Investasi pada Perempuan Benarkah Memuliakannya?

0
103

Oleh : Yeni Aryani

Mulia dari sudut pandang apa dan di mananya? justru semakin perempuan dilibatkan dalam urusan negara semakin menggeser peranan sejatinya perempuan itu sendiri. Peranan perempuan dalam mengentaskan kemiskinan, mendukung perekonomian, membiayai responsif gender dan lainnya bukanlah solusi tunas. Dengan hadirnya perempuan dan meninggalkan kewajiban sebagai pengurus keluarga, mendidik anak-anaknya akan menciptakan masalah baru di kemudian hari.

Dilansir oleh liputan 6 com, Internasional Women Day atau hari Perempuan Internasional tanggal 8 Maret 2024. Tepat hari ini diperingati sebagai hari perempuan internasional temanya pun bukan kaleng-kaleng, “Invest in women, Accelerate Progres”. Dengan Kata lainnya “berinvestasi pada perempuan, Mempercepat Kemajuan”. Kampanyenya pun tidak main-main, “Mari kita bersatu untuk mengubah tantangan menjadi peluang dan membentuk masa depan yang lebih baik bagi semua”, perempuan tidak akan tertinggal.

Dalam kesempatan yang sama Dewi Faiz selaku Kepala Progam UN Women Indonesia menyebutkan bahwa menjamin pemenuhan hak-hak perempuan dan anak, memastikan perekonomian yang sejahtera, adil, sehat, untuk generasi mendatang di seluruh aspek kehidupan adalah dengan satu-satunya cara dengan tercapainya Tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs. Dan salah satu tantangan utama dalam pencapaian kesetaraan gender di 2030 adalah kurangnya dana tegas Dewi dalam press briefing bersama media, Jakarta Jumat tanggal 1/3/2024

Negara-negara yang menerapkan sistem demokrasi kapitalisme didorong berinvestasi pada perempuan dengan memberikan kesempatan kepada para perempuan untuk belajar dan berkarya. maka kelak negara dianggap akan mendapatkan banyak keuntungan. Anggapan atau tujuan dari negara sekuler seperti ini, adalah hanya mengharapkan sanjungan dari mata manusia dan tidak pernah jauh dari cuan dan cuan.

Perempuan didorong untuk berkerja agar dapat mengembangkan diri, baik dalam bidang perekonomian dan panggung politik. Semua ini semakin gencar di lakukan agar segera terwujudnya kesetaraan gender yang diusung elit global. Berperan atau keikutsertaannya perempuan dalam hal mengentaskan kemiskinan dan lainnya membuktikan negara berlepas tangan dan gagal dalam mengurusi tingginya angka kemiskinan di negeri yang sangat kaya, namun dimiskinkan oleh persekongkolan zalim penguasa dan pengusaha.

Inilah bukti nyata yang lahir dari sistem demokrasi yang memberikan pengaruh buruk, sistem ini rusak dan merusakan dalam segala aspek kehidupan. Pergeseran peran dan kerusakan semacam ini tidak akan pernah terjadi apabila negara ini menerapkan sistem hukum syariat Islam Kaffa sebagai dasar kepengurusan segala urusan umatnya.

Kita bisa membaca, melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana setiap harinya kita di suguhi pemberitaan baik di televisi maupun sosial media tentang tingginya angka tindakan kekerasan, seperti bullying, kenakalan remaja yang berujung hilangnya nyawa, semua ini adalah bagian dari efek sebab akibat sebuah kesalahan penempatan atau pengamalan ajaran syariat Islam. Jadi memberikan ruang para propaganda kesetaraan gender akan menjauhkan perempuan dari gambaran kemuliaan, tentunya hal ini semakin memperpanjang penderitaan perempuan di bawah penindasan sistem kapitalisme.

Dalam Islam perempuan itu adalah investasi untuk membangun peradaban yang mulia, mencerdaskan generasi yang berpola pikir, pola sikap, dan berbuat sesuai syariat. Perempuan apalagi seorang ibu adalah sebagai makhluk mulia tanpa dia harus berkerja, walaupun dalam Islam tidak melarang ia bekerja namun itu hanya untuk menyalurkan kewajiban sebagai muslimah yang diwajibkan dalam syariat untuk berdakwah bukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi apalagi sebagai tulang punggung keluarga dan lain sebagainya. Sangat jelas pula dalam Islam siapa yang harus mencukupi kebutuhan keluarga atau sebagai pencari nafkah dan negara pun wajib mengurus, melayani memberikan jaminan perlindungan, baik dalam perekonomian pendidikan kesehatan dan lainnya. Wallahu alam biswaab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here