Buah Busuk Sistem Sekuler: Rakyat Melarat, Penguasa Abai

0
188

Oleh : Umum Affan

Negara kita merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam dan dengan hasil yang sangat berlimpah. Namun amat sangat disayangkan, di negeri yang hasil sumber daya alam yang sangat berlimpah masih saja ada masalah kemiskinan dan bahkan berujung kepada kelaparan hingga kematian. Baru-baru ini kita jumpai salah satu peristiwa meninggalnya 6 orang suku Baduy di Kabupaten Lebak Banten yang dianggap meninggal dengan cara misterius.

Penyebab enam warga Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, yang sebelumnya dianggap misterius akhirnya terungkap.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr. Ati Pramudji Hastuti mengatakan, keenam orang itu ternyata meninggal karena penyakit tuberkulosis. “Kasus TB (tuberkulosis) yang meninggal dunia (di Baduy),” kata Ati kepada wartawan usai menghadiri focus group discussion di Kota Serang, Kamis (15/9/2022).

Ati menceritakan, hal ini terungkap setelah tenaga kesehatan masuk ke wilayah Baduy selama tiga hari. Selain mencari tahu penyebab kematian misterius warga Baduy dengan mengambil sampel darah, petugas juga memeriksa warga dan memberi pengobatan.

Dalam rentang waktu itu, petugas kesehatan juga menemukan penyakit malaria, campak rubela, bahkan stunting di wilayah Baduy. “Ke depannya kita terus lakukan edukasi. Alhamdulillah dari pihak adat sudah tiga hari mengizinkan masuk. Kemarin di Baduy Dalam sekarang ekspansi ke Baduy Luar,” ungkapnya, Kompas.com.

Masih ada lagi kisah yang lain, dimana seorang warga dari Kampung Haur Seah, Cipicung, Banyuresmi, Garut, Undang (42) bernasib pilu usai rumahnya dirobohkan oleh rentenir. Hal itu terjadi usai warga Kampung Haur Seah, Cipicung, Banyuresmi, Garut itu tak bisa melunasi utang sang istri senilai Rp 1,3 juta.

Insiden penghancuran rumah milik Undang oleh rentenir itu terjadi hari Sabtu, 10 September 2022 lalu. Saat itu, sejumlah pekerja bangunan mendatangi rumahnya dan langsung membongkar rumah semi permanen tersebut.

Saksi mata sekaligus tetangga Undang, Teguh mengatakan, para pekerja bangunan tersebut mengaku diperintahkan oleh sang rentenir untuk membongkar rumah Undang. “Sempat saya tanya, tapi jawabnya. Ini urusan pribadi,” kata Teguh kepada detikJabar.

Peristiwa yang tak kalah memilukan lainnya yang terjadi di negeri yang kaya akan hasil sumber daya alam yang berlimpah ini adalah seperti yang diungkapkan Guru Besar Ilmu Gizi kita.

GURU Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University Drajat Murtianto mengungkapkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Hal itu disebabkan kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi, yodium, asam folat, seng, vitamin A dan zat gizi mikro lainnya. “Kualitas konsumsi pangan kita belum baik. Penelitian menunjukkan 1 dari 2 penduduk Indonesia tidak mampu membeli pangan hewani, buah dan sayuran yang mengandung zat gizi mikro. Mereka mengalami kelaparan tersembunyi. Disebut kelaparan tersembunyi karena seringkali tanda-tandanya tidak nampak, namun sesungguhnya dampaknya sangat besar. Zat gizi mikro telah terbukti sebagai unsur gizi penting untuk peningkatan produktivitas kerja, kecerdasan dan imunitas,” jelasnya dikutip dari laman resmi IPB University, Minggu (18/9).

Beragam fakta mengenaskan menimpa masyarakat mulai dari rumah dibongkar karena terjerat rentenir, mati misterius karena penyakit yang tak tertangani hingga data akademik yang menyatakan bahwa 50% penduduk mengalami kelaparan tersembunyi. Semua yang terjadi bukan kasus baru dan ini merupakan masalah yang sangat serius yang harus segera diselesaikan. Hal ini akan terus menerus terjadi dan akan terus berlanjut jika penerapan Sistem Sekuler Kapitalistik dipraktikkan.

Di dalam sistem kapitalisme yang hanya berpihak kepada sebagian orang saja yaitu penguasa dan pengusaha hal ini sangat merugikan masyarakat menengah ke bawah yang akan membawa mereka kepada jurang kemiskinan dan kelaparan yang berujung pada kematian.

Dalam Sistem Ekonomi Kapitalisme semua pengelolaan diserahkan kepada swasta baik itu pengelolaan dalam bidang pangan, pendidikan dan kesehatan. Sehingga masyarakat yang membutuhkan pangan, pendidikan, dan kesehatan akan membayar mahal atasnya.

Berbeda dengan Sistem Islam yang pengelolaannya benar-benar dikelola untuk mensejahterakan umat. Sehingga dalam pendistribusian hasil pangan akan sampai kepada yang berhak.

Sejarah Islam mencatat, seperti pada massa pemerintahan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz, yang sulit sekali mencari orang miskin, tidak ada lagi orang yang mau menerima zakat dikarenakan mereka merasa mampu memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan untuk mencari pemuda yang ingin dinikahkan pun tidak ada lagi, karena para pemuda yang ingin menikah merasa mampu untuk membiayai pernikahannya.

Semua terjadi karena Islam diterapkan secara sempurna. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan dan memberikan solusi tuntas pada pencegahan dan penanggulangan krisis pangan serta kelaparan.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW: “Imam/Khalifah adalah pengurus dan bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya,” (H.R Muslim dan Akhmad).

Wallahu ‘alam bishawab

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here