Mungkinkah Menjadi Negara Maju dengan Bertumpu pada Peningkatan Peran Keluarga?

0
102

Oleh: Iin zainal

Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebut Indonesia memiliki potensi gagal menjadi negara maju pada 2045 jika perekonomiannya tetap tumbuh di kisaran 5%.

Potensi itu diungkapkan dalam White Paper bertajuk Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029. Dalam White Paper tersebut terungkap bahwa Indonesia belum memenuhi syarat cukup dan syarat perlu untuk menuju negara berpendapatan tinggi layaknya China, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brazil, ketika mereka pertama kali masuk dalam kelompok negara berpendapatan tinggi.

LPEM FEB UI mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang stagnan dan tak pernah jauh di atas level kisaran 5%, pertumbuhan kredit per tahun pun tak pernah tembus 15%, rasio pajak terhadap PDB tak pernah melampaui 11% dan bahkan hanya 9,9% satu dekade terakhir, hingga kontribusi industri terhadap PDB yang terus merosot hingga kini di level 18% dan kemiskinan ekstrem yang persisten di level 1,7%.

Teguh Dartanti, Dekan FEB UI, yang menjadi salah satu penulis dalam white paper tersebut, dalam bab Menavigasi Jalan Indonesia Menuju 2045: Kesetaraan dan Mobilitas Ekonomi mengatakan, dibandingkan pemerintah Indonesia, termasuk para calon presiden dan calon wakil presiden ke depan fokus pada obsesi menjadi negara berpendapatan tinggi, sebaiknya fokus mengentaskan kemiskinan, menurunkan ketimpangan dan, membangun kelas menengah yang kuat dan inovatif. “Saya rasa ini catatan-catatan yang sangat kritis, apakah mimpi itu realistis atau bukan, atau kita perlu berpikir ulang Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Cemas 2045,” kata Teguh saat memberikan pidato kunci dalam acara peluncuran White Paper tersebut, Jumat (27/10/2023).

Apabila dilihat dari awal, Kenapa negeri ini bisa akan kehilangan peluang untuk menjadi negara maju, adalah adanya sistem kapitalisme yang di terapkan dinegeri ini, kapitalisme adalah sistem yang mencengkeram negeri ini dengan hegemoninya, dan negeri inipun menjadi negara terjajah yang bergantung pada negara lain, tidak mampu berdiri sendiri.

Bukti keterjajahan negeri ini dapat dilihat dari sumber daya alamnya yang begitu kaya, namun rakyat tidak bisa menikmati hasilnya, karena atas nama Investasi kekayaan alam tersebut akhirnya dikeruk dan dinikmati para kapital, wajar ketika perekonomian menjadi lemah, dan wajar pula jika stunting sulit untuk diberantas karena kemiskinan, kelaparan dimana mana, belum lagi korban PHK, tindakan kriminalitas semakin bertambah karena tidak ada kesejahteraan di negeri ini.

Belum lagi yg terjajah pemikirannya, mereka menjadi pribadi yang lemah dan berpikir rendah gaya hidup fomo, flexing dan malas dalam beliterasi, bahkan kerusuhan, pembunuhan, kenakalan remaja, perzinahan, prostitusi, bunuh diri menjadi fenomena di negeri ini.

Sungguh mengherankan jika ada narasi yang mengatakan bahwa keluarga menjadi pondasi negara maju, padahal fungsi sebuah keluarga adalah mencetak generasi untuk mengisi peradaban, dan persoalan negara maju seharusnya menjadi tanggung jawab negara bukan keluarga.

Namun hegemoni kapitalisme akan menjadikan negeri ini tidak memiliki tujuan bahkan abai pada kewajiban sebagai sebuah negara, sampai muncul narasi negara maju yang seharusnya menjadi kewajiban negara, malah dilimpahkan kepada keluarga, apakah mungkin sebuah keluarga bisa menjadi pondasi negara maju?

Berbeda dengan sistem Islam yang pernah diterapkan dalam Daulah Islam. Daulah Islam sendiri tegak berlandaskan ideologi Islam yang di emban keseluruhan Alam. Rosulullah SAW telah mencontohkan mekanisme bagaimana mendirikan sebuah negara.

Di dalam Islam ada tiga tahapan yang harus di realisasikan dalam bernegara. Pertama, yaitu memiliki kekuasaan untuk menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, sebagaimana Rasulullah SAW dulu ketika belum memiliki kekuasaan, untuk itu beliau mentasqif atau membina orang orang yang mau di bina di dalam partainya. maka dari pembinaan tersebut, terbentuklah orang orang yang berkepribadian yang mulia, beriman, bertakwa, mukhlis, sabar dan tangguh, mereka tak gentar menghadapi cobaan meskipun banyak rintangan, mereka juga tidak silau dengan harta dunia.

Maka ketika keimanan para sahabat sudah kuat dan turun ayat Al Quran yang memerintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rosulullah SAW menunjukkan partainya di tengah-tengah masyarakat Qurais. Dakwah pun menjadi dakwah partai yang sebelumnya hanya dakwah personal, dan dakwah politis terus didakwahkan di berbagai kalangan khususnya Ahlul Quah atau mereka yang memiliki kekuasaan.

Dengan keistoqomahan, kesabaran dan keikhlasan dalam berdakwah, hingga pertolongan Allah SWT kepada beliau sampai, melalui Sahabat Anshar Sa’ad bin Muadz yang menyerahkan kekuasaannya tanpa syarat kepada Rasulullah SAW hingga berdirilah Negara Islam di Madinah yang dipimpin oleh Rasulullah SAW.

Tahapan kedua, yaitu stabilitas kondisi politik dalam negeri, khususnya sektor ekonomi dan pertahanan, contoh kebijakan menstabilisasi ekonomi, Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, kebijakan inipun membuat sahabat yang kaya membantu sahabat yang miskin. Untuk stabilitas keamanan Rasulullah SAW membuat perjanjian antara warga negara muslim Madinah dengan kelompok kelompok kafir seperti Yahudi dan Nasrani yang di kenal sebagai Piagam Madinah.

Tahapan ketiga, yaitu dakwah dan jihad di luar negeri, Rasulullah SAW mengirim utusan utusan kenegeri negeri jazirah Arab juga kepada penguasa imperium Romawi dan Persia, beliau juga menyiapkan pasukan jihad dan menadakan pasukan kecil yang disebut saroyah. Pasukan ini dikirim keluar Madinah untuk menantang dan menggentarkan musuh, dari saroyah- saroyah ini Rasulullah dapat mengukur kekuatan pasukan untuk melakukan jihad dan futuhat membebaskan negeri-negeri yang masih dalam kekufuran.

Dan aktivitas bernegara seperti inilah yang dilanjutkan oleh para Kholifah setelah wafatnya Rasulullah SAW. Dari sini kita bisa faham, untuk menjadi negara maju atau negara adidaya, harusnya mempunyai tahapan sebagai mana yang telah Rasulullah SAW contohkan di masa kegemilangan Islam.

Pertama, kekuasaan yang haq dan dipimpin orang orang yang beriman dan bertakwa. Kedua, pengaturan politik dalam negeri harus sesuai dengan syariat Islam, dari sistem ekonomi, politik, keamanan, kesehatan, pendidikan, sosial dan sanksi. Ketiga, Aktivitas luar negeri dengan dakwah dan jihad, secara historis telah terbukti selama 1300 tahun, Daulah Khilafah menjadi negara adidaya yang memiliki posisi yg besar atas kemampuannya memberikan pengaruh kekuasaan dalam skala global.

Maka jika yang dicontohkan Rasulullah SAW ini diterapkan di negeri ini, niscaya negeri ini akan menjadi Indonesia Emas bukan Indonesia Cemas.
Wallahu alam….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here