Kapitalis Sekuler, Membuat Generasi Rapuh

0
62

Oleh : Qomariah

Kasus bunuh diri di kalangan anak-anak, dari tahun ke tahun sungguh memprihatinkan, karena bukannya semakin menurun, malahan justru semakin meningkat. Bagaimana bisa anak-anak yang notabene belum memiliki masalah kehidupan yang kompleks, seperti orang dewasa, nekat melakukan tindakan bunuh diri.

Sehingga pemerintah mencatat, setidaknya ada 20 kasus bunuh diri anak-anak sejak Januari 2023, hal itu disampaikan deputi bidang perlindungan khusus anak, kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (kemenPPPA)Nahar, KBRN, Jakarta (11/11/2023).

Nahar juga mengatakan bahwa para korban bunuh diri merupakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun, menurutnya, kebanyakan mereka yang bunuh diri disebabkan oleh depresi, perundungan dan banyak penyebabnya, bahwa korban kasus bunuh diri tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, kata Nahar kepada wartawan di kantor (kemenPPPA), Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Bagaimana bisa anak-anak yang notabene belum memiliki masalah kehidupan yang kompleks, seperti orang dewasa, nekat melakukan tindakan bunuh diri, seperti berita yang terbaru kasus anak berusia 10 tahun, dan masih duduk di bangku kelas 5 SD di Pekalongan Jawa Tengah, memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kamar, pada Rabu 22/11 lalu, diduga kuat penyebabnya adalah Karena ia merasa kecewa usai ditegur orang tuanya, karena terus-menerus bermain HP (antaranews, 23/11/2023), bahwa kasus bunuh diri anak bukan kali ini saja terjadi.

Problem serius generasi saat ini, apa penyebab semuanya bisa terjadi? Karena sekuler-kapitalisme telah mengakar dan tumbuh subur di negeri ini, sehingga pembentukan karakter anak, tidak memiliki gambaran yang jelas dan jauh dari namanya taqwa kepada Allah SWT, dan bagaimana upaya mewujudkannya, ditambah lagi kesibukan orang tua bekerja, termasuk ibu cuma mementingkan duniawi semata karena untuk menjadi trend di kalangan masyarakat, demi memenuhi gaya hidup konsumtif ala kapitalis, sehingga peluang untuk memberikan pendidikan kepada anak tidak terlaksana, dan menyebabkan kepribadian anak yang seharusnya terbentuk, melalui pendidikan yang dilakukan oleh orang tua di rumah, tidak berjalan sebagaimana semestinya.

Seharusnya pihak yang turut andil dalam membentuk generasi, selain keluarga, adalah masyarakat dan negara, tetapi saat ini masyarakat yang terbentuk, adalah masyarakat sekuler-kapitalis yang identik dengan sifat individualis, sehingga masyarakatnya cenderung membiarkan perilaku buruk terhadap anak-anak, seperti bermain HP, hingga mengakses konten-konten yang tidak mengedukasi atau merusak, sampai anak pun tumbuh menjadi individu yang liberal dan materialis.

Hal ini menunjukkan gagalnya negara melakukan kontrol dan pengawasan media dalam menyebarkan informasi dan tontonan, serta tidak ada tindakan yang tegas dari negara dalam melarang tayangan-tayangan nuansa liberal, hedon, hingga mempertontonkan kemaksiatan. Tentu semua ini sangat berperan dalam pembentukan kesehatan mental anak, sehingga mendorong seorang anak untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Untuk menghilangkan kasus bunuh diri anak, hanya sistem Islam yang mampu, sebab Islam bukan hanya agama saja, tetapi aturan hidup, semuanya diatur dalam Islam, mulai hal yang kecil sampai yang besar, hanya Islam solusi yang hakiki.

Sebab dalam Islam, bunuh diri hukumnya haram, berdasarkan firman Allah SWT,( QS.An-Nisa :29), “Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.”

Rasulullah SAW, juga pernah bersabda : “Barang siapa terjun dari sebuah bukit untuk menewaskan dirinya, maka kelak ia akan masuk neraka dalam keadaan terlempar jasadnya, ia kekal dalam neraka selama-lamanya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Sebab bunuh diri adalah tindakan yang harus dihindari oleh setiap muslim, dalam daulah Islam (khilafah) yang merupakan sistem pemerintahan Islam akan bertanggung jawab sepenuhnya untuk membentuk generasi yang sehat secara mental, sehingga mereka tidak akan melakukan perbuatan haram sedikit pun, dan mereka semua cuma menjadi generasi yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT.

Sistem Islam juga menerapkan pendidikan berasaskan akidah Islam, agar supaya generasi berkepribadian Islam, serta menguasai tsaqofah Islam, negara juga akan mengelola media sosial sehingga informasi yang beredar di masyarakat adalah perkara dakwah dan kebaikan, dengan begitu generasi akan paham jati dirinya sebagai hamba yang bertakwa, dan beramal sesuai syariat karena paham, bahwa segala hal yang ia kerjakan di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Wallahu a’lam bishawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here