Minyak Langka, Pola Hidup Sehat Tanpa Kolestrol!

0
145

Oleh : Ummu Misyah

Mengatasi kelangkaan minyak goreng yang saat ini terjadi, Walikota Prabumulih Ir H Ridho Yahya MM memberikan tips dengan mengajak masyarakat Kota Prabumulih mengatur pola hidup sehat tanpa makanan berminyak.

Orang nomor satu di Kota Prabumulih itu mengajak masyarakat mengambil hikmah di balik langkanya minyak goreng dimana mengajarkan untuk hidup sehat tanpa kolestrol.

“Kita ambil hikmahnya dengan langkanya minyak goreng, artinya ayo kita terapkan pola hidup sehat tanpa kolestrol,” ungkap Walikota Prabumulih Ir H Ridho Yahya MM ketika diwawancarai wartawan di ruang kerjanya, Kamis (24/2/2022).

Sementara itu disinggung jika sebelumnya Komisi II dan Dinas Perdagangan melakukan razia dan menemukan 1 ton minyak goreng yang ditimbun oknum agen sembako di kawasan pasar Kota Prabumulih, pria hoby olah raga itu mengaku pihaknya tidak terlampau ikut campur urusan itu karena distribusi minyak sudah diatur oleh Provinsi dan pusat. Ditanya dengan kelangkaan minyak saat ini apakah pihaknya akan melakukan operasi pasar, Ridho mengatakan belum dianggarkan untuk melakukan operasi pasar.

Jika pemerintah dapat menyediakan minyak goreng dengan program operasi pasar, maka artinya sebenarnya stok minyak goreng ada, namun kenapa tidak dapat diakses masyarakat?

Hal ini yang harus kita pertanyakan, bukan memberi solusi yang membuat masyarakat tidak masuk akal secara masyarakat ada yang mencari perekonomian dari dagang gorengan, lantas bagaimana cara mengaplikasikan pola hidup sehat tanpa kolestrol? Emang kolestrol dari minyak makan saja?

Hidup sehat dan jumlah kebutuhan pokok yang tersebar dalam pasar tidak ada korelasinya, bukan artinya dengan langka minyak goreng ataupun jika minyak goreng langka masyarakat tidak harus hidup sehat, namun seharusnya bagaimanapun kondisinya, pemerintah harus menjadikan kebutuhan pokok masayrakat bisa diakses dengan mudah dan dapat dibeli dengan harga yang wajar.

Dan negara seharusnya meregulasi agar bagaimana produksi minyak goreng harus mencukupi kebutuhan domestic, tidak mengikuti keinginan oligarki yang saat ini Ketika harga CPO naik dan sedang digandrungi untuk biodiesel maka perusahaan dan pengusaha besar sawit mengalihkan produksinya ke sana dan mengurangi jatah produksi domestik bagi rakyat.

Kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di tengah pandemi yang belum tahu kapan berakhir tentu akan memperlambat pemulihan ekonomi, bahkan dapat menimbulkan kegaduhan di berbagai sektor usaha. Kenaikan ini juga menambah beban rakyat karena harga-harga lainnya dapat ikut terkerek. Mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mengisi perut. Otomatis, bertambah pula pengeluaran biaya belanja untuk memenuhi kebutuhan sekeluarga.

Islam telah memberikan beberapa langkah yang harus negara lakukan dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Pertama, terkait produksi, negara akan menjaga pasokan dalam negeri. Negara membuka akses lahan yang sama bagi semua rakyat untuk memaksimalkan produksi lahan; mendukung para petani melalui modal, edukasi, pelatihan, serta dukungan sarana produksi dan infrastruktur penunjang.

Kedua, terkait distribusi. Negara akan menciptakan pasar yang sehat dan kondusif, mengawasi rantai tata niaga, dan menghilangkan penyebab distorsi pasar. Ketiga, negara mengawasi agar penentuan harga mengikuti mekanisme pasar.

Dengan demikian, jika Islam adalah solusi satu-satunya untuk mengatasi persoalan kenaikan harga, wajib bagi kita sebagai muslim untuk mengambil solusi tersebut. Caranya dengan turut memperjuangkan sistem Islam (Khilafah) agar tegak di seluruh negeri muslim. Walhasil, kekayaan SDA yang ada benar-benar bermanfaat dan bisa rakyat nikmati karena terkelola dengan baik oleh Khilafah.

Wallahubissawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here