Kliksumatera.com, LUBUKLINGGAU- Berkat kepesertaan dalam Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS) BPJS Kesehatan, Agus Astanti istri dari Dona April Shandi wartawan Kliksumatera.com, dapat selamat dari beban biaya pengobatan dan perawatan intensif dirumah sakit sejak 13-18 Juli 2024.
Dona April Shandi mengatakan sangat terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan, karena selama istrinya menjalani perawatan dan pengobatan didua rumah sakit berbeda yaitu RS AR Bunda Lubuklinggau dan RSUD Palembang Bari tercover oleh BPJS Kesehatan alias gratis.
“Alhamdulilah dari sisi biaya rumah sakit baik di Lubuklinggau maupun di Palembang semuanya terselamatkan oleh BPJS Kesehatan, bayangkan saja kalau saya tidak ada BPJS, pasti besar biaya rumah sakitnya,, apalagi sempat dirujuk ke Palembang juga,pasti bengkak biayanya,” tutur Shandi sapaan akrabnya.
Shandi sangat berterimakasih dengan pemerintah yang telah memberikan jaminan Kesehatan kepada keluarganya dan masyarakat pada umumnya melalui program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS) BPJS Kesehatan tanpa diskriminasi dan pelayanan memuaskan di fasilitas Kesehatan.
“Saya membayangkan, bagaimana mau berobat kalau tidak ada kartu KIS, ekonomi bisnis media sekarang sedang susah, alhamdulilah ada KIS, jadi untuk berobat sudah tidak menjadi beban pikiran lagi,” tambahnya.
Dikatakan, Shandi istrinya dilarikan ke RS AR Bunda Lubuklinggau pada 13 Juli 2024 malam karena mengalami sesak nafas, setelah menjalani pemeriksaan oleh tim dokter, istrinya divonis sakit jantung dan ginjal.
Kemudian pada Senin siang (15/07/2024), pihak RS AR Bunda menyarankan agar istrinya dirujuk ke RSUD Palembang Bari untuk mendapatkan perawatan lebih intensif dan menjalani proses cuci darah. “Saya sempat nanya-nanya juga, kalau misal dirujuk ke Palembang belaku tidak BPJS untuk cuci darah, ternyata bisa juga pakai BPJS, akhirnya Senin siang itu kami berangkat ke Palembang ke RSUD Palembang Bari,” ujarnya.
Dijelaskan Shandi, di RSUD Palembang Bari istrinya menjalani serangkaian pemeriksaan medis oleh dokter spesialis penyakit dalam, kemudian dilakukan transfusi darah dan selanjutnya setelah darahnya nomal dilakukan cuci darah.
Menurut Shandi, meskipun peserta PBI BPJS Kesehatan atau BPJS gratis, selama istrinya dirawat pelayanan rumah sakit tetap baik dan tidak ada perbedaan dengan pasien lainnya. “Pelayanan saya rasakan baik, pihak perawat juga cepat tanggap, alhamdulilah tidak ada dibeda bedakan pelayanannya antara BPJS gratis dengan BPJS Mandiri,” ujar Shandi.
Shandi merasa sangat bersyukur berkat BPJS Kesehatan dapat selamat dari beban biaya rumah sakit dan berkat pelayanan rumah sakit yang baik, kesehatan istrinya membaik dan dapat sembuh di kemudian hari. “Sekarang kondisinya sudah membaik, sudah bisa pulang kerumah, selanjutnya kita kontrol ke rumah sakit AR Bunda Lubuklinggau lagi untuk proses penyembuhan, mohon doanya agar istri saya cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya,” tuturnya.
Agus Astanti merupakan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Dia mengalami sakit jantung dan ginjal, dirawat intensif dari 13 hingga 18 Juli 2024 di RS AR Bunda Lubuklinggau kemudian pada 15 Juli 2024 dirujuk RS Bari Palembang.
Sementara itu, Pj Walikota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansah, mengatakan bahwa Pemerintah Kota Lubuklinggau terus berupaya meningkatkan pelayanan Kesehatan disemua fasilitas Kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta.
Di tahun ini, Pemkot Lubuklinggau menargetkan 98 persen program Universal Health Coverage (UHC) tercapai, begitu juga dengan keaktifan kepesertaannya. “Strategi impelementasinya terus kita lakukan, kita tentu menargetkan seluruh masyarakat memiliki JKN-KIS, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi saat sakit memikirkan biaya rumah sakit,” kata Pj Walikota Lubuklinggau Trisko Defriyansah.
Tidak hanya itu, selain target UHC, Pemkot Lubuklinggau juga fokus membenahi pelayanan khususnya di faskes pemerintah, baik itu sarana dan prasarana puskesmas dan rumah sakit maupun Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. “Kita tidak mau ada pasien yang tidak dilayani dengan baik, pelayanan harus prima dan memuaskan, pemkot tentu tidak akan tinggal diam untuk mewujudkan perbaikan-perbaikan pelayanan kesehatan di Kota Lubuklinggau,” pungkasnya.
Laporan : Shandy
Posting : Imam Gazali