Kliksumatera.com, BANDARLAMPUNG – Penjelasan dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, pada konferensi pers daring disiarkan oleh kanal ofisial YouTube Sekretariat Presiden RI, Senin (6/4/2020) kemarin, ikut memantik elemen muda Lampung urun suara.
Doni Monardo yang juga Kepala BNPB, di kanal berbagi video terbesar di dunia itu menyampaikan penegasan pemerintah agar anak muda tidak mendekati kelompok rentan untuk mengantisipasi bahaya persebaran cepat bencana alam non alam wabah pandemi virus corona (Covid-19).
Anak muda yang positif terjangkit virus Corona, disebut-sebut bisa menjadi pembawa maut bagi kelompok rentan.
“Pentingnya kita sekarang ke depan untuk melakukan pemisahan antara kelompok rentan, kelompok rentan ini termasuk usia lanjut. Di berbagai negara, sebagian besar yang wafat berusia di atas 60 tahun. Demikian juga kelompok rentan lain, termasuk mereka yang memiliki penyakit penyerta,” kata Doni, dikutip dari kanal itu, diakses Selasa (7/4/2020).
Demi menyikapinya, Ketua Bidang Pemuda DPD Pejuang Bravo Lima (PBL) Lampung, Deni Haddad, mengingatkan kepada generasi muda Lampung untuk menjaga diri, menjaga lingkungan, dukung pemutusan rantai penularan bencana non alam pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Menaiknya kurva tren eksponensial jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) positif Covid-19 di Lampung, meski telah ada yang dinyatakan sembuh, harus jadi alarm serius tak terkecuali bagi generasi muda milenial.
“Justru penjelasan pemerintah agar kita yang muda-muda ini sedapat mungkin sementara ini menghindari kontak fisik dengan kelompok rentan terpapar, terjangkit, dan tertular,” ujar Deni Haddad, mendampingi Ketua DPD PBL Lampung Ary Meizari Alfian, di Bandarlampung, Selasa.
Dari Doni kita kembali ke Deni. Jebolan Institut Pertanian Bogor ini menyebut seruan pemerintah itu tidak lain demi kebaikan kita sendiri, kebaikan kita bersama.
Mantan aktivis 1998 yang juga jurnalis dan sociopreneur ini menyerukan, ini saatnya pemuda pemudi Lampung untuk menunjukkan jiwa patriotisme dan cinta Tanah Air.
Dengan cara apa? “Dengan menjaga orang tua kita, keluarga kita, minimal keluarga inti kita, lingkungan sekitar, agar tak tertular. Putus rantai penularan corona, diam di rumah, belajar di rumah, bekerja di rumah, beribadah di rumah, tetap produktif di rumah, terkecuali bagi kita yang harus beraktivitas di luar rumah,” paparnya.
Menurutnya, pemerintah daerah tidak akan ada yang bisa membendung keganasan transmisi penularan virus Corona jika masyarakatnya “bandel”.
“Apalagi, generasi muda, yang justru kini telah dinyatakan sebagai ancaman terbesar penyebaran virus melalui norma baru Orang Tanpa Gejala (OTG). Gak batuk-batuk, gak demam tinggi, gak tenggorokan kering, tahu-tahu rapid test, swab test positif misalnya, apa gak bahaya?” ia mengilustrasikan.
Dari itu, lebih baik mencegah daripada mengobati. “Menunda resepsi nikah, menunda hang out sama pacar, jadian boleh janjian jangan dulu, tahan rindu, beri tahu adik dan orang tuanya, pakai masker, rajin cuci tangan, banyak doa, Inshaallah, muda bahagia, tua kaya raya, mati masuk surga, aamiin,” pesan Deni.
Bertagar #mudakerenpakaimasker, ia menyeru, “Ayo anak muda Lampung, pakai masker!”
Sementara, sejawat Deni, relawan medis PBL Lampung dr Aldo Aprizo, tegas tidak akan memeriksa calon pasien di klinik kesehatan tempat ia berpraktik di Lampung Timur, jika yang bersangkutan tidak mengenakan masker.
Hal itu ia tempuh sebagai salah satu bentuk edukasi preventif kepada warga. Dokter milenial yang juga musisi pencipta lagu produktif ini bahkan mengunggah seruannya itu lewat poster digital.
Laporan : Muzzamil
Editor/Posting : Imam Ghazali