Mudahnya Menghilangkan Nyawa dalam Sekularisme

0
497

Oleh : Ismawati

Seorang selebgram asal Makassar berinisial AP ditemukan tewas bersimbah darah di salah satu Wisma, Jalan Topaz Raya, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Jumat (5/3/2021). AP diketahui telah dibunuh oleh AS yang tidak lain adalah pacarnya sendiri. Pembunuhan ini terjadi sekitar pukul 03.00 dini hari, dilansir dari kompas.com (5/3).

Aksi AS terekam kamera pengawas CCTV dan terlihat membawa pisau dapur yang dibawanya dari rumah. Aksi ini diduga lantaran AS sakit hati kepada AP lantaran akan ditinggalkan oleh korban. Keduanya sudah menjalin hubungan selama tujuh bulan, namun satu bulan terakhir sulit dihubungi. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Kompol Supriady mengungkapkan AS ditangkap di salah satu kamar wisma, (kompas.com 5/3).

Akibat perbuatannya itu, AS terancam hukuman 15 tahun penjara. Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus memaparkan AS disangkakan Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa korban.

Menyedihkan memang, sekularisme menjadikan manusia minus nurani hingga mudahnya menghilangkan nyawa. Tatkala agama dijauhkan dalam kehidupan, rasanya hampir setiap hari kita disuguhkan dengan kasus kriminalitas berujung hilangnya nyawa. Nyawa seolah tak ada harganya. Pembunuhan sadis atas nama cinta kian merajalela.

Terlebih dalam sistem kapitalis sekuler hari ini pergaulan remaja semakin bebas. Kemudian terjebaklah para pemuda hari ini dengan gaya hidup yang liberal dalam aspek 3F (Food, Fun, and Fashion).

Media massa dan media sosial hari ini pun mudah menampilkan aksi pornografi dan pornoaksi. Alhasil, remaja terjebak gaya hidup bebas pacaran hingga tak ayal bisa berujung berhubungan suami istri.

Wajar saja, ketika wanita telah direnggut kesuciannya. Sakit hati muncul tatkala laki-laki yang berdosa itu akan meninggalkannya. Potret buram lemahnya keimanan individu hari inilah yang menyebabkan manusia mudah gelap mata.

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Di dalamnya terkandung berbagai aturan yang dapat menyelesaikan masalah dari akarnya. Sistem Islam juga mampu menghasilkan pemimpin yang bertanggung jawab atas rakyatnya.

Perlindungan yang dilakukan negara adalah pilar terbesar yang mampu menghentikan kasus kriminalitas. Berbagai pengaturan dilakukan oleh negara untuk menghentikan pembunuhan dengan berbagai faktor.

Di dalam Islam, bekal iman dan takwa sangat penting dimiliki oleh individu. Sehingga segala tindak tanduk perbuatannya akan senantiasa sesuai dengan perintah dan larangan-Nya. Untuk kasus pembunuhan Selain itu sanksi tegas juga diberikan kepada pelaku pembunuhan. Dalam Islam, kasus pembunuhan dapat dikenai hukuman qishash atau diyat (denda). Sebagaimana dalam firman Allah Swt. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian qishâsh berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh: orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, dan wanita dengan wanita…” (TQS al-Baqarah [2]: 178).

Jika keluarga korban tidak menghendaki maka akan diberikan denda senilai 100 ekor unta, 40 di antaranya dalam keadaan bunting.

Dengan penerapan sanksi tegas inilah yang akan memberikan efek jera bagi pelaku dan menciptakan rasa pencegahan agar tidak terjadi hal serupa. Tentu hal ini juga dibarengi dengan pembekalan atas sistem pergaulan. Dimana negara Islam juga perlu menghindari remaja dari pergaulan bebas atau pacaran. Karena pacaran diharamkan dalam Islam dan dapat menghantarkan pada perzinaan. Konten-konten baper yang mengundang syahwat atau pornografi hendaknya diblokir oleh negara untuk mencegah munculnya gharizah nau’ (naluri berkasih sayang) yang tidak dilampiaskan sebagaimana mestinya.

Yakinlah bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan ini hanya milik Allah SWT. Penting kembali kepada aturan Allah SWT yang telah terbukti mampu mengembalikan kesejahteraan dan keamanan bagi rakyat. Sebagai pemuda, bentengi diri dari hal-hal dan pergaulan yang dilarang oleh Agama. Karena kita hanya akan menjadi manusia rusak yang selalu berbuat dosa. ***

Wallahu a’lam bishowab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here