Kliksumatera.com, MURATARA- Warga Desa Noman, Noman Baru, dan sekitarnya mengeluhkan Air Sungai Rupit dan Sungai Tiku serta Sungai Minak. Sebab kini air dari ketiga sungai tersebut keruh dan berbau, Rabu (19/1/2022).
Hal itu diduga banyaknya penambang emas ilegal yang beroperasi di hulu Sungai Tiku dan hulu Sungai Minak sehingga membuat air Sungai Rupit keruh dan berbau. Akibatnya, warga pun kesulitan saat mau mandi dan mencari air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Informasi yang didapat dari warga setempat, di hulu Sungai Tiku terdapat lebih dari 80 alat penambang emas (dompeng) yang setiap harinya masih terus beroperasi.
Padahal kegiatan tambang emas ilegal tersebut yang masuk wilayah Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Muratara sudah beberapa kali digrebek petugas kepolisian, namun tidak membuat penambang jera bahkan tambah menjadi-jadi.
“Kami semua warga yang tinggal di Hilir Sungai ini terpaksa mencari air jernih untuk mandi dan cuci pakaian ke anak-anak sungai kecil. Sebab kalau kami memaksa mandi di air Sungai Rupit akibatnya cukup fatal,” kata warga setempat berinisial AR .
Marsito salah satu warga Desa Batu Gajah Baru Kecamatan Rupit Muratara juga mengungkapkan keluhannya dan rasa kecewanya terhadap aparat terkait yang tak kunjung memberikan sanksi tegas kepada pekerja pendompeng emas ilegal yang membuat air sungai tidak kunjung jernih.
“Saya atas nama masyarakat Desa Batu Gajah Baru sangat khawatir dengan keadaan air sungai yang keruh ini, karena saya dan keluarga saya setiap saat setiap hari menggunakan air Sungai Rupit ini untuk kebutuhan sehari-hari baik mandi, mencuci pakaian, memasak bahkan minum pun kadang-kadang kami masih menggunakan air Sungai Rupit ini. Saya berharap Pemkab Muratara dapat menindak tegas dan memberi solusi bagi masarakat yang tercemar oleh air Sungai Rupit ini,” tandasnya.
Laporan : Junaidi
Posting : Imam Ghazali