
Oleh: Qomariah (Muslimah Peduli Generasi)
Kita tentu sedih menyaksikan umat Islam Palestina tidak bisa leluasa melakukan ibadah di masjid Al- Aqsa. meski demikian, warga Palestina tetap menunjukkan antusiasme untuk menghadiri pelaksanaan shalat Idul Fitri 1446 H di Masjid Al- Aqsa.
Beginilah suasana damai saat ribuan warga Palestina menghadiri pelaksanaan salat idul Fitri, di dekat kuil kubah batu di kompleks Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem, sesuai pengumuman Mukti besar Palestina Syaikh Muhammad Hussein (Minggu, 30/ 3/2025).
Warga Palestina terpantau sudah berkumpul dari pagi sebelum waktu salat Idul Fitri, pada pukul 06.05 waktu setempat, sesuai dengan waktu musim dingin di Masjid Al-Aqsa. CNBCindonesia (30/3/2025).
Idul Fitri adalah saat umat Islam bergembira, karena telah berhasil menjalankan ibadah pada Bulan Ramadan yang mulia dan banyak kebaikan. Namun, sungguh berbeda dengan muslim di Palestina mereka masih berjuang dalam mencari keadilan yang Hakiki.
Sayangnya, hari ini kebahagiaan tersebut belum dirasakan sepenuhnya oleh semua umat Islam di berbagai penjuru dunia, terlebih di Palestina. mereka harus berhadapan dengan penjajah yang kejam dan semakin brutal, tak mengenal belas kasihan.
Viral video seorang anak Palestina yang sedang mengumpulkan serpihan daging saudaranya ke dalam sebuah kantong. dan video ratusan keresek yang isinya bukan bantuan pangan, melainkan serpihan tubuh warga Gaza yang menjadi korban serangan brutal zion*s Yahudi.
Sungguh di luar nalar manusia, setelah berakhirnya fase pertama gencatan pada (1/3/2025), pihak zion*s kembali memberlakukan pengepungan di Gaza. Mereka kembali memutus aliran listrik sekaligus mencegah makanan, air, bahan bakar, serta obat-obatan untuk masuk ke Gaza.
Mayoritas korban pada serangan Ramadan kemarin adalah perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya, mereka diserang saat sahur dalam kondisi kelaparan dan tanpa ada pelindung sama sekali. Sebagian dari mereka jasadnya ditemukan dalam keadaan hancur hingga sulit untuk diidentifikasi.
Sejak seminggu terakhir ini, pihak zion*s Yahudi masih melakukan serangan udara dan darat ke wilayah Gaza. Genosida pun masih terus terjadi, sebagaimana pada kasus sebelumnya.
Pengeboman hebat mereka lancarkan terhadap rumah-rumah penduduk, sekolah-sekolah, masjid-masjid dan tenda-tenda pengungsian, bagi warga yang rumahnya sudah hancur. Mayoritas korban pada serangan ini adalah perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya. Mereka diserang saat sahur, dalam kondisi kelaparan dan tanpa ada pelindung sama sekali.
Begitupun 1 Syawal 1446 H, adalah Idul Fitri hari besarnya umat Islam, di mana hari itu, hari kemenangan dan kebahagiaan umat Islam, tetapi tidak dengan Islam di Palestina mereka tidak berdaya dan tidak ada tempat perlindungan, jangankan untuk baju baru untuk makan pun mereka kesusahan.
Dari Ummu ‘Athiyyah RA…. Rasulullah SAW memerintahkan wanita yang dipingit (juga wanita yang haid) pada hari Ied, untuk menyaksikan kebaikan dan seruan kaum muslimin.
Kemudian seorang wanita berkata: “Wahai Rasulullah jika di antara kami ada yang tidak memiliki pakaian, lalu bagaimana?’
Rasulullah SAW bersabda; “hendaknya temannya memakaikan sebagian pakaiannya.” (HR.AbuDaud, no.1136).
Inilah seruan kebaikan untuk perempuan di hari Idul Fitri. Tapi sayang hari ini perempuan tidak lagi dilindungi dan dihormati, karena syariat Islam tidak diterapkan.
Bahwa “Takwa” itulah hakikat kemenangan yang sesungguhnya, ada empat kunci taqwa;
Pertama, adanya rasa takut kepada Allah SWT.
Kedua, mengamalkan seluruh syariat Yang Allah turunkan.
Ketiga, Ridha dengan anugerah yang dianggap kecil (qana’ah).
Keempat, senantiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan kembali menghadap Allah SWT.
Tanpa esensi dari taqwa adalah kesiapan untuk tunduk patuh dan taat kepada ketentuan Allah SWT, baik dalam konteks individu, masyarakat, maupun negara. Hanya saja, syariat Islam hanya mungkin diterapkan seluruhnya dalam sebuah kepemimpinan atau negara yang tegak di atas akidah Islam (Khilafah), sebuah negara warisan Rasulullah SAW yang pernah menaungi dan menyatukan umat Islam sedunia, sekaligus memuliakan mereka dalam masa yang sangat panjang.
Oleh karenanya, urgensi mengembalikan sistem Islam jelas tidak bisa lagi ditawar, terlebih penegakan syariat Islam Kafah dalam naungan (Khilafah), juga merupakan kewajiban, agar supaya kehidupan ini rahmatan lil alamiin. Insya Allah. Wallahu a’lam bishawab.


