Pacaran Buka Cela Kemaksiatan dan Bencana

0
109

Oleh : Fifi Anggraini

Nasib nahas dialami seorang siswi SMP di Palembang yang menjadi korban penganiayaan serta perampasan.

Korban yang bernama Ririn (16) merupakan warga Jalan DI Panjaitan Gang Karang Luhur, Kecamatan Plaju terbujur lemah nyaris pingsan di Jalan Demak depan SMPN 31 Palembang usai mengalami penganiayaan oleh pelaku yang tak lain merupakan pacarnya sendiri yang berinisial R, (Dilansir dari Sriwijayapost, Minggu 23 Juli 2023).

R diketahui memukul dan merampas barang milik korban berupa sepeda motor dan handphone merek Inflix.

Beruntung warga setempat yang melihat korban tergeletak langsung membawanya ke rumah Ketua RT setempat, pada Sabtu (22/7/2023) sekitar pukul 18:30 WIB.

Sementara itu ayah korban saat ini telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes Palembang.

Inilah sederet fakta terkait kehidupan generasi muda di sistem kapitalis saat ini, pergaulan bebas tanpa batas hingga perilaku penyimpangan seperti kekerasan kerap mewarnai dunia pendidikan.

Terlebih aktivitas pacaran yang saat ini menjadi hal yang tak asing lagi di kalangan pelajar dan remaja turut menyumbang kerusakan di negeri ini.

Padahal aktivitas pacaran itu mengundang bencana tidak hanya maksiat, namun juga keamanan diri sendiri. Terlebih menilik fakta yang terjadi gaya pacaran sekarang begitu toxic dan berbahaya.

Seringkali pacaran juga dijadikan sebagai tempat untuk melampiaskan hawa nafsu semata.

Peran pemerintah yang harusnya melakukan upaya seperti mengedukasi kalangan pemuda dengan melarang aktivitas pacaran karena menyelesihi syariat.

Namun saat ini negara seolah mengabaikan hal ini, bahkan tak memberikan solusi apapun terkait kebijakan yang dikeluarkan seperti misalnya mengentaskan persoalan tersebut dengan menginginkan pengesahan UU tentang aktivitas pacaran/ kumpul kebo namun masih menormalisasikan pacaran.

Alih alih mencegah kekerasan terjadi malah membuka peluang lebih besar lagi terjadinya kemaksiatan, yang tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga bisa merugikan keluarga, masyarakat, bahkan negara.

Bagaimana tidak jika telah terjadi perzinahan, lalu wanitanya hamil, maka membuat diri sendiri malu, keluarga, dan bahkan lebih mirisnya lagi akan timbul kejahatan lagi dengan membunuh anak hasil zinahnya demi menutupi aibnya.

Lantas bagaimana bisa keberkahan turun jika kemaksiatan di mana-mana dan meraja lela. Padahal Allah swt sudah mengingatkan dalam firmannya :
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk (Qs. Al – Isra ayat 32).

Jelas Allah telah melarang untuk mendekati zina, mendekatinya saja tidak boleh apalagi melakukan perzinahan.

Inilah buah hasil dari sistem kapitalisme sekularisme yang memisahkan kehidupan dengan agama, sehinga hidupnya hanya untuk mengejar materi, dan hanya ingin memuaskan hawa nafsu saja.

Dari sistem inilah terciptalah individu – individu yg lemah iman, dan menggap materilah yang sangat penting dalam hidup ini. Mengabdikan hidupnya hanya untuk mengejar dunia semata bahkan sekalipun orang yang paling di cintai dan disayang tega dilukai dan disakiti, bahkan hampir menghilangkan nyawanya demi memenuhi hawa nafsunya.

Generasi yg dikeluarkan dari sistem ini hanyalah generasi yang lemah iman, tidak punya visi dan misi yang jelas dalam hidup, rapuh sehingga tidak tahu jati diri yang sebenarnya, dan hanya ingin memenuhi hasratnya saja.

Ditambah lagi ikatan antara anak dan keluarga yang makin renggang menyebabkan anak mencari kasih sayang diluar rumah. Akibatnya mereka bergaul dengan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sementara itu kurangnya peran ayah yang merupakan qawwam bagi keluarga tidak berfungsi sebagai mana mestinya, sehingga ia dengan mudah mengizinkan anak perempuannya keluar dengan laki-laki non mahrom.

Padahal peran seorang ayah bukan hanya mempimpin, tapi juga menjaga, mengayomi, mendidik, dan mengawasi anak – anaknya dalam pergaulan, baik dalam lingkungan keluarga, dan sekitar tempat tinggal. Menjauhkan anaknya dari perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah swt, serta menjauhkan dari api mereka.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)

Keadaan ini akan jauh berbeda jika diatur dengan sistem Islam, dimana Islam akan mengajarkan, mendidik, dan mengkokohkan keimanan dalam setiap diri individu – individu masyarakatnya, taat kepada perintah Allah dan menjauhi segala larangnya, sehingga lahirlah masyarakat atau induvidu – induvidu yang taat dan jauh dari segala kerusakan.

Kehidupan pria dan wanita pun dipisah. Tidak ada ikhtilath, khalwat, menarik perhatian lawan jenis [tabarruj], apalagi pacaran hingga perzinaan.

Islam menutup rapat segala bentuk kemaksiatan dengan memberikan sanksi atau hukum yang tegas dan keras, sehingga membuat siapapun yang hendak melanggar akan berpikir ulang. Pendek kata, kehidupan sosial yang terjadi di tengah masyarakat benar-benar terarah.

Kehormatan [izzah] pria dan wanita, serta kesucian hati [iffah] mereka pun terjaga. Semuanya itu, selain karena modal ilmu, ketakwaan, sikap dan nafsiyah mereka, juga sistem yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat.

Hal ini karena sistem yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat adalah sistem yang bersumber dari Allah ta’ala yaitu Khilafah. Begitula negara menjaga kehidupan generasi muda di sistem lislam, maka wajar produktivitas generasi muda di era Khilafah ini pun luar biasa.

Sejarah mencatat banyak ilmuwan islam yang lahir dari sistem islam yang memberikan dampak luar biasa bagi perkembangan teknologi sampai saat ini.

Salah satu contohnya yaitu ilmuwan muslim bernama Abbas Ibnu Firnas, ia adalah orang pertama dari abad ke-8, yang berhasil mendemonstrasikan konsep mesin penerbangan.

Ia melakukan eksperimen untuk menemukan konsep pesawat terbang menggunakan berat.

Jika kita menilik gemilangnya daulah islam, maka Abbas Ibnu Firnas bukanlah ilmuwan satu satunya, namun ada beberapa ilmuwan muslim seperti ibnu sina, hingga Muḥammad bin Musa al-Khwawarizmi ilmuwan muslim dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Kufah, Irak.

Mereka adalah penemu yang lahir dari rahim sistem islam bukan yang lain. Mereka berkontribusi besar untuk perkembangan zaman , dapat memberikan kebermanfaat untuk umat/ masyarakat.

Maka aturan seperti ini hanya akan ada jika sistem islam atau khilafah ditegakan kembali, serta menerapkan secara keseluruhan. Maka dari itu kita harus memperjuangkan tegaknya kembali Sistem islam,l sesuai bisyarah Rasulullah. “Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam,” (HR. Imam Ahmad).

Allahualam Bisowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here