Kliksumatera.com, MURA- Siswa SD berusia 12 tahun berinisial AF di Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel), mengalami patah leher diduga akibat dikeroyok temannya di sekolah.
Kejadian miris tersebut diduga dilakukan teman sekolahnya yang masih di bawah umur.
Awalnya, bocah SD berinisial AF (12) di Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel), hanya bisa terbujur kaku di rumah sakit (RS).
Dia mengalami patah leher setelah diduga dikeroyok temannya di sekolah. “Iya benar, saat ini korban masih terbujur kaku di rumah sakit akibat patah leher dan saraf yang dia alami. Informasi korban akan menjalani operasi,” kata Kasat Reskrim Polres Musi Rawas AKP Alex Andrian, Kamis (14/10/2021).
Siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Selangit, Musi Rawas, itu menjadi korban pengeroyokan oleh temannya pada Senin (11/10) di sekolah.
Hingga hari ini, dia masih terbujur kaku diduga akibat dikeroyok tiga kakak kelasnya dan satu adik kelasnya.
“Korban dan pelaku awalnya cuma berkelahi. Saat berkelahi korban jatuh dan lehernya terbentur lantai hingga mengakibatkan cedera berat tersebut,” katanya.
Saat ini, kata Alex, pihaknya terus menyelidiki penyebab kejadian itu.
Termasuk mengambil keterangan orang tua korban, pelaku, guru, serta kepala SD tersebut.
“Kita terus selidiki, semua kita panggil, mulai dari orang tua pelaku dan korban juga guru dan kepala sekolahnya,” terangnya.
Ibu AF, Novi (41), menjelaskan, saat kejadian itu, dia sedang bekerja menyadap karet di kebun. Kemudian ayahnya (kakek korban) datang ke kebun menyuruhnya segara pulang.
“Bapakku ngomong, pulanglah dulu, anakmu dikeroyok orang di sekolah,” kata Novi.
Novi, yang kaget, langsung bergegas pulang, lalu dia mengecek ke sekolah. Namun ternyata korban sudah dibawa ke puskesmas terdekat.
“Aku langsung ke puskesmas, melihat anak saya sudah dalam keadaan tidak sadar dan memakai alat bantu oksigen,” ungkapnya.
Karena khawatir, dengan dibantu pihak sekolah langsung dibawa ke RSUD Dr Sobirin di Kota Lubuklinggau. Setelah beberapa waktu mendapatkan perawatan, anaknya kemudian dipindahkan ke ruang ICU.
Dia juga mengaku belum mengetahui pasti kronologi kejadian tersebut. Sebab, dia masih berfokus mengurus perawatan anaknya.
“Kondisinya ya gini lah, setengah koma, belum bisa komunikasi. Kalau ditanya, dia hanya buka mata sebentar habis itu tutup mata lagi. Saya belum nanya ke guru maupun ke siapa soal kejadiannya,” katanya.
Novi menyebut, dari informasi yang dia terima, anaknya itu dikeroyok 4 anak. Tiga adalah kakak kelasnya, anak kelas VI, satu lagi adik kelas korban.
“Informasi yang aku dapat, anak aku dikurung di dalam kelas. Kemudian dikeroyok. Ada yang pegang tangan, ada yang mencekik leher, ada juga yang memukul. Harapan kami minta sembuh saja,” imbuhnya.
Dia juga mengaku belum mengetahui pasti kronologi kejadian tersebut. Sebab, dia masih berfokus mengurus perawatan anaknya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas, Irwan Efendy, mengaku sudah menerima laporan terkait insiden dugaan penganiayaan yang menimpa siswa SD Lubuk Ngin tersebut.
Namun dia belum bisa menjelaskan langkah apa yang akan di ambil pihak Disdik dalam kasus ini.
“Iya, kami sudah menerima laporan soal itu. Aku belum terpikirkan, kami masih rapat,” kata Irwan saat dimintai konfirmasi terpisah.
Korban Tak Punya Biaya Operasi
Siswa SD berinisial AF (12) hanya bisa terbujur di ranjang rumah sakit (RS) karena mengalami patah leher setelah diduga dikeroyok temannya di sekolah.
Siswa di Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel), itu tidak punya biaya untuk melaksanakan operasi atas sakit yang dideritanya.
“Informasinya korban memang dari keluarga yang tidak mampu. Korban juga informasinya tidak memiliki BPJS atau KIS, jadi itulah alasannya operasi terhadap korban belum bisa dilaksanakan,” kata Kasat Reskrim Polres Musi Rawas AKP Alex Andrian, Jumat (15/10/2021).
Korban berasal dari keluarga tidak mampu. Pihak kepolisian pun ikut melakukan penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan korban.
“Kita sampai saat ini masih menggalang donasi untuk biaya pengobatan korban agar korban bisa segera menjalani operasi di rumah sakit di Palembang,” katanya.
Kondisi Terkini Bocah SD Sumsel Patah Leher
Siswa SD berinisial AF (12), yang lehernya patah akibat dikeroyok teman sekolahnya, sudah dirujuk ke rumah sakit di Palembang. Kabar terbaru, siswa SD di Musi Rawas, Sumatera Selatan, itu belum bisa dioperasi karena belum stabil.
“Iya, pasien (AF) sudah menjalani perawatan di RSMH (Palembang). Saat ini kondisinya lumpuh,” kata Pejabat Humas RSMH Palembang Suhaimi kepada detikcom, Selasa (19/10/2021).
Suhaimi menjelaskan, pihak RSMH sudah menerima pasien AF sejak Sabtu (16/10) lalu. Namun, saat itu, menurut dia, pihaknya belum bisa menjelaskan karena belum mendapatkan konfirmasi keterangan resmi.
“Pasien (AF) kita terima tanggal 16 kemarin, sudah kita tangani dan kini sudah dirawat. Dia sudah ada penanganan lebih lanjut di (ruang) NICU. Kemarin (16/10) belum bisa menjelaskan karena belum ada keterangan resmi,” katanya.
Dia mengatakan kondisi AF saat ini cukup memprihatinkan atas cedera berat yang tengah dialami saat ini. Namun dia memastikan pihaknya akan berusaha melakukan yang terbaik demi kesembuhan AF.
“Kondisinya (AF) cukup memprihatinkan. Kami akan akan berusaha memberikan yang terbaik demi kesembuhannya. Belum bisa dioperasi karena masih tahap pemulihan, kondisinya belum stabil,” katanya.
AF, kata Suhaimi, menurut keterangan dokter memerlukan perhatian khusus. Mengingat kondisinya cedera berat dan saat ini mengalami kelumpuhan.
“Pasien memang cukup memerlukan perhatian. Menurut dokter, AF mengalami cedera berat. Saat ini kondisi AK kata dokter, lumpuh,” jelasnya.
Polisi Upayakan Diversi Pengeroyok Bocah SD hingga Patah Leher di Sumsel
Polisi masih mengusut kasus dugaan pengeroyokan yang membuat siswa SD, AF (12), mengalami patah leher.
Polisi mengupayakan kasus dituntaskan di luar pengadilan.
“Masih diselidiki,” kata Kapolres Musi Rawas AKBP Efrannedy, Jumat (22/10/2021).
Terduga pelaku pengeroyokan disebut merupakan teman sekolah AF, yakni dua kakak kelas dan seorang adik kelasnya. Upaya diversi dilakukan karena para terduga pelaku masih di bawah umur.
“Masih upaya diversi atau penyelesaian di luar pengadilan, karena terduga pelaku dan korban masih anak-anak,” kata Kanit PPA Polres Musi Rawas Aiptu Rohman.
Rohman menyebut keluarga terduga pelaku bersikap kooperatif memenuhi panggilan kepolisian. Dia mengatakan polisi bakal berkoordinasi dengan Pemkab setempat.
“Secara Undang-undang Peradilan Anak, kita berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan, Dinas Sosial dan Dinas PPA untuk upaya diversi itu karena terduga pelaku usianya di bawah 12 tahun,” jelasnya.
AF saat ini dirujuk ke RSMH di Palembang. Pihak RS mengatakan AF belum bisa dioperasi karena kondisinya belum stabil.
Sumber : NKRIPOST
Posting : Imam Ghazali