Kliksumatera.com, KENDARI- Presiden RI Joko Widodo akhirnya memutuskan hanya akan menghadiri puncak Hari Pers Nasional secara virtual (daring).
Perhelatan insan pers se Indonesia itu akan dilangsungkan tanggal 7-9 Februari di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Konfirmasi kehadiran Kepala Negara secara daring disampaikan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Minggu (6/2) pagi. ”Presiden sudah memutuskan utk hadir secara daring dari Istana,” tegas Sekab.
Sebelumnya, Jokowi memang merencanakan hadir secara fisik. Konfirmasi itu disampaikan Mesesneg, Pratikno, dalam rapat dengan panitia HPN awal awal minggu ini.
Namun, sehubungan dengan pelonjakan penularan Covid-19 secara signifikan di Tanah Air, Presiden pun memutuskan hadir secara virtual. Data terbaru lonjakan Covid19 memang tak terkendali. Sabtu ( 5/2) virus sudah melonjak lebih 33 ribu orang positif dan 44 yang meninggal dunia.
Tanam Mangrove dan Lepas Anoa
Dalam kesempatan menghadiri HPN di Kendari, Presiden sudah merencanakan melakukan penanaman pohon mangrove dan melepas hewan langka Anoa. Hewan Anoa merupakan simbol khas bagi Sulawesi Tenggara yang sekarang sudah hampir punah. Ketua umum PWI Pusat yang juga Penanggung jawab HPN, Atal S Depari dalam siaran pers Kamis (3/2) menguraikan rangkaian puncak peringatan HPN 2022. Konsep acara menekankan pada tiga tujuan penyelenggaraan HPN yaitu berkontribusi kepada pembangunan di daerah, menyuarakan kepentingan nasional, dan membahas isu-isu strategis terkait kehidupan pers nasional.
Keputusan Presiden Jokowi hadiri secara HPN 2022 secara daring diapresiasi oleh banyak insan pers. Putusan itu dinilai tepat dan bijaksana di tengah melonjaknya angka penularan Covid-19 sekarang.
Seperti diwanti-wanti sendiri oleh kepala negara agar seluruh masyarakat waspada terhadap melonjaknya penularan Covid-19 di Tanah Air. Bahkan ayah Gibran dan Kaesang, itu minta rakyat menahan diri tidak keluar rumah kalau tidak terlalu urgen.
Kritik masyarakat dan pers saat Jokowi kunker di Sumatera Utara minggu ini tentu menjadi masukan berharga dan menjadi pertimbangannya.
Dua hari kunjungannya di Sumut itu ternyata aparat di daerah tidak bisa mencegah kerumunan warga setempat. Di mana pun Presiden hadir, tempat itu langsung menjadi lautan manusia. Sangat berbahaya. Presiden dan rombongan tentu aman, karena dijaga ketat oleh Pasukan Pengamanan Presiden. Tapi, kerumunan itu rentan bagi masyarakat setempat jika terpapar virus. Kita tahu fasilitas kesehatan di luar Jawa masih sangat minim. Untuk swab saja, masih perlu waktu seminggu untuk mengetahui hasilnya. Sayang, kalau Presiden Jokowi sampai jadi bulan-bulanan rakyat karena dianggap bersikap paradoks.
Sejak semalam di WAG wartawan telah beredar info mengenai pembatalan Presiden RI hadir secara fisik. Info itu bersumber dari hasil rapat video conference (vidcon) protokol Presiden RI dengan jajarannya, Sabtu (6/2) siang. Kesimpulan rapat, “rencana kunker RI 1 ke Kendari Sultra, ditunda sehubungan meningkatnya kasus Covid-19”.
Hari Lahir PWI
Peringatan Hari Pers Nasional yang dirayakan setiap tahun di Tanah Air, merupakan hari bersejarah yang mengabadikan hari lahir PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), organisasi wartawan pertama di Indonesia di Solo, 9 Februari 1946. Keputusan Presiden RI No 5 tahun 1985 kemudian menetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional.
Praktis sejak itu, HPN dilaksanakan secara bergiliran di daerah. Biasanya menjadi semacam kongres tahunan wartawan Indonesia, karena dihadiri ribuan jurnalis, dan tokoh pers dari seluruh Tanah Air.
Tahun lalu, sebenarnya peringatan HPN 2021 ditetapkan di Kendari, Sultra. Namun urung disenggarakan karena situasi pandemi, Peringatan HPN 2021 kemudian dipindahkan di DKI Jakarta, dengan pusat kegiatan di Taman Impian Jaya Ancol. Pada puncak acaranya Presiden Jokowi hadir memberi sambutan melalui virtual. Data penyebaran virus Covid19 waktu itu juga signifikan, mendekati angka 10 ribu kasus.
Sebagian acara sudah hybrid
Panitia HPN 2022 bukan tidak mengantisipasi kemungkinan melonjaknya angka penularan Covid19.
Aury Jaya, Ketua HPN 2022 dalam siaran persnya awal minggu lalu telah menggambarkan itu. Ia menjanjikan sebagian dari 40 mata acara HPN dilaksanakan secara hybrid. Maksudnya, sebagian dilangsungkan secara virtual. Puncak acara sendiri, Rabu 9 Februari, dibatasi hanya untuk 400 undangan dari biasanya 4000 tamu.
Sumber : Kliksumatera.com/Rilis
Posting : Imam Ghazali