Buah Sekulerisme Hasilkan Pemuda Bermental Lemah dan Rapuh

0
131

Oleh: Putri Sakinatul Kirom

Tidak terima ditegur saat mencuri mangga di pohon depan rumah warga, sekelompok remaja di Palembang melakukan penyerangan.

Akibat dari kejadian itu satu rumah rusak dan seorang warga luka di kepala. Aksi penyerangan ini terekam CCTV dan viral di media sosial.

Pada video tersebut, terlihat sejumlah remaja membawa senjata tajam menyerang rumah yang dikira rumah Hamka, pria yang menegur saat mereka mencuri. (Dikutip dari sumsel.i.news.id 20/5/2023)

Peristiwa di atas merupakan salah satu dari peristiwa amoral yang terjadi pada pemuda saat ini.

Masih ada banyak sekali kejadian atau peristiwa yang membuat hati miris dan ngeri melihat fenomena generasi muda yang kini mengalami krisis moral dan adab.

Ini menandakan dunia remaja sedang tidak baik-baik saja, beberapa berita mulai dari fenomena Bullying, pelecehan seksual, pergaulan bebas, tauran hingga tindak kriminal menjadi fakta memilukan genarasi muda saat ini.

Lebih parahnya lagi, para pemuda malah disibukkan oleh dunianya sendiri tanpa memikirkan orang lain atau biasa disebut individualis, belum lagi fenomena illness tengah menjangkit generasi muda sehingga mereka mudah sekali rapuh dan jauh dari sikap takwa bahkan skeptis dengan agamanya sendiri sehingga mudah sekali diserangan pemikiran yang merusak.

Deretan fakta di atas sebenarnya berpangkal pada sistem sekuler kapitalisme yang merusak dan menghancurkan masa masa emas generasi muslim.

Dimana pada masa tersebut para pemuda muslim harusnya dituntut lebih produktif dalam hal apapun baik dari tsaqofah islam, ilmu pengetahuan akademik hingga berpotensi menjadi pemuda tangguh seperti halnya generasi muslim pada masa kejayaan Islam.

Bagaimana tidak sistem kapitalis yang berlandaskan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) membuat anak anak muda bermental loyo dan brutal.

Belum lagi pendidikan sistem sekuler yang menjadikan pemuda berpacu pada parameter materi menjadikan pemuda menabrak rambu rambu syara’ tak peduli halal atau haram, selagi itu menguntungkan maka dilakukan.

Moral pemuda yang rusak, tidak ada kata hormat lagi pada orang tua dan orang yang lebih tua, bahkan merasa bangga dengan statusnya sebagai pelaku kriminal. Saat ini pemuda sudah rusak dari sisi akidah, moral, bebas melakukan apa saja yang mereka mau, hal ini diperparah dengan peran orang tua yang juga tidak peduli dengan kondisi anaknya.

Ini semua tak terlepas dari hasil penerapan sistem sekulerisme. Pendidikan dalam sistem kapitalis-sekuler mustahil menjadikan pemuda menjadi generasi yang tangguh dan berakhlak baik.

Berbeda dengan sistem Islam, di dalam sistem Islam pemuda dididik dari segala aspek, mulai dari akidah, akhlak, pemikirian yang berlandaskan Islam sehingga dapat membedakan halal dan haram, serta berkepribadian Islam.

Sehingga mereka mempunyai pegangan dalam berkehidupan dengan baik dan benar, selagi Allah ridho maka dilakukan, hal ini terbukti ketika sistem Islam diterapkan 13 abad lamanya dan menguasai dua pertiga dunia.

Sistem Islam dalam naungan khilafah mampu menghasilkan para pemuda yang soleh dan sholeha, mempunyai pemikiran yang cemerlang, cerdas, bermental baja, memiliki Syakhsyiah Islamiyah, dan menghasilkan banyak sekali kebaikan bukan hanya kebaikan bagi mereka saja tapi juga memberi sumbangsih kepada umat.

Sebut saja, Muhammad Al-Fatih (21 tahun) sudah menjadi panglima perang dan penakluk konstantinopel, Usamah bin Zaid (18 tahun) memimpin pasukan yang anggotanya adalah para sahabat RA, Atab bin Usaib (18 tahun) diangkat Rasulullah saw sebagai gubernur makkah, Muhammad Al-Qasim (17 tahun) menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya, dan masih banyak lainnya.

Maka dari itu, untuk bisa menerapkan sistem Islam perlu bantuan dari Negara tidak bisa hanya sebatas individu ataupun masyarakat. Negara memiliki kewenangan penuh dalam penerapan sistem Islam agar dapat diterapkan secara kaffah atau menyeluruh diberbagai aspek kehidupan seperti, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dll.

Untuk mewujudkan ini semua perlu dan harus dimulai dari diri sendiri, salah satunya dengan mempelajari dan mengkaji Islam.

Apabila kita sudah memahaminya barulah kita ambil bagian sebagai pengemban dakwah, sebagaimana Allah berfirman di surah QS. Ali Imran: 110. “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”

Ketika banyak orang sudah memahami pentingnya sistem Islam dalam mengatur urusan urusan rakyat hingga negara, barulah yang terakhir mewujudkan Negara yang didalamnya baik hukum hingga peraturannya hanyalah berlandaskan Alquran dan As Sunnah. Maka dengan ini akan mewujudkan negara yang rahmatan Lilalamin dengan aturannya.

Sebagaimana Allah menerangkan firmannya di surah Al A’araf. “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan,” (QS. Al- A’araf : 96)

Wallahua’lam Bishawab….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here