Sejumlah sekolah mulai dari tingkat satuan TK/PAUD, SD hingga SMP yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Palembang, telah menerima surat edaran ini.
Surat tersebut berisikan dua poin penting. Pertama, pembelajaran pada tahun 2021/2022 yang diawali pada tanggal 12 Juli 2021 belum dapat dilakukan dengan tatap muka.
“Satuan pendidikan agar melanjutkan pembelajaran daring atau luring,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Ahmad Zulinto, dalam surat edarannya.
Poin kedua yakni kebijakan penundaan pembelajaran tatap muka ini akan dievaluasi hingga terlaksananya vaksinasi Covid-19 di wilayah Kota Palembang untuk guru, tenaga pendidik, orang tua dan peserta didik sebanyak 80 persen.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SDN 186 Palembang, Zahara, mengatakan pihaknya telah menerima surat edaran tersebut sejak kemarin.
“Ya, sudah kita terima secara resmi dan ini pun juga telah kita beritahukan ke wali siswa, agar mereka tahu juga. Memang banyak wali siswa juga kecewa dengan dibatalkannya ini,” kata Zahara, Rabu (7/7/2021).
Dalam surat edaran tersebut memang dituliskan bahwa penundaan ini belum tahu sampai kapan.
Zahara mengatakan, sekolahnya memang juga belum termasuk sebagai sekolah yang ditunjuk untuk dibuka pada PTM (pembelajaran tatap muka) terbatas 12 Juli mendatang yang sebelumnya telah direncanakan.
“Untuk di Kecamatan Sematang Borang ini hanya ada 3 SD saja rencana akan dibuka dan kita belum,” katanya.
Ia mengatakan, akan menjalani dan mengikuti apa yang telah menjadi keputusan pemerintah untuk masing-masing menggelar sekolah secara daring.
“Selama ini masih kita lakukan pembelajaran daring. Dan bagi siswa yang terkendala HP, ya masih ada yang datang ke sekolah untuk mengambil dan mengumpulkan tugas,” ujar Zahara.
Terkait vaksinasi, pihaknya mengaku semua guru dan tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut semua sudah melakukan vaksinasi.
“Alhamdulillah kalau vaksinasi sudah kita lakukan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Ahmad Zulinto, mengatakan, sebelumnya skema pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan telah dipersiapkan, terutama beberapa sekolah SD dan SMP yang memang benar-benar telah siap.
“Hanya saja, angka kasus Covid-19 di Kota Palembang yang belum menunjukkan perbaikan, dan telah diambil kesimpulan dari berbagai pihak bahwa sekolah tatap muka kembali ditunda,” ujarnya.
Awalnya, sekolah telah dipersiapkan pertingkat hanya dua kali dalam satu minggu. Misalnya saja, untuk SMP Kelas 1 masuk kelas hari Senin dan Rabu, Selasa dan Jumat Kelas 2, Kamis dan Sabtu Kelas 3.
Ini pun dibagi dengan shif yang sangat ketat. Dalam satu hari dibagi tiga shif, dengan waktu belajar hanya 2 jam.
Zulinto mengatakan, belajar dengan sistem daring maupun tatap muka dengan protokol kesehatan ketat bisa dikatakan tidak efektif.
Sebab, hanya pelajaran yang esensial saja yang akan diajarkan oleh para guru.
“Saya rasa ini tidak efektif. Sedangkan dengan jam belajar full saja kadang tidak begitu efektif, apalagi dengan sistem daring,” ujar Zulinto. (*)