Pentingnya Pengasuhan Anak Dalam Islam Berbeda dengan Kapitalis Sekuler

0
92

Oleh : Qomariah

Asisten Deputi bidang pemenuhan hak anak atas pengasuhan dan lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Rohika Kurniadi Sari mengatakan saat ini masih banyak anak Indonesia yang mendapatkan pola pengasuhan tidak layak, padahal Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 telah mengamanatkan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pengasuhan yang layak dari orang tuanya, Jakarta (2/4).

Berdasarkan data susenas 2020 masih terdapat 3,73% balita yang pernah mendapatkan pola pengasuhan tidak layak. Selain itu ada 15 provinsi dari 24 provinsi yang memiliki pola pengasuhan di bawah rata-rata Indonesia, padahal pengasuhan anak merupakan salah satu agenda nasional untuk memberikan yang terbaik bagi anak. Hal ini mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi perkembangan anak karena pemenuhan hak-hak anak tidak terpenuhi dengan baik, seperti hak kesehatan dan hak perlindungan, sehingga menimbulkan perasaan anak-anak muda tersinggung dan mudah putus asa bahkan mengakibatkan anak memiliki daya juang yang lemah, sehingga orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan pengasuhan yang baik termasuk memberi semangat pujian, menghargai waktu dan lain-lain,” ujar Rohika di Temanggung.

Melihat kondisi ini Kemen PPPA telah melaksanakan kegiatan sosialisasi camping anak sejahtera dalam pencegahan stunting dan fasilitas keluarga 2P (Pelopor dan Pelapor) pengasuhan keluarga untuk penurunan stunting dan pencegahan perkawinan anak di Desa Wadas Kabupaten Temanggung Maret lalu.

Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan negara akan tetap menyeret Mario Dandy Satrio (MDS), anak pejabat Ditjen pajak Kemenkeu Rafael alun-alun Tri Sambodo ke pengadilan. Dandy merupakan tersangka kasus penganiayaan terhadap David, putra dari salah satu pengurus pusat GP Ansor, dia juga mengaku tak habis pikir ada anak pejabat pajak yang tega menganiaya seseorang hingga koma. Akibat ulah anaknya ini, orang tuanya juga harus bertanggung jawab atas perlakuan dan tindakan sang anak, Jakarta KrJogja.com.

Salah Pola Asuh Anak

Salah satu hal yang dikaitkan dengan perilaku buruk anak adalah kesalahan pola asuh dalam keluarga, sehingga menyebabkan anak ini stunting dengan demikian, kita harus memandang kasus ini secara lebih holistik dan sistemis. Persoalan pengasuhan tidak hanya seputar kesiapan mental para calon pasangan suami istri sebelum memutuskan untuk menikah. Hal ini dapat terjadi karena ketidaksiapan pasangan suami istri dalam berperan sebagai orang tua, sehingga membuat anak-anak itu menjadi salah pengasuhan di masa kecilnya, oleh karena itu setelah dewasanya tidak terkontrol emosinya bisa jadi pernah mengalami trauma pada masa kecilnya, mungkin dikarenakan hidupnya serba enak dan serba boleh sejak kecil, sehingga menjadi bom martil bagi anak-anak itu sendiri.

Peran ini adalah satu keniscayaan, sehingga negara lah yang berperan dalam menjadikan semua jenjang kurikulum pendidikan, namun saat ini hal tersebut justru tidak didapatkan dalam sistem pendidikan Indonesia, karena kebijakan pendidikannya vokasional narasi, yang muncul hanya wacana reaktualisasi kurikulum pelajaran sehingga tidak sampai ke akar permasalahan. Pentingnya ilmu di sistem kapitalis sekuler, menjadi orang tua bahkan pendidikan itu cuma dijadikan salah satu peluang bisnis semata dalam mencari cuan.

Islam Punya Solusi

Hanya Islam yang bisa memahami peran penting orang tua dalam mendidik generasi, Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan dalam Qs.An, Nisa : 9
لْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Oleh karena itu Islam memiliki tuntunan bagaimana menjadi orang tua yang bisa menuntun anak-anaknya menjadi soleh dan sholeha, sehingga nantinya mewarisi generasi yang memperjuangkan Islam, tidak saja dalam menyiapkan anak untuk mengarungi kehidupan di dunia namun juga agar selamat di akhirat.

Tuntunan tersebut akan diintegrasikan dalam sistem pendidikan Islam, mengingat setiap orang, laki-laki atau perempuan akan menjadi orang tua yang bisa menjadi sahabat bagi anak nya sehingga tidak ada jarak yang terlalu jauh antara kita dengan anak.

Ini adalah bentuk tanggung jawab yang Islam bebankan kepada negara dengan tata aturan kehidupan berdasarkan Islam Kaffah. Sebagaimana khilafah sejak masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ini sebagai langkah mempersiapkan generasi muda muslim yang teguh memegang ajaran Islam, yang lahir dari keluarga-keluarga muslim miniatur peradaban Islam.

Karena Islam menyadari pentingnya generasi dalam membangun peradaban yang mulia.

Wallahu a’lam bishawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here