Kehormatan Perempuan Hanya Mulia dengan Islam

0
48

Oleh : Qomariah

Banyak faktor yang akhirnya mendorong seorang ibu tega menghabisi nyawa anaknya yang baru lahir, karena faktor ekonomi. fakta tersebut bukannya tidak diketahui oleh penguasa, akan tetapi penguasa cuma cukup dengan mencatat dan mendata saja, serta memberi sanksi tanpa solusi, namun sungguh miris sekali, peran sebagai pelindung itu tidak dijalankan oleh penguasa.

Telah terjadi insiden tragis di Desa Membalong Kabupaten Belitung, di mana seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun, diduga membunuh dan membuang bayi yang lahir secara normal di kamar mandi. Kejadian itu terjadi pada Kamis (18/1/2024), sekitar pukul 21.00 WIB.

Motif dari tindakan mengerikan ini diduga terkait dengan faktor ekonomi, di mana Ibu tiga anak tersebut merasa terdesak secara finansial, sang suami sangat terkejut karena selama kehamilan pelaku merahasiakan informasi tersebut, baik kepada suami maupun pihak keluarga.

Pada saat ini, menunjukkan bahwa beratnya beban ekonomi yang menghimpit masyarakat banyak, dan serta menghilangkan akal dan fitrah, berupa naluri kasih sayang ibu kepada anaknya. “Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan,” ini menggambarkan betapa besarnya rasa kasih sayang ibu kepada anaknya, tetapi dalam kondisi saat ini masih saja seorang ibu tega membunuh anaknya sendiri.

Di antaranya aspek keimanan, lemahnya iman telah membuat Ibu gelap mata dan tidak bisa berpikir jernih, ia tidak menyadari bahwa anak adalah karunia dan sekaligus amanah dari Allah SWT, yang harus dijaga sebaik-baiknya.

Faktor ketahanan keluarga, masyarakat, dan negara, seharusnya turut berperan penting dalam mencegah kejadian ibu membunuh bayinya sendiri, keluarga sepatutnya juga menjadi lingkaran yang mendukung perempuan, untuk menjalankan fungsi utamanya yakni menjadi ibu. Sementara itu dukungan dari masyarakat juga tidak berjalan dan lebih sedihnya lagi, negara yang seharusnya tampil terdepan menjadi pelindung kaum Ibu, ternyata bersikap abai.

Inilah kegagalan perlindungan di dalam sistem sekular kapitalisme mendorong kaum ibu untuk turut menanggung beban ekonomi keluarga, sehingga derita Ibu pun semakin bertumpuk-tumpuk. Ternyata negara juga bersikap abai dan nihil, dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya, penguasa sibuk beretorika dengan omong kosong, tentang pertumbuhan ekonomi, investasi dan digitalisasi, sedangkan di depan matanya banyak kaum Ibu berkubang dengan nestapa.

Sejatinya, negara adalah pihak yang memiliki peran sentral dalam melindungi para ibu, dan juga punya kemampuan untuk menanamkan keimanan yang kuat pada kaum ibu, sehingga ujian kehidupan tidak akan membuat mereka kehilangan harapan, untuk bermunajat kepada Allah SWT, negara juga adalah pihak yang seharusnya punya sistem untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, termasuk keselamatan jiwa dan raga para ibu beserta janin yang dikandungnya.

Di bawah sistem sekuler kapitalisme, negara tidak memfungsikan dirinya sebagai pelindung rakyat, peran sebagai pelindung itu tidak dijalankan oleh penguasa, penguasa justru mengabdi pada kepentingan para oligarki, semua kebijakan negara dibuat dalam rangka mengadopsi kepentingan pemilik modal saja, penguasa juga sibuk memikirkan kontestasi, demi mengamankan kursi baik untuk diri sendiri maupun dinasti, sementara berita Rakyat dianggap sebatas angin lalu yang tidak penting, tidak ada upaya mencari solusi secara hakiki, maka harus ada perubahan dan perlindungan dalam masyarakat bernegara demi mewujudkan perlindungan bagi kaum ibu, apabila diabaikan akibatnya tidak menutupi kemungkinan akan ada lagi kejadian Ibu membunuh bayinya, bahkan bisa jadi jumlahnya semakin bertambah.

Cuma Islam yang bisa memuliakan para ibu, dengan penggambaran beratnya tugas hamil dan melahirkan yang ditanggung kaum perempuan.

Dalam firman Allah SWT, “Dan kami perintahkan kepada manusia, agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya Dalam usia dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada AKu kembalimu.”(QS -Luqman : 41).

Betapa mulianya posisi seorang ibu di dalam Islam, sehingga ia merupakan kehormatan yang harus dijaga, dalam sistem Islam negara berperan sebagai junnah (perisai) yang melindungi perempuan dari berbagai kesulitan, termasuk kesulitan ekonomi, negara wajib menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme.

Di antaranya pertama, dari jalur nafkah perempuan tidak diwajibkan untuk bekerja ia berhak mendapatkan apakah dari suaminya atau walinya. Kedua, dukungan masyarakat, ketika ada salah satu anggota masyarakat yang kekurangan secara ekonomi, anggota masyarakat lain akan membantu meringankan bebannya dengan memberikan sedekah.

Ketiga, mekanisme negara, negara akan memberikan santunan kepada warga yang terkategori fakir atau miskin.

Hanya Islam, yang bisa mewujudkan sistem ekonomi dan politik, karena Islam mampu mewujudkan kesejahteraan individu- perindividu, sehingga kesejahteraan pun terwujud secara merata.

Untuk membekali dan mewujudkan generasi Islam yang cemerlang, hanya dengan penerapan syariat Islam secara kaffah, dalam naungan Khilafah, sehingga kaum ibu akan sehat jiwa dan raganya, serta mengasuh dan menyayangi anak-anaknya dengan baik, Insya Allah.

Wallahu a’lam bishawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here