Kenakalan Remaja Terus Menjamur, Bukti Kegagalan Sistem Sekuler

0
88

Oleh : Nur Hasanah

Seorang remaja 16 tahun di Palembang membobol rumah neneknya dan membawa lari brankas isi emas serta uang tunai puluhan juta rupiah.

Saat beraksi membobol rumah neneknya di Jalan Majapahit V Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Jakabaring, Palembang dia tidak seorang diri melainkan dilakukan berempat bersama tiga rekannya.

Dua dari remaja tersangka pencurian tersebut berinisial RBK (16) dan MDS (16) kini mendekam di tahanan Polsek Seberang Ulu I. Aksi pencurian tersebut terjadi hari Jumat (21/4/2023), sekitar pukul 02:10 WIB di rumah korban Cecep Aprianto.

Korban mengalami kerugian berupa 1 unit sepeda motor Honda Genio warna biru putih nopol BG 5579 ADB, 1 buah Berangkas merek Krisbow warna merah berisikan Uang Rp 25 juta, dan emas 1,5 suku.
Total kerugian kurang lebih Rp 44 juta rupiah. Kapolsek SU I, Kompol Firdaus mengatakan benar anggota buser Polsek SU I berhasil menangkap dua tersangka pencurian yang terjadi di Jalan Majapahit V yang sempat viral di media sosial (medsos). “Pelaku mengetahui situasi dan kondisi di tempat kejadian perkara (TKP). Sehingga dengan mudah mengambil berangkas dan sepeda motor korban,” ungkap Firdaus, Rabu (4/5/2023).

Tak hanya berdua, pelaku melakukan aksinya bersama kedua rekannya yang lain. Yang saat ini masih dalam pengejaran alias DPO yakni ZD dan AR.

Hasil curian tersebut para pelaku bagi rata dan digunakan untuk berfoya-foya dan membeli makanan dan pakaian. “Atas perbuatannya tersangka akan kita jerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian disertai pemberatan,” katanya.

Sedangkan, tersangka RBK sebelum beraksi mereka kumpul di rumah MDS bersama ZD (DPO). Untuk menyusun rencana mencuri di rumah korban, dan sepakat bertugas masing-masing saat beraksi. Lalu ZD menghubungi AR (DPO) yang datang menggunakan sepeda motor. “Saya yang memberi ide Pak, lalu kami berboncengan motor berempat menuju ke rumah korban. Sesampai di rumah korban kamu bertiga turun, sementara AR langsung pergi dengan sepeda motor,” katanya.

Saat beraksi, sambungnya, mereka memakai masker, sarung dan topi kemudian memanjat tiang listrik untuk naik ke atas genteng rumah korban. Kemudian turun persis di kamar mandi dalam rumah korban, disusul tersangka MDS, dan ZD menunggu di pintu samping belakang rumah, setelah masuk RBK lalu membuka pintu samping belakang hingga ZD ikut masuk. “Kami bertiga mengambil brankas didalam kamar nenek saya dan sepeda motor, dan kami pergi pergi bertiga membawa berangkas dengan menaiki sepeda motor korban,” katanya.

Lalu setelah berhasil, ditambahkannya, mereka lalu pergi ke rumah MDS untuk membuka brankas berisi uang dan emas sementara motor korban dibawa ZD dan AR. “Uang tunai kami bagi, dan saya mendapat jatah Rp 2,4 juta. Namun MDS tertangkap polisi dan saya juga ikut ditangkap, kami langsung dibawa ke Polsek SU I,” tutupnya.

Kasus kenakalan remaja kian marak terjadi. Semakin hari anak anak di usia remaja semakin banyak yang terjerumus ke dalam tindak kejahatan dan kemaksiatan. Dan itu menunjukkan bahwa mereka semakin kehilangan jati dirinya sebagai pemuda yang seharusnya menjadi harapan sebagai generasi penerus peradaban yang gemilang.

Seiring dengan canggihnya teknologi, akses informasi pun terbuka kian lebarnya sehingga sangat mudah bagi siapa saja untuk mendapatkannya terutama para anak remaja. Mereka bisa dengan mudah mengakses segala jenis tontonan dari hal hal yang bermanfaat hingga yang tidak layak untuk ditonton. Selain itu juga banyak komunitas online yang mengajak kepada perbuatan yang berbahaya dan kriminal. Tanpa filter yang kuat dari pemerintah, maka komunitas seperti ini berkembang dan menjamur di seluruh lini masyarakat.

Inilah satu dari sekian banyak potret buram tingkah laku generasi. Kenakalan remaja telah menjelma menjadi kriminalitas yang sangat meresahkan. Anak anak remaja berani melakukan tindakan kriminal ini tidak lepas dari adanya pengrusakan remaja yang sudah begitu mengakar. Hal ini terjadi akibat penerapan sistem kehidupan kapitalisme sekuler yang mengagungkan kebebasan. Sistem yang mengajarkan manusia untuk memisahkan aturan agama dari seluruh urusan kehidupannya.

Konsekuensi dari kehidupan sekuler adalah liberalisme, yaitu pemahaman yang membebaskan tingkah laku manusia. Manusia dianggap mampu menyelesaikan seluruh urusannya tanpa bantuan Sang Pencipta. Padahal, akal manusia lemah dan terbatas yang jika dibiarkan tanpa bimbingan wahyu akan mengantarkan pada kerusakan. Inilah pangkal malapetaka umat manusia saat ini.

Anak anak remaja semakin jauh dari pemahaman agamanya yang benar sehingga mudah untuk dirusak dan diracuni pemikiranya. Gaya kehidupan mewah dan hedon oleh remaja kaum elit dan juga artis-artis muda yang menjadi idola mereka pun turut menjadi penyebabnya.

Permasalahan remaja ini sudah sangat kompleks, dan hal ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Diantara karena lemahnya pemahaman agama dan keimanan diri remaja itu sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan selalu diawasi oleh Allah SWT sang pemilik kehidupan. Jiwa kebebasan bertingkah laku pun sudah tertanam dalam diri anak anak muda saat ini sehingga mereka hanya menuruti keinginan dan hawa nafsunya saja dalam melakukan perbuatan. Tidak lagi menjadikan aturan agama sebagai tolok ukur perbuatan.

Kemudian penyebab lainnya adalah faktor keluarga yang absen dari pengasuhan. Akibat agama dijauhkan dari kehidupan, ayah dan Ibu membangun keluarga tidak berlandaskan iman dan takwa. Banyak dari ayah-ibu yang tidak memahami bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga. Mereka dengan mudahnya menyerahkan pengasuhan pada pihak lain dengan alasan sibuk bekerja.

Akhirnya, orang tua hanya mengandalkan sekolah dalam mendidik putra-putri mereka. Padahal, anak sangat membutuhkan kehadiran kedua orang tuanya sebagai sandaran dan teladan.

Faktor sekolah dalam sistem pendidikan sekuler pun turut menjadi penyebab terjadinya berbagai kenakalan remaja. Sekolah yang menjadi andalan utama para orang tua, nyatanya memiliki segudang persoalan yang lahir dari buruknya sistem pendidikan sekuler. Pendidikan hari ini jauh dari nilai-nilai agama. Jangankan akidah Islam, generasi terus dijejali dengan akidah liberal yang membebaskan perilaku manusia.

Keberadaan negara pun menjadi faktor terbesar yang sangat berpengaruh terhadap maraknya tindak kejahatan yang dilakukan para remaja saat ini. Selain gagal menghadirkan rasa aman, negara sekuler juga gagal menjaga generasi dari buruknya berbagai tayangan di media. Negara tidak menjadi pengontrol setiap tayangan yang ada di media. Media di negara sekuler sering kali menayangkan tontonan sampah dan mempropagandakan kebebasan berperilaku. Jadilah generasi mudah sekali terpapar pornografi dan tayangan kekerasan. Ini pulalah yang turut menyuburkan tindakan kriminal di kalangan anak anak muda.

Ajaran Islam yang berasal dari wahyu Allah Ta’ala sudah pasti dapat menjawab dan menyelesaikan seluruh persoalan manusia, termasuk fenomena kenakalan remaja. Berkebalikan dengan sekularisme, Islam memandang bahwa agama harus menjadi pedoman hidup manusia. Standar perbuatan manusia adalah halal dan haram, bukan hawa nafsu yang menuhankan kebebasan. Dari sanalah kita akan meyakini bahwa Islam adalah agama yang mampu menyelesaikan seluruh urusan umat manusia.

Agama juga menjadi landasan amal seseorang yang akan mengantarkan pada bangunan rumah tangga yang berlandaskan akidah Islam. Ayah-ibu yang memahami agama akan menempatkan anak sebagai amanah yang harus dijaga sehingga pengasuhan pun akan optimal. Fungsi ayah-ibu dikembalikan pada syariat, yakni ayah mencari nafkah, sedangkan ibu menjadi ummun wa rabbatul bait.

Sistem pendidikan pun wajib berbasis akidah Islam. Pola sikap anak-anak akan sesuai dengan tuntunan syariat sehingga akan terbentuk anak anak yang berkepribadian Islam sedari dini.

Begitu juga dengan pengaturan kehidupan oleh negara. Negara dalam sistem Islam adalah negara yang akan menerapkan aturan Islam secara keseluruhan, hingga segala hal yang dapat menjadi penyebab terjerumusnya generasi muda ke dalam kemaksiatan dapat dicegah dan dihindarkan seminimal mungkin. Kehidupan yang aman dan tenteram dapat terwujud apabila sistem kehidupan yang diterapkan oleh negara adalah sistem Islam, bukan yang lain.

Wallaahua’lam bisshowaab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here