Ribuan Ikan Mati Mendadak, Diduga Tercemar Limbah Pabrik

0
117

Oleh : Ambuk Biru

Puluhan ribu ikan di kolam warga Sukajadi, Talang Kelapa, Banyuasin, Sumsel mati mendadak. Diduga ikan mati karena tercemar limbah pabrik. Akibatnya warga menderita kerugian puluhan juta rupiah. Warga sudah berusaha seperti mengeluarkan ikan dari dalam jaring ke kolam yang lebih besar, namun ikan tetap mati. Menurut warga, berbagai upaya telah dilakukan seperti dengan membatasi kolam dengan sungai menggunakan bambu. “Ada sekitar sembilan jaring ikan semua mati. Masing-masing kisaran 30.000 anakan ikan nila. Rugi puluhan juta,” ujar Jahili, pemilik kolam ikan.

Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan Banyuasin, Sumsel mendatangi lokasi ribuan ikan mati mendadak di Sukajadi, Talang Kelapa. Petugas memeriksa dan mengambil sampel limbah tiga pabrik di sekitar lokasi dan sampel ikan yang mati. Adapun tiga pabrik yang diinspeksi petugas yakni CV Basindo Cahaya Cemerlang, PT Bumi Pasir Putih dan PT Alam Perkasa Lestari. Salah satu perusahaan ini pernah bermasalah pada pengolahan limbah sehingga mendapatkan sanksi penghentian operasi perusahaan pada 2019. sumsel.inews.id

Berbicara seputaran lingkungan pastinya tidak akan terlepas dari yang namanya pencemaran. Dimana lingkungan hidup tercipta asri tentunya sudah pasti bisa terjadi dengan sistem tata kelola lingkungan yang benar. Jika lingkungan tercemar, maka sudah pasti pula ada yang salah dari sistem tata kelola lingkungannya.

Dengan sistem kita sekarang, para pengusaha dan penguasa sudah sangat sedikit yang memikirkan rakyatnya. Dengan sistem perekonomian kapitalisme dimana para pengusaha mengeluarkan modal yang sekecil kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesar besarnya. Maka, lagi-lagi Sistem Kapitalis yang merusak lingkungan, dan rakyatlah yang menderita.

Patut dipertanyakan meskipun sudah diurus oleh DLHK, apakah akan mendapatkan kompensasi.

Pabrik-pabrik seharusnya tidak boleh dibangun berada dekat dengan permukiman warga, karena limbah dari pabrik butuh tempat pembuangan dan saluran pembuangan limbah itu sendiri juga harus diperhitungkan, karena jika tidak maka akan mencemari lingkungan permukiman warga, baik dari air dan tanahnya.

Tapi kenyataannya di Sumsel sendiri banyak pabrik-pabrik dibangun berjejeran dan berada di tengah-tengah permukiman masyarakat, bahkan ada yg bersampingan dengan rumah warga. Jika demikian, bagaimana dengan proses limbahnya?

Menapa pabrik-paprik tersebut bisa berdiri di dekat permukiman masyarakat. Bukankah seharusnya penguasa tau izin bagaimana sebelum pabrik tersebut berdiri.

Negara seharusnya menjadi pelindung bagi masyarakat sehingga tidak akan terjadi hal seperti ini. Negara saat ini pun lemah ketika berhadapan dengan kapitalis besar. Negara tidak bisa berbuat apa-apa. Adanya kelonggaran amdal juga. Fungsi pelindung negara juga tidak ada. Pemrov juga dengan mudahnya memberikan izin kembali kepada pengusaha yang bermasalah.

Di sini kita harus memahami akar permasalahan yang sebenarnya adalah sistem yang ada. Telah disebutkan diawal dengan sistem perekonomian kapitalisme maka para pengusaha dan penguasa sajalah yang diuntungkan.

Berbeda dengan sistem Islam yang pemimpinnya meriayah suunil ummah, dimana seorang pemimpin yang mengurusi urusan rakyatnya. Dalam islam juga, seorang pemimpin negara berperan serta dalam melindungi rakyatnya dan menjadi pelayan bagi rakyatnya. Karena seorang pemimpin dalam Islam bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya.

Sabda Rasulullah SAW:
“Imam (khalifah) Raain (pengurus) dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. (H.R Ahmad, Buhari)

Hadist yang lain dimana, Ibnu Umar R.A berkata :
Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya, seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tangggung jawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin akan ditanya (diminta pertangggung jawab) dari hal yang dipimpinnya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Tentu saja seorang pemimpin bagi islam adalah seorang yang taat akan syariat islam yang berpegang dengan hukum syara’ dan menjalankannya. Dengan menerapkan syariat islam secara kaffah maka kehidupan akan kembali menjadi aman dan damai.

Diriwayatkan Ahmad, Rasulullah SAW bersabda : “Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka neraka tempatnya.”

Jika seorang pemimpin yang beriman dan bertakwa telah mengetahui tugas dan menjalankan sepenuhnya tugas tersebut serta paham akan sanksi hukum bila tidak amanah. Ditambah dengan peran serta negara yang ikut andil dalam penerapan syariah secara kaffah maka tata kelola lingkungan yang asri akan terwujud dan para pengusaha nakal akan dapat kita hilangkan. Tentu saja syariat Islam kaffah hanya bisa dijalankan dalam naungan Daulah Khilafah.

Wallahualam bishawab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here