Perubahan Pemuda pada Ketakwaan

0
75

Oleh : Ummu Naila

Sumpah pemuda, Indonesia maju akankah membawa perubahan secara hakiki? Seperti peringatan ke-95 hari Sumpah Pemuda, mengusung tema “Bersama Majukan Indonesia,” di tengah kondisi Indonesia yang demikian terjajah secara pemikiran, bagaimana bisa terwujud secara hakiki.

Menteri koordinator (menko), bidang kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Panjaitan, membagikan pesan kepada generasi muda saat momen peringatan hari sumpah pemuda ke-95, liputan6.com, Jakarta pada Sabtu, (28/10/2023).

Menko Luhut menuturkan, di moment peringatan ke- 95 tahun Sumpah Pemuda ini, dia menyampaikan pesan sebagai seseorang senior yang juga pernah mengalami muda, jika engkau punya “privilege” ambillah kesempatan untuk terus men-challenge dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya,” tulis menko Luhut lewat akun Instagramnya.

Ia mengatakan “Peliharalah persaudaraan dan pertemanan dengan siapapun, mari jadikan perbedaan sebagai suatu energi untuk menciptakan terobosan dan inovasi dan bermanfaat bagi kemajuan Indonesia,” katanya.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan visi Indonesia maju 2045, pada HUT Indonesia ke-100, Indonesia diharapkan menjadi bangsa yang berdaulat, maju, adil, dan makmur, pada saat yang sama, pemuda diharapkan berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia maju 2045, karena visi dan misinya, yaitu kita harus bersama untuk menciptakan negara yang lebih maju, sejahtera dan berdaya saling di tingkat global,” kemenpora (19/4/2023).

Definisi Indonesia maju, Presiden Jokowi menargetkan Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomiannya, terbesar keempat atau kelima di dunia pada 2045, dan menduduki posisi 5 besar, bertumpu pada target PDB perkapita sebesar USS 30.000 pertahun, akan terwujud dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Pemerintah menetapkan bahwa strategi untuk mencapai ekonomi adalah melalui peningkatan investasi dan perdagangan luar negeri (ekspor), akan tetapi realitasnya Indonesia masih menerapkan sistem ekonomi kapitalisme liberal, yang fokus pada pertumbuhan ekonomi secara global, bukan kesejahteraan Rakyat per individu, selama masih menggunakan kapitalisme liberal, kemakmuran tidak akan terwujud secara merata.

Bahwa penguatan ekspor juga menjadi retorika belaka, ketika pemerintah justru melakukan impor besar-besaran, pada komunitas strategis termasuk pangan, beras, gula, dan sebagainya.

Di sisi lain, jelaskan penguasaan terhadap kekayaan alam diserahkan kepada swasta, sehingga mereka leluasa melarikan SDA keluar negara, sedangkan Indonesia hanya mendapatkan pajak yang tidak seberapa.

Bahwa program (MBKM), telah mengerdilkan para lulusan kampus, yang seharusnya menjadi SDM berkualitas tinggi, malah justru sekedar pengisi dunia kerja belaka. Sehingga hal ini membentuk mindset para siswa dan mahasiswi bahwa tujuan sekolah adalah untuk mendapatkan pekerjaan, tidak ada tujuan luhur untuk mencerdaskan bangsa sampai terlepas dari penjajahan.

Walhasil, visi dan misi negara ini sudah salah arah, baik itu dari segi pembangunannya, ekonomi, hukum dan pendidikan, terhadap para pemuda pun ikut salah.

Untuk bisa melakukan perubahan yang hakiki, para pemudanya harus melakukan peran aktif yang dilakukan adalah menginstal ideologi Islam pada dirinya dengan terlibat secara aktif dalam pembinaan Islam ideologis (halaqah), sebagaimana yang Rasulullah SAW adakan bersama para sahabat di rumah Arqam bin Abi Arqam.

Para pemuda di dalam halaqah, akan mendalami akidah Islam, sehingga terbentuk keimanan yang kukuh, sehingga menjadi pribadi yang bertakwa serta berkepribadian Islam, akhirnya para pemuda memiliki kesadaran untuk berdakwah bersama jemaah dalam mewujudkan perubahan terwujudnya kehidupan Islam, yaitu penerapan Islam secara Kaffah, dalam bingkai khilafah.

Bahwa solusi satu-satunya dalam mewujudkan negara maju yaitu sistem Islam (khilafah), bahwa sistem Islam pernah berjaya, menjadi adidaya dunia pada masa Utsmaniyah, semoga akan datang lagi masa itu, Insya Allah.

Wallahu a’lam bishawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here