
Oleh : Khurunninun
Baru-baru ini seruan jihad untuk membela Palestina kembali menggema, kali ini datang dari para ulama internasional yang menyadari bahwa seruan ikhtiar yang selama ini dilakukan umat Islam belum mampu menghentikan penderitaan saudara- saudara kita di Gaza. Aksi demonstrasi logistik, boikot produk zionis, penggalangan bantuan logistik, hingga diplomasi politik internasional, semuanya terbukti tidak cukup menghentikan agresi brutal penjajah Israel.
Seperti yang dilansir dari merdeka.com – bahwa sejumlah ulama muslim mengeluarkan fatwa menyerukan jihad melawan Israel sebagai respons atas serangan udara di Gaza.
Sejumlah ulama muslim terkemuka baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel. Fatwa ini merupakan respon terhadap serangan udara yang terus menerus di jalur Gaza, yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa. Dikeluarkan oleh Internasional Union of Muslim Scholars (IUMS), fatwa ini didukung oleh lebih dari selusin ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam.
Fatwa tersebut menyerukan kepada semua negara muslim untuk melakukan intervensi militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan apa yang mereka sebut sebagai genosida dan penghancuran total di Gaza. Dalam pernyataan resmi, UIMS menekankan bahwa tindakan Israel terhadap warga Palestina telah melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan, (Sabtu, 5 April 2025).
Seruan jihad ini bukan sekedar wacana, melainkan bentuk keprihatinan atas kondisi nyata di Gaza yang terus memburuk. Namun, jika seruan itu hanya berhenti sebagai fatwa, tanpa ada langkah nyata, maka tidak akan membawa perubahan. Karena sejatinya, fatwa bukanlah kekuatan eksekutif. Ia tidak mengikat kecuali diikuti oleh kekuasaan yang siap mengeksekusinya.
Sementara itu, kekuatan militer sejatinya berada di tangan para penguasa negeri-negeri Islam. Ironisnya, para penguasa ini justru hanya mampu melontarkan kecaman, mengutuk, atau sekedar mengirimkan bantuan kemanusiaan, tanpa menggerakkan pasukan mereka. Padahal, umat Islam di Palestina telah menjalankan jihad difa’i (jihad defensif) dengan seluruh keterbatasan yang mereka miliki. Mereka berperang bukan karena kekuatan, tetapi karena iman dan kewajiban syar’i.
Allah SWT berfirman : “Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan…” (QS. Al-Anfal: 72). Ayat ini menegaskan kewajiban umat Islam memberikan bantuan, bahkan dalam bentuk militer, kepada sesama muslim yang diserang.
Namun, jihad ofensif untuk membebaskan Palestina dan mengusir penjajah tidak biasa dilakukan secara parsial, ia membutuhkan satu komando, satu kepemimpinan umat yang mampu mengonsolidasikan kekuatan militer negeri-negeri muslim, dan kepemimpinan itu tidak lain adalah Khilafah, institusi pemerintahan Islam yang menyatukan umat di bawah satu pemimpin (Khilafah) yang memimpin berdasarkan syariat Islam secara kaffah.
Tanpa Khilafah, jihad hanya akan menjadi seruan moral yang terputus dari kekuatan rill. Maka upaya menolong Palestina sejatinya tidak bisa dilepaskan dari agenda besar umat yakni menegakkan Khilafah sebagai institusi yang mampu menggerakkan jihad secara nyata.
Gerakan-gerakan dakwah yang tulus harus menyadarkan umat bahwa tanpa Khilafah, Palestina akan terus dijajah. Maka, memperjuangkan Khilafah bukanlah agenda pinggiran, ia adalah kewajiban yang menyangkut hidup-matinya umat, sebagai sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana perisai, yang orang-orang akan berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan Khilafah, seruan jihad akan memiliki arah dan kekuatan nyata. Dengan Khilafah, bala tentara umat Islam dapat digerakkan untuk membebaskan Palestina dan negeri-negeri muslim lain yang tertindas. Oleh karena itu, seruan jihad kepada tentara muslim harus senantiasa disertai dengan seruan untuk menegakkan Khilafah.
Sudah saatnya kita berhenti berharap pada kekuatan-kekuatan dunia yang jelas-jelas tidak berpihak. Umat Islam harus mengambil kembali kendali atas urusannya sendiri. Karena hanya dengan sistem Islam dan kepemimpinan Islam yang sejati, kemenangan akan benar-benar terwujud. Walahua’lam.


