga 6 miliar rupiah. Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji, menjelaskan bahwa tambang ilegal merupakan lahan bermain dari oknum termasuk Polisi.

Bisnis ilegal dalam lingkaran perang bintang Polri diungkap Susno Duadji yang mengatakan bahwa peran Polisi besar di sana.

Pada tambang tambang ilegal tersebut para pengusahan tidak membayar pajak pada pemerintah dan di sinilah sebagai ranah bermain.
Tambang-tambang tersebut tidak membayar apa-apa, baik pajak hingga izin bahkan reklamasi dan semua tidak diawasi. “Di situlah bermain aparat-aparat tersebut, tidak hanya Polisi, namun juga ada aparat Pemda dan aparat keamanan lainnya. Tapi Polisilah yang paling besar peranannya,” jelas Susno.

Sumber : DISWAY.ID
Posting : Imam Gazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here