Live Bullying, Bukti Kejahatan Makin Genting

0
48

Oleh : Nina

Bandung, IDN Times – Aksi perundungan remaja di Kota Bandung viral di media sosial Instagram. Pelaku melakukan perundungan dengan cara memukul hingga korban menjerit, dan menyiarkannya secara langsung di akun Tiktok.

Berdasarkan Informasi yang dihimpun, peristiwa itu berlangsung di daerah wilayah Mekarwangi, Kota Bandung. Dari video perundungan viral ini terlihat pelaku mengucapkan kalimat tidak seronok dengan menggunakan bahasa Sunda.

Sungguh miris, tayangan yang kita tonton di berbagai media sosial, ada saja berita mengenai perundungan (bullying), baik yang terjadi di kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa bahkan di kalangan pendidikan maupun perkantoran. Banyak faktor yang menjadi penyebab perundungan (bullying). Antara lain faktor sosial dan ekonomi.

Seseorang yang melakukan perbuatan perundungan biasanya ingin dipandang hebat di mata orang lain. Yang dilakukannya adalah hal yang hebat, keren, mencari perhatian. Sehingga mereka yang melakukan (bullying) ingin mendapat pujian. Hal ini tidak akan terjadi apabila si pelaku sudah diperhatikan di dalam lingkungan keluarganya, diberikan kasih sayang oleh kedua orang tua bahkan orang – orang terdekatnya.

Di zaman sekarang ini, banyak orang tua yang kurang memberikan perhatian pada buah hati, lantaran mereka ada yang sibuk bekerja, sibuk dengan gadgetnya sendiri sehingga tujuan dari berkeluarga sendiri mereka abaikan. Ada pula orang tua yang sibuk bekerja, sang anak pun dititipkan dan diasuh oleh orang lain. Dengan hadirnya buah hati, maka orang tua seharusnya memberi perhatian yang lebih, sehingga anak-anak mereka tumbuh dengan penuh kasih sayang di bawah pengawasan orang tuanya.

Ketika sang anak tidak mendapat perhatian yang cukup. Hal tersebut dapat memicu perkembangan sang anak jadi tidak terkontrol, layaknya seorang anak ingin diperhatikan, dimanja. Tetapi hal tersebut tidak mereka dapatkan. Alhasil, ketika sudah dewasa mereka mencari perhatian diluar rumah. Lingkungan yang mendukung mereka melakukan perbuatan perundungan, teman-teman yang sepaham seakan menjadi jalan keluar bagi anak-anak yang haus akan perhatian. Makanya mereka melampiaskan dengan membullying teman-teman yang lain yang mereka anggap lemah.

Inilah awal mula perbuatan yang tidak diperbolehkan dalam agama bermula. Mereka mendapat pengakuan dari orang lain, bahwasanya yang mereka lakukan hebat, keren. Padahal hal tersebut sangat merugikan orang lain dan juga diri sendiri. Peran masyarakat dan negara juga mempengaruhi. Kontrol masyarakat terhadap kelompok orang yang ingin melakukan kemaksiatan harus dicegah. Sedangkan peran negara adalah melakukan edukasi dengan membekali ilmu agama di sekolah, dan juga apabila ada kasus seperti perundungan tersebut, maka dilakukan hukuman yang memberikan efek jera terhadap si pelaku. Mensortir tontonan yang ada di media, khususnya masalah kekerasan adalah salah satu tugas negara.

Islam tidak membenarkan apabila ada keluarga yang sampai menelantarkan anaknya hingga tidak mendapatkan perhatian. Pengasuhan bagi anak laki-laki dilakukan hingga mereka baligh. Sedangkan anak perempuan sampai mereka mendapatkan jodohnya. Dengan pondasi agama yang kuat, anak-anak tidak akan berani melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Mereka akan berpikir bahwasanya menyakiti orang lain kelak perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat di hadapan Sang Khaliq.

Pendidikan agama juga tidak lepas dari peran orang tua, mereka diajarkan dari sejak dini hingga dewasa. Tidak hanya dirumah, pun disekolah mereka dibekali ilmu agama. Itulah modal utama mereka dalam menapaki kehidupan mereka selanjutnya.

Wallahu’alam ….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here