Mudah Tersulut Emosi, Potret Kerusakan Generasi

0
178

Oleh: Rizkika Fitriani (Generasi Milenial)

Rekaman CCTV memperlihatkan belasan remaja mengejar seseorang yang berlari masuk dalam kawasan SPBU. Di lokasi kejadian, korban seorang remaja terkepung, dihajar para pelaku. Sekelompok remaja tersebut ada yang memukul serta menendang korban. Kejadian pengeroyokan ini terjadi di SPBU Makam Pahlawan, Jalan Jenderal Sudirman, Kemuning, Palembang.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 23.00 WIB itu viral di media sosial. Pengeroyokan berhenti setelah para karyawan SPBU bantu melerai kejadian tersebut. Saat kasus pengeroyokan ditangani Jatanras Polda Sumatera Selatan. (inewssumsel.id, 16/6/2022)

Dunia remaja sekarang semakin tak terarah demi mendapatkan eksistensi diri. Seperti berita di atas, gak segan-segan melakukan pengeroyokan dengan memukul dan menendang korban tanpa memperdulikan belas kasihan. Bikin ngeri ya, sob, generasi sekarang semakin nyata kerusakannya, mudah tersulut emosi akibat tak bisa mengendalikan naluri, padahal faktor penyebabnya cuma hal sepeleh lho, sob.

Beginilah kerusakan generasi hari ini semakin tak terkendali, bukan cuma terjadi sekali dua kali kasus seperti ini, bahkan sudah berulang kali. Memang sih setiap manusia pasti mempunyai naluri, contohnya naluri baqa’ mempertahankan diri, tapi kalo mudah tersulut emosi, inituh bukanlah suatu hal yang bisa dimaklumi sebagai bentuknya naluri, justru inituh kegagalan dalam mengendalikan naluri. Nah tuh.. hayo siapa disini yang mudah emosian, ngeri banget kan apalagi kalo sampai berujung pengeroyokan dan pembunuhan, waduh jadi tindak kriminal nih.

Sobat tau gak sih, kenapa kondisi remaja hari ini mudah tersulut emosi, itu karena mereka tak paham akan jati diri, padahal kan, remaja yang emosian bukanlah jati dirinya seorang muslim ya sob, Islam mengajarkan bagaimana cara mengendalikan naluri dan menjauhi perkara yang bisa menimbulkan naluri ini berkembang. Ya ginilah kalo remaja gak mengkaji Islam, mereka akan minim pengetahuan tentang pengaturan Islam, serta dangkalnya keimanan. Waduh kalo keimanan aja masih dangkal bisa berujung hidup gak mempunyai standar perbuatan,sob. Makanya banyak remaja sekarang ini gak memperdulikan halal dan haram, dan bersikap i don’t care apakah suatu tindakan tersebut merugikan orang lain, yang penting tujuan mereka terpenuhi yaitu mempertahankan diri walau dengan menimbulkan korban, naudzubillah min dzalik.

Begitu berapi-apinya semangat para pemuda meluapkan emosi mempertahankan eksistensi diri. Bener ternyata,sob, bahwa masa remaja merupakan masa dimana energi masih powerfull. Harusnya mengarahkan energi pemuda untuk dimanfaatkan menjadi pembela dan penolong agama Allah ya,sob. Kalo gini ceritanya, inimah namanya pembajakan potensi generasi. Harusnya yang bikin remaja tersulut emosi tuh ketika melihat agama Allah disingkirkan bahkan diinjak-injak oleh para musuh Islam.

Gak heran sih, sob, namanya juga hidup di sistem sekuler-liberal, potensi pemuda dibajak, dengan terjauhkannya aturan Islam hingga melahirkan generasi sekuler dan liberal. Kalo syariat aja terjauhkan dari kehidupan, gimana bisa menciptakan generasi pejuang yang beriman, boro-boro jadi pejuang Islam, mengendalikan naluri baqa’ ini aja gagal.

So, pemuda harus sadar nih bahwa generasi kita makin terancam, jika terus dibiarkan maka akan semakin hancur masa depan, karena para pemuda merupakan aset berharga yang akan melanjutkan memperjuangkan Islam, perlu diarahkan dengan pemahaman Islam mulai dari sekarang. Yuk sob mengkaji Islam, mengkaji Islam tuh penting banget lho, apalagi kita lihat hari ini syariat Islam tidak diterapkan dalam bernegara. Maka penting banget untuk kita mendekat ke aturan Allah dengan mengkajinya dengan dalam.

Dengan kita mengkaji Islam juga akan membuat kita sadar akan kesempurnaan aturan Islam, dan menjadi dorongan yang seharusnya kesempurnaan Islam digunakan untuk dijadikan asas peraturan dalam bernegara. Gak kebayang deh gimana sejahteranya jika Islam sudah diterapkan dalam kehidupan, tentunya masyarakat selalu dibekali dengan keimanan. Kalo iman sudah tertanam bagi setiap individu, maka gak akan ada lagi nih para pemuda seperti kasus di atas. Justru para pemuda berlomba-lomba melakukan kebaikan.

Terkhusus mengenai kasus pengeroyokan ini, kalo di Islam, ada yang namanya peraturan pengendalian naluri,sob. Marah merupakan bagian dari naluri baqa’, naluri ini muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka dari itu, sebagai seorang muslim diarahkan untuk hidup aman dan damai terhadap sekitar, serta diwajibkan untuk mempunyai sifat sabar. Ngomong-ngomong tentang sabar, kita juga gak boleh tinggal diam,sob kalo melihat agama Allah direndahkan oleh para pemusuh Islam, nah di sinilah potensi kita meluapkan amarah ketika melihat agama Allah direndahkan. Jadi gitu sob, kita tuh harus cinta dan benci pun harus karena Allah. Yuk kendalikan naluri, Islam dikaji, dan memperjuangkan Islam tiada henti. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here