Antisipasi Banjir dengan Islam

0
83

Oleh : Yunita (Komunitas Peduli Generasi)

Banjir adalah suatu bencana alam yang menjadikan suatu daerah atau daratan tergenang oleh volume air yang meningkat.

Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar disebabkan terbendungnya aliran sungai. Bencana ini disebabkan oleh faktor hidrometeorologi yang selalu meningkat setiap tahunnya.

Seperti fenomena banjir di tiga Kabupaten di Sumatera Selatan. Volume debit air sungai Musi di wilayah Kabupaten Musi Rawas naik drastis, seiring meningkatnya intensitas hujan. Berdasarkan data dihimpun di lapangan, Sabtu 11/3/23 lalu.

Banjir telah terjadi di beberapa wilayah di Musi Rawas. Mulai dari, Dusun Kentoya Desa Mulyo Harjo, Desa Pelawe, Pangkalan Tarum Kecamatan BTS Ulu Cecar. Akses jalan satu-satunya masyarakat keluar desa terendam banjir dengan ketinggian lebih dari 3 meter.

Banjir juga terjadi di Muratara. Sejumlah desa di Kabupaten Muratara dilaporkan dilanda banjir akibat luapan sungai. Di Kecamatan Karang Jaya, yaitu Desa Muara Batang Empu dan Embacang Lama, kecamatan Rupit diantaranya Desa Maur dan Batu Gajah.

Sebelumnya banjir juga terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Lahat. Akibat banjir 3000 warga harus mengungsi, puluhan rumah masyarakat rusak dan hanyut, bahkan puluhan atau ratusan hektar sawah masyarakat ikut terdampak di wilayah Kecamatan Jarai.

Saat ini, BPBD maupun Forum Komunikasi Perangkat Daerah (FKPD), turun tangan ke lokasi banjir untuk melakukan evakuasi serta memberikan bantuan. Akses jalan terputus, warga sekitar harus menggunakan perahu atau ketek untuk menyeberang.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir. Namun nyatanya musibah banjir ini terus terjadi. Bencana banjir bukan hanya kali ini saja terjadi, namun terjadi setiap tahun memasuki musim penghujan.

Butuh penanganan yang serius untuk mengatasi bencana ini.
Ada beberapa penyebab terjadinya banjir.
Pertama, bencana alam yang menimpa manusia adalah qadha’ (ketetapan) Allah SWT, yang harus disikapi dengan Ridha dan sabar. Tidak ada satupun musibah yang terjadi di muka bumi ini kecuali atas izin Allah.

Kedua, curah hujan yang tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek, dapat menyebabkan debit sungai naik secara cepat dan biasanya terjadi di daerah yang sungainya terhambat oleh sampah. Sampah yang di buang sembarangan, di aliran sungai dan jaringan drainase dapat meninggikan muka air dan menghalangi air sehingga dapat menyebabkan banjir.

Ketiga, pembangunan perumahan dan permukiman warga yang dilakukan secara besar-besaran tentu saja dapat menghilangkan daratan kosong tempat resapan air hujan. Pembangunan perumahan dan permukiman meningkatkan risiko terjadinya banjir, karena tidak adanya lahan kosong sebagai resapan air hujan ke tanah.
Keempat, banjir karena ekosida, lahan-lahan hutan banyak dibabat dialih fungsikan menjadi lahan eksplorasi tambang, tambang emas dan migas.

Rata-rata perusahaan yang melakukan eksplorasi ini tidak melakukan penanaman ulang, tidak ada regenerasi kembali lahan yang dahulunya di eksplorasi menjadi hutan. Saat ini perusahaan tidak lagi dituntut untuk melakukan regenerasi daerah yang dulunya di eksplorasi lagi.

Peristiwa banjir ini terjadi karena ketidak seriusan penguasa untuk mengatasinya. Upaya antisipasi nampaknya belum diperhatikan secara serius. Karena bencana banjir ini terjadi bukan kali ini saja, namun setiap tahun memasuki musim penghujan pasti ada beberapa wilayah yang terendam banjir di Indonesia.

Ketidakseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah banjir ini, menjadi penyebab buruknya penanganan bencana di negera ini.

Selain itu, hutan-hutan yang dialihfungsikan untuk menjadi lahan-lahan tambang dan migas oleh segelintir pengusaha juga turut andil dalam menyebabkan banjir.

Mereka mencari keuntungan yang besar dan tak memikirkan dampak dari akibat ulahnya, sehingga rakyat yang menjadi korban dari keserakahan beberapa penguasa.

Itulah buruknya dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme dan sistem politik demokrasi yang menjadi pijakan di negeri ini.

Seluruh kebijakan hanya untuk kepentingan oligarki dan penanam modal. Mendulang keuntungan menggunakan narasi “kepentingan bangsa “ untuk mengibuli rakyatnya.

Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan juga memberikan andil dalam penyebab banjir. Tak sedikit masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.
Allah SWT berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS Ar-rum:41)

Rakyat membutuhkan pemimpin pemimpin yang bertanggung jawab dan memikirkan kemaslahatan umatnya. Hanya sistem Islam yang memandang rakyat sebagai tanggung jawab dan mengurusi seluruh keperluan rakyat, termasuk dalam mengatasi banjir.

Imam (Khalifah) akan menyelesaikan akar masalah dari banjir. Khilafah akan membangun kanal, sungai buatan saluran drainase untuk mengurangi dan memecah penumpukan volume air ke daerah yang lebih aman.

Selanjutnya Khilafah akan mengeruk lumpur-lumpur di sungai atau daerah aliran air, agar tidak terjadi pendangkalan. Negara akan memetakan daerah-daerah rendah yang rawan terkena genangan air (Akibat rob, kapasitas serapan tanah yang minim).

Negara akan membangun bendungan-bendungan yang mampu menampung curahan air, dari aliran sungai, curah hujan dan sebagainya. Serta membangun sumur-sumur resapan di kawasan tertentu sebagai resapan, juga dapat digunakan untuk tandon air bila sewaktu-waktu musim kemarau.

Itulah perhatian Khalifah Islam yang selalu bertanggung jawab untuk kesejahteraan rakyatnya. Hanya Islam yang mampu memberikan solusi di setiap problematika kehidupan, termasuk dalam mengatasi masalah banjir.

Sudah saatnya kaum muslimin sadar dan meninggalkan sistem kapitalisme yang hanya menyengsarakan rakyat.
WalLaahu a’lam bi ash-shawaab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here