Askolani Letakkan Batu Pertama Pembangunan Pabrik AMDK, 2022 Air Minum Betuah Produksi

0
229

Kliksumatera.com, BANYUASIN- Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) BETUAH milik Pemkab Banyuasin ditargetkan tahun 2022 sudah produksi dan bisa dinikmati masyarakat. Dan tahun 2020 ini, Pemkab Banyuasin mulai melakukan pembangunan pabrik air minum tersebut.

Dan Bupati Banyuasin H Askolani, Rabu (25/8/2021) siang tadi melakukan Peletakan Batu Pertama tanda dimulainya Pembangunan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan “Betuah” Kabupaten Banyuasin yang berlokasi di Kelurahan Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa.

Proyek ini akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana CV Diva Jaya Bersama dengan Konsultan Suvervisi CV Medelline Arch.

Bupati Askolani mengatakan sejak dirinya bersama Wabup H Slamet diIantik, dirinya berpikir bagaimana untuk mengelola Sumber Daya Alam di Kabupaten Banyuasin menjadi sumber PAD untuk pembangunan. Salah satunya dengan memanfaatkan air tanah yang melimpah ruah di Kecamatan Talang Kelapa.

“Air tanah kita banyak, tapi kita tidak punya air minum dalam kemasan yang bermerk Banyuasin. Maka dari itu saya minta dilakukan kajian untuk bangun pabrik air minum dalam kemasan,” terang Bupati Inovatif.

Rencana ini, terangnya, sudah ada sejak tahun 2019, namun banyak mekanisme, prosedur dan aturan yang harus dipenuhi maka baru dilaksanakan tahun 2020 ini. “Kalau maunya saya 2019 sudah dibangun, tapi ada tahapan yang harus kita ikuti secara baik. Dan Alhamdulillah hari ini kita mulai bangun pabriknya, 2022 target kita sudah produksi. Untuk nama air minumnya, Air Minum Betuah yang memiliki makna mujur, baik dan menguntungkan. Ini sudah kami daftarkan di Kementerian Hukum HAM,” ungkapnya.

Selain ini lanjut Bupati Askolani, Banyuasin sudah memiliki pabrik kelapa di Desa Teluk Payo yang dibangun Kementerian Perdagangan dan pengelolaannya diserahkan ke Kabupaten Banyuasin namun aturan sehingga prosesnya lamban, padahal produk kelapa Banyuasin siap ekspor.

“Kita nomor 4 produksi beras nasional, Inshaa Allah tahun 2020 ini bisa naik peringkat ke nomor 2. Dari capaian itu mako timbul ide kita untuk membuat bran beras Sedulang setudung yang mencerminkan produksi lokal Kabupaten Banyuasin. Sejauh ini Kita belum punya pabrik sendiri sehingga masih kerjasama dengan rakyat. Saya kurang puas, sangat berharap beras kita bisa diekspor maka kita harus bangun pabrik beras sendiri. Banyuasin Bangkit Adil Sejahtera harus kita wujudkan, berbagai cara kita lakukan termasuk dengan skema pinjaman daerah Rp 288 M, yang Inshaa Allah tahun ini lunas, dan pinjaman PEN kita alhamdulillah disetujui Rp 191 miliar sehingga kita akan kembali bisa melakukan pembangunan,” paparnya.

Ide Orisinil Bupati

Kadis Perkimtan Banyuasin Ir Zulkifli Idrus MTP mengatakan bahwa pembangunan pabrik ini merupakan pembangunan berskala besar dan bernilai strategis. Dan peletakan batu pertama ini sebagai bentuk keseriusan dan komitmen kerja sama yang baik.

“Pabrik Air Minum Dalam Kemasan ini ide orisinil dari Bupati H Askolani dan Wabup Slamet. 2019 kami dapat pesan dari Pak Bupati untuk bangun pabrik dan tugu batas km 12. Kami jabarkan perintah ini dengan kajian Detil Engenering Desain (DID). Tahun 2020 membebaskan lahan seluas 6.402 merter persegi untuk lokasi pembangunan pabrik air minum tersebut. Lahan yang kita bebaskan ini adalah lahan usaha memanfaatkan air baku tanah dijual komersil secara air curah bukan dalam bentuk pabrik. Dan kita bebaskan dengan anggaran biaya tahun anggaran 2021 Rp 1,97 miliar. Kemudian proses SOS dan DID tahun 2020, lalu kajian lingkungan UKL UPL tahun 2021,” jelasnya.

Dikatakan Zulkifli, tahap uji laboratorium sumber air baku oleh Balai Lingkungan Palembang hasilnya, daerah ini sangat layak untuk dikembangkan air minum dalam kemasan. Sukomoro dan Sukajadi sejauh ini sudah ada 11 pabrik air minum dalam kemasan. “Air baku di wilayah ini sangat baik sangat cocok untuk dikembangkan pabrik air minum dalam kemasan, tentu akan tumbuh ekonomi dan membantu pemerintah dalam meningkatkan PAD. Target produksi berdasarkan visibility study 6000 sampai 70000 kardus baik cup ataupun botol. Untuk produksi awal 446 karton cup dan 300 karton botol,” terangnya.

Untuk anggaran tambah Zulkifli, anggaran konstruksi Rp 6,3 miliar dan konsultan Rp 100 juta. Bangunan awal yang dibangun berupa bangunan produksi seluas 225 m, pos jaga, rumah genset, gudang limba B3, sumur bor, reservor air, dan fasilitas pendukung lainnya. “Dan untuk sampai produksi, kita masih kurang dana Rp 4,5 miliar, untuk elektrikal, pagar dan saluran drainase. Artinya berdasarkan visibility study Rp 10-11 miliar biaya seluruh,” tegas Zulkifli.

DPRD Mengapresiasi

Sementara itu, Ketua DPRD Banyuasin Irian Setiawan SH mau sangat mengapresiasi pembangunan pabrik dan gerbang Km 12 tersebut. “Dewan Banyuasin sangat mengapresiasi, sangat mendukung. Awalnya dewan ada keraguan tapi kalau saya optimis, ini terobosan luar biasa. Daerah lain ngurangi pembangunan dan terfokus corona, kita Banyuasin tetap bisa membangun,” tegasnya.

Pembangunan pabrik air minum dalam kemasan milik pemerintah ini terangnya sangat baik dalam pengelolaan SDA yang melimpah terutama air baku tanah. “Ini terobosan Pak Bupati, pinjaman daerah dan PEN ini merupakan keberanian untuk lompatan pembangunan. Pemimpin yang berani untuk mengambil langka stertegis untuk kemajuan daerah. Perlu kita apresiasi dan kita dukung,” tegas politis Golkar Banyuasin tersebut.

Hadir dalam peletakan batu pertama ini, Unsur FKPD, Direktur BUMD Dwi Sembilang Heryadi HM Yusuf SP, tokoh masyarakat H Supartijo, Camat, Lurah, dan masyarakat sekitar.

Laporan : Herwanto
PostingĀ  : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here