Kementan RI Dukung Banyuasin Jadi Produsen Beras Nomor Satu Nasional

0
372

Kliksumatera.com, BANYUASIN- Bupati Banyuasin H Askolani bercita-cita Kabupaten Banyuasin naik peringkat menjadi daerah nomor satu sebagai penghasil beras nasional. Maka orang nomor satu di Banyuasin ini beserta jajaranya terus melakukan terobosan untuk mencapai target tersebut. Dan target tersebut mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertanian RI. Peluang itu masih terbuka mengingat Kabupaten Banyuasin memiliki luas lahan yang masih bisa dioptimalkan melebihi daerah Indramayu, Kerawang, dan Subang Jawa Barat.

Keseriusan Bupati Banyuasin H Askolani tersebut, dengan menghadirkan Menteri Pertanian yang diwakili Staf Ahli Menteri bidang investasi Pertanian Dr. Ir. Sumardjo Gatot Irianto dan Kepala Dinas Pertanian Propinsi Sumsel Ir. Antoni Alam MSi untuk meninjau Lahan Persawahan Kecamatan Rantau Bayur yang akan dioptimalkan melalui Program Petani Bangkit yakni salah satunya Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), Sabtu, (11/07).

Bupati H Askolani mengatakan Pemkab Banyuasin akan mengoptimalkan empat atau lima Kecamatan yang masih potensial untuk dikembangkan secara optimal sebagai areal persawahan tanaman pangan. Keempat kecamatan ini yakni Kecamatan Rantau Bayur, Rambutan, Tungkal Ilir, dan Selat Penuguan. Sedangkan Kecamatan Banyuasin III bisa juga dikembangkan dengan cetak sawah baru.

“Keempat kecamatan ini memiliki potensi yang sangat besar, namun selama ini belum terkelola secara optimal dan belum tersentuh teknologi. Maka kita melalui program petani bangkit akan menjadikan ke empat kecamatan ini menjadi kecamatan program Serasi dari Kementerian Pertanian, sedangkan khusus Kecamatan Banyuasin III dengan ekstensifikasi pertanian sistem cetak sawah baru,” katanya didampingi Kadis Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Banyuasin Zainuddin SP MSi.

Diterangkan Bupati Askolani, saat ini Kecamatan Rantau Bayur memiliki luas tanam 16.337 hektar, Kecamatan Rambutan 5.009 hektar, Tungkal Ilir 1.764 hektar, dan Selat Penuguan 12.710 hektar dan luas tanam tersebut masih bisa dikembangkan lagi. Begitu juga Kecamatan Banyuasin III dengan luas 1.239 hektar ini juga masih bisa dikembangkan karena banyak-banyak areal sawah yang tidak dikelola secara baik selama ini.

“Saya yakin, kalau dikelola secara optimal, akan menghasilkan produksi beras yang lebih baik, pengelolaan lahan, pengairan, benih unggul, pupuk dan alsintan akan menjadi prioritas kita ke depan,” katanya.

Target ke depan kata Bupati Askolani, pada tahun 2019 luas tanam 213.813 hektar dan tahun 2020 akan dapat tercapai seluas 263.368 hektar sehingga luas panen dan produksi akan meningkat menjadi 1.309,598 ton GKG atau setara 750.399 ton untuk menjaga Lumbung Pangan Nasional.

Maka Pemkab Banyuasin lanjut Askolani akan terus meningkatkan penggunaan benih bermutu, penyediaan pupuk yang cukup, penyediaan Alsin olah tanah modern, pengolahan tanah secara insentif dengan menggunakan Alsin TR4, penyediaan pestisida dan pengelolaan air dengan baik, memperbaiki saluran-saluran air, pintu-pintu air dan tanggul. Melakukan extensifikasi lahan produktif, perluasan lahan produksi dengan pengembangan lahan sawah baru.

Kemudian menyediakan saran panen dan pasca panen yang modern seperti pengering gabah (vertical dryer) dan membangun RMU yang modern untuk menghasilkan beras berkualitas tinggi. “Dan tahun 2020 akan membuka penerimaan Petugas Penyuluh Lapangan untuk melakukan pendampingan petani secara intens dengan target 1 desa 1 PPL, guna mencapai target kita sebagai Kabupaten penyumbang beras nomor satu nasional,” katanya.

Staf Ahli Menteri Pertanian bidang investasi Pertanian Dr. Ir. Sumardjo Gatot Irianto menilai areal persawahan Kecamatan Rantau Bayur masih bisa dioptimalkan. “Areal persawahannya luas, hanya saja belum dikelola secara baik. Saya kira program Serasi sangat tepat untuk daerah ini,” katanya.

Gatot menilai, Kabupaten Banyuasin saat ini menjadi perhatian nasional karena satu-satunya daerah penghasil beras terbesar ke 4 nasional yang berasal dari luar pulau jawa. “Dari keterangan Pak Bupati tadi, masih sangat luas lahan yang bisa di kembangkan secara optimal seperti di Kecamatan Rantau Bayur ini, tentu ini menjadi peluang tersendiri bagi Banyuasin untuk menambah luas tanam dan jumlah produksi. Rasanya sangat tepat jika Banyuasin menargetkan untuk menjadi daerah nomor satu penghasil beras nasional dan tentu Kementerian Pertanian akan dukung target tersebut,” tandasnya.

Sementara itu, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Banyuasin Zainuddin SP MSi menjelaskan luas lahan baku sawah Kabupaten Banyuasin 174.371 hektar, tahun 2019 dengan luas tanam 213.813 hektar, terdiri dari lahan pasang surut 148.658 hektar, (IP100 90.151 ha, IP200 58.007 ha, IP300 36 ha), lahan rawa lembak 25.713 hektar (IP100 21.279 ha, IP200 2.562 ha).

Dengan luas panen 208.598 ha, total produksi 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton. Lokasi paling potensial terdapat di 15 kecamatan seperti Muara Telang 23.120 ha, Air Saleh 21.391 ha, Sumber Marga Telang 10.299 ha, Makartijaya 11.000 ha, Muara Sugihan 24.292 ha, Tanjung Lago 15.226 ha, Selat Penuguan 12.710 ha, dan Rantau Bayur 16.337 ha.

Karang Agung Ilir 7.300 Ha, Banyuasin II 6.169 Ha, Muara Padang 6.974 Ha, Rambutan 5.009 Ha, Banyuasin I 3.135 Ha, Air Kumbang 2.588 Ha, Pulau Rimau 2.845 Ha, Suak Tapeh 1.308 Ha, Tungkal Ilir 1.764 Ha dan Banyuasin III 1.239 Ha. Kemudian, Talang Kelapa 909 Ha, Sembawa 557 Ha, dan Betung 202 Ha.

“Empat kecamatan akan kita optimalkan, Kecamatan Rantau Bayur, Rambutan, Tungkal Ilir, Selat Penuguan sedangkan Kecamatan Banyuasin III akan dikembangkan dengan cara cetak sawah baru sesuai dengan arahan Pak Bupati, dan kami siap kerja keras untuk mencapai target tersebut,” katanya.

Laporan : Herwanto
Editor/Posting : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here