By: Rita Bunda Suci (Muslimah Peduli Generasi)
Bukan hanya terjadi pada tahun ini saja. Masih hangat di ingatan kita, pada tahun 2020 kemarin, viral di media sosial facebook dan youtobe bahwa ada seorang anak yang hendak melaporkan ibu kandungnya (Detikcom, Sabtu, 29/06/2020). Pengaduan pelaku karena masalah motor, namun ditolak langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suharto.
Juga terjadi pada tahun ini, seorang anak melaporkan ibu kandungnya ke polisi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kini sang ibu yang berinisial S (36) mendekam dalam sel tahanan. Dijelaskan oleh Kapolsek Demak, bahwa tersangka telah ditahan sejak kemarin, karena berkasnya telah lengkap atau P21 (Detikcom, Sabtu 9/1/2021).
Sejatinya keluarga yang merupakan tempat berlindung, saling berkasih-sayang, saling mengasihi antarsesama anggotanya. Terutama bagi sorang ibu, yang telah memberikan semua hidupnya, untuk menyayangi, mengasihi, mendidik, melindungi anak-anaknya dengan tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Tentunya contoh keteladanan itu pun, akan mengalir kepada anak-anaknya. Mereka akan menyayangi kedua orang tuanya, sebagaimana yang dilakukan orang tua pada mereka dari bayi hingga dewasa.
Namun hal itu tidak terjadi pada sistem kapitalis hari ini, keluarga dalam interaksinya telah menghasilkan hubungan yang bernilai materialistis semata. Menjadikan hubungan ibu dan anak, hanya sebatas untung dan rugi.
Sistem sekuler liberal, telah gagal menghasilkan sikap penghormatan seorang anak kepada orang tuanya. Juga telah gagal menghasilkan ketenangan dan ketentraman dalam keluarga, yang ada keluarga malah menghasilkan generasi durhaka yang tidak memiliki rasa simpati dan hati yang keras bagaikan batu.
Bagai pepatah mengatakan, “Kasih Ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah”, dan itu terjadi pada sistem kapitalis hari ini.
Sistem kapitalis yang telah memberikan dampak kemiskinan yang berkepanjangan bagi rakyatnya, karena ketidakmampuannya dalam mengelola sumber kekayaan alam yang ada.
Limpahan kekayaan alam yang sangat luar biasa yang dimiliki oleh negara, tidak diurus dengan benar. Sehingga tidak menjadikan sumber pendapatan begara, yang akan menjadi modal untuk mensejahterakan rakyatnya.
Hubungan interaksi antara ibu dan anak akhirnya tidak berjalan dengan baik, Ibu tidak memiliki peran yang yang semestinya diberikan kepada anaknya. Para ibu menjalani kehidupan yang berat dan penuh keterpaksaan, jadilah tenaga dan pikiran para ibu lebih terfokus pada pemenuhan kebutuhan keluarga, dibandingkan perannya sebagai ummu warobatul bait. Akhirnya, lahirlah anak-anak yang dai keteladanan dan jauh dari generasi yang bertakwa.
Berbeda ketika Islam diterapkan secara sempurna, hak dan kewajiban seluruh warga negara akan terpenuhi dengan baik. Keadilan bukan hanya janji dan harapan tetapi akan terbukti dalam kehidupan nyata.
Sumber kekayaan alam milik umum, seperti gunung, lautan, hutan, Samudra, tambang dan semuanya, akan dikelola oleh negara. Keuntungan yang diperoleh oleh negara, akan diperuntukkan untuk menjamin pendidikan, kesehatan, keamanan, dan pasilitas umum yang diperoleh secara cuma-cuma dan terbaik.
Sehingga para ibu, akan lebih fokus kepada pendidikan anak-anaknya, untuk menjadikan orang yang soleh dan soleha, serta bertaqwa kepada Allah SWT. Sehingga melahirkan generasi yang penuh rasa cinta pada Allah SWT dan Rosul-Nya, juga rasa kasih sayang kepada kedua orang tuanya.
Sebagaimana Allah SWT telah menjadikan kecintaan kepada orang tua setelah kecintaannya kepada Allah dan Rosul-Nya. Firma Allah:
۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.(QS. 17: 23 -24).
Tentunya hal ini, harus didukung oleh kebijakan negara, yang memberikan pendidikan yang terbaik bagi para generasi nya untuk menghasilkan para generasi yang taat.
Sistem pendidikan yang akan menguatkan keimanan, meningkatkan penguasaan ilmu syariah dan ilmu kehidupan, juga akan mendorong pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lewat sistem Islam inilah, maka akan lahir orang-orang yang kuat dalam keimanan dan sikap menjalani kehidupan sesuai dengan syariah. Serta mampu bertahan menghadapi segala cobaan dan memiliki sifat yang penuh kasih sayang.
Maka ketika Khilafah tegak rakyat akan merasakan kehadirannya, termasuk para ibu dan anak-anak. Kebijakan yang ditetapkan oleh negara, akan mengacu pada fungsinya sebagai raa’in dan junnah (perisai) penanggung jawab dan pelindung rakyatnya.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ,
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
”Sesungguhnya Al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
“Ingatlah, kalian semua adalah penggembala, dan kalian semua penanggung jawab atas ternaknya. Seorang amir (yang memiliki kedudukan) di atas manusia ialah penggembala, dan dia penanggung jawab atas ternaknya.” (HR. Bukhari no. 2409 & Muslim no. 1829, dari hadits Ibnu Umar).
Seorang pemimpin dalam Islam akan menyadari, bahwa amanah yang diembannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan sang Kholik. Maka ketakwaan inilah yang akan menjaga sekuat tenaga para khalifah, untuk menjalankan amanah yang ada di pundaknya.
Atas kesejahteraan di bawah naungan Khilafah, maka tidak pernah akan ditemukan seorang anak yang tega mengjerumuskan ibu kandungnya ke dalam penjara, apalagi karena masalah hal yang sangat sepeleh. Sungguh memilukan! ***
Wallahualam ….