Kliksumatera.com, LAHAT- Sudah hampir 3 bulan harga minyak goreng naik begitu cepat. Meroketnya harga minyak goreng di Indonesia semakin menjadi tanpa terkecuali dimana saja. Begitupun halnya di Lahat, minyak goreng bahkan langka di Pasaran kalau pun ada mencapai harga 25 ribu.
Ironis memang mengingat pasokan minyak sawit di Indonesia selalu melimpa bahkan di Kabupaten Lahat saja penghasil sawit tertinggi di Sumsel, aneh memang hal ini diduga akibat permainan dari para kartel. Kartel adalah sekelompok produsen pasar independen yang bekerja sama satu sama lain untuk meningkatkan keuntungan dan mendominasi pasar.
Untuk di Lahat sendiri, Pemkab Lahat melalui Bupati Cik Ujang sudah mengeluarkan surat edaran, agar para agen dapat menyediakan minyak goreng tanpa adanya kenaikan.
Terpantau oleh Awak Media di lapangan Kamis (3/3/22), antrean warga untuk mendapatkan Migor sebanyak 2 Liter di Toko Bintang Terang yang terletak di Kelurahan Pasar Baru Lahat. Mereka berjejer hingga radius 300 meter. Menariknya lagi ketika Pewarta memantau di lokasi, modus toko ini Migor tetap dibandrol dengan harga 14 ribu perliter. Hanya saja warga yang ingin membelinya juga harus membeli Air Mineral. Jadi setiap warga boleh membeli minyak goreng sebanyak 2 liter ditambah 2 Liter Air Mineral dengan harga Rp 32 ribu. ”Ada-ada saja modus Agen agar dagangannya laku. Padahal yang kami butuhkan adalah minyak, bukan air mineral. Tapi kami terpaksa membelinya,” ujar Yatman warga Pagar Agung.
Sementara yang dilakukan Toko Sepakat lain lagi. Mereka menjual minyak goreng satu liter dengan harga 20 ribu tanpa embel-embel apapun. Padahal jelas Bupati Lahat sudah mengeluarkan maklumat harga eceran tertinggi migor (HET) sebesar Rp 14.000.
Kenapa para agen tersebut masih saja berbuat demikian. Entahlah apakah Pemerintah yang salah atau Agen yang benar karena Migor saat ini sedang jadi primadona.
Laporan : Novita
Epos : Imam Ghazali
