Tolak Jalan Ataturk, Ingat Jejak Khilafah Turki di Nusantara

0
161

Oleh : Ummu Umar

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menolak rencana pemerintah mengganti nama salah satu jalan di Jakarta dengan nama tokoh sekuler sekaligus pendiri Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk.
“Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan,” kata Anwar dalam keterangan resminya, Minggu (17/10).

MUI sendiri pernah mengeluarkan fatwa tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama pada 2015 lalu. Fatwa itu pada intinya menyatakan bahwa Pluralisme, Sekulerisme, dan Liberalisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Anwar mengklaim bahwa Ataturk merupakan seorang tokoh yang telah mengacak-acak ajaran Islam. Ia menilai banyak hal yang sudah dilakukan Ataturk bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Alquran dan sunah.

Anwar mengatakan langkah dilakukan Ataturk demi menjadikan Turki menjadi negara maju dengan cara menjauhkan rakyat dari ajaran agama Islam.

“Jadi Ataturk ini adalah seorang tokoh yang sangat sekuler, yang tidak percaya ajaran agamanya akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa Turki menjadi negara maju,” klaim Anwar.

Lebih lanjut, Anwar mengatakan langkah pemerintah yang hendak mengabadikan nama Ataturk sama dengan menyakiti hati umat Islam Indonesia. Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki dasar negara Pancasila yang menjunjung Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Oleh karena itu kalau pemerintah tetap akan mengabadikan namanya menjadi salah satu nama jalan di Ibukota Jakarta hal itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif serta jelas-jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam,” kata dia.

Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia di Ankara, Muhammad Iqbal, mengatakan Indonesia berencana mengganti nama salah satu jalan di daerah Menteng dengan nama Mustafa Kemal Ataturk.

“Kami sudah meminta komitmen dari pemerintah DKI Jakarta untuk pemerintah memberikan nama jalan dengan founding fathernya Turki di Jakarta,” kata Iqbal dalam acara Ngopi Virtual, Jumat (15/10).CNN Indonesia.

Kontroversi pemberian nama jalan Mustafa Kemal Ataturk di Jakarta ini seiring dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Umat telah mengetahui bahwa Mustafa Kemal Ataturk adalah orang yang memproklamirkan dirinya sebagai Presiden Turki yang pertama dan telah menghapuskan sistem Pemerintahan Islam yang bernama Khilafah.

Penerapan Sistem Khilafah selama 3,5 abad memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap umat Islam di Indonesia. Salah satunya dengan pemberian nama jalan pahlawan pejuang Islam, seperti Jalan Diponegoro, Jalan Imam Bonjol, dan masih banyak lagi tokoh Islam yang dapat dijadikan nama jalan. Karena nama jalan akan mengingatkan kita kepada perjuangan pahlawan tersebut.

Ide pemberian nama tokoh sekuler sebagai nama jalan adalah upaya agar umat Islam melupakan ajaran Islam tentang wajibnya menerapkan semua syariah islam dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara.

Seruan ulama yang menginginkan agar syariah dan khilafah diterapkan dianggap sebagai ancaman yang berbahaya. Padahal penerapan ideologi kapitalisme sekulerlah yang berbahaya dan telah menyebabkan kemiskinan, kerusakan dan kehancuran umat Islam di seluruh dunia.

Upaya penjajah untuk menjauhkan umat islam dari ajaran agamanya telah terjadi sejak sebelum penjajahan Belanda sampai dihapuskan sistem Khilafah oleh Mustafa Kemal Ataturk bahkan sampai saat ini mereka bersekutu dan bekerjasama untuk menjauhkan umat islam dari Sistem Khilafah. Mereka berupaya dengan berbagai cara untuk menghalangi agar Khilafah tidak kembali.

Maka, persoalan yang terjadi pada umat manusia di dunia ini adalah persaingan antara 3 ideologi, yaitu ideologi Islam, ideologi kapitalisme dan ideologi komunisme. Mereka berusaha menakuti umat Islam dengan mengkriminalkan ajaran Islam, isu terorisme, radikalisme, intoleran, dan sebagainya.
Mereka bersaing untuk menguasai dan memimpin umat islam baik secara ekonomi politik, invasi militer dan sebagainya.

Allah SWT berfirman dalam surah Asshaff :

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ
الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعٰىٓ اِلَى الْاِسْلَامِۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ

Artinya: Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

Artinya: Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.

Oleh karena itu, upaya yang mereka lakukan tidak akan menghentikan tegaknya islam di bumi ini, karena atas kehendak Allah SWT Khilafah pasti tegak. Maka, kunci kemuliaan umat islam adalah mereka wajib mengupayakan agar Khilafah dapat segera diwujudkan di muka bumi ini sehingga kemuliaan, kemandirian dan kewibawaan islam benar benar dapat diwujudkan. Inshaa Allah.
Wallahualam bishawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here