
Kliksumatera, Lahat – Warga Indonesia ramai-ramai mengeluhkan kebijakan PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang dianggap tidak konsisten dalam memberikan subsidi listrik kepada masyarakat. Setelah sebelumnya PLN berjanji untuk memangkas harga listrik per kWh selama dua bulan pada awal tahun 2025, banyak warga yang merasa kecewa ketika subsidi tersebut dicabut dan harga listrik naik. Senin 7 April 2025.
Warga +62, istilah yang digunakan untuk menyebut warga Indonesia, ramai-ramai membicarakan tentang kebijakan PLN yang dianggap tidak adil. Banyak dari mereka yang merasa bahwa PLN telah “memprank” mereka dengan memberikan subsidi listrik yang kemudian dicabut tanpa penjelasan yang jelas.
“PLN oh PLN, merupakan sentral dari urat nadi penunjang segala kebutuhan yang ada di dunia. Betapa tidak, coba kita perhatikan di era digitalisasi saat ini, semuanya menggunakan listrik,” tulis salah satu warga +62 dalam keluhannya.
Banyak warga yang mengeluhkan bahwa kualitas layanan PLN juga tidak baik. Mereka sering mengalami pemadaman listrik tanpa penjelasan yang jelas. “Desa kami selalu mati terus PLN, padahal on time bayar. Pyar pet hampir setiap hari. Rasanya mau pindah ke Amrik saja,” ujar Ibungan Delho Njung Lang, 45 tahun, warga Desa Meraphi.
Sementara itu, Yudhai, 47 tahun, warga Jalan Baru Kotbar, juga mengeluhkan tentang kualitas layanan PLN. “Listrik di perumahanku juga sering mati tanpa penjelasan yang jelas. Rasanya sangat tidak nyaman,” ujarnya.
Warga +62 meminta pemerintah untuk bijak dalam menangani masalah ini dan meminta agar PLN diaudit untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut berjalan dengan baik dan transparan. “Tolonglah kalau membantu masyarakat jangan begitu yang normal saja, tolong dong kami jangan di prank seperti ini,” tulis salah satu warga +62.
Laporan Novita


