Budaya “Meleghak Ghumah” Warisan Leluhur Hingga Kini Masih Terjaga

0
378

Kliksumatera.com, LAHAT- Wujud dari kebersamaan dalam bergotong-royong warisan dari para leluhur, masih sangat terjaga tak sirna oleh kemodernan zaman.

Hal ini terlihat jelas, saat awak media mengikuti budaya atau tradisi Meleghak Ghumah atau membongkar rumah secara bergotong royong di Desa Lubuk Layang Ilir, Kecamatan Kikim Timur Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (20/01/2020) sekira pukul 07.00 Wib.

Kali ini rumah Joni (32) salah seorang warga Desa Lubuk Layang Ilir yang di Leghak atau dibongkar, karena sudah dimakan usia dan akan direnovasi.

Dimulai dengan menggelar doa bersama, untuk memohon kepada Tuhan Yang Esa, agar pelaksanaan tradisi Meleghak Ghumah ini dapat berjalan lancar dan tidak ada halangan apapun dipimpin oleh Solimin salah seorang tokoh masyarakat dan selaku Sekretaris Desa Lubuk Layang, bertempat di dalam rumah panggung yang akan di Leghak atau dibongkar.

Dilanjutkan dengan sarapan pagi, yang telah disediakan oleh tuan rumah, dibantu oleh kaum ibu-ibu baik dari kerabat maupun dari para tetangga Joni.

Dari mulai menyediakan rempah-rempah buat dimasak, lalu memasak makanan dan menyajikannya, tampak sekali kekompakan dari para ibu Desa Lubuk Layang Ilir ini.

“Alhamdulillah, hari ini kami sekeluarga dibantu oleh kerabat, teman dan masyarakat akan meleghak ghumah panggung kami ini. Yang akan kami renovasi nantinya,” ujar Joni.

Rumah ini sudah berdiri sejak 1959 yang lalu. Hal ini ungkapkan oleh Tanhar Effendi (64) salah seorang kerabat dekat dari Joni dan Nita. “Sejak tahun 1959, rumah ini sudah berdiri di sini,” ungkap Tanhar Effendi Tokoh Agama Desa Lubuk Layang Ilir ini.

Walau kondisi bangunan di sebagian rumah sudah agak lapuk dimakan usia, namun bagian dinding dan lantai rumah panggung ini masih terlihat kokoh. Itu menandakan bahwa bahan baku yang digunakan oleh si-empunya rumah saat membangun rumah ini bukanlah kelas kayu sembarangan.

“Jenis papan ini adalah kayu seluai (meranti, red) tua, yang terlebih dahulu direndam di Sungai Saling selama berminggu-minggu sebelum dijadikan papan, sento, ring, dan lain-lainnya sebagai bahan baku bangunan rumah ini,” jelas Tanhar lebih lanjut.

Walaupun diwarnai cuaca yang tidak menentu, terkadang hujan gerimis dan terkadang cuma mendung, acara ini berlangsung aman dan lancar.

“Kami sekeluarga dan keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada seluruh sanak saudara, teman dan para jiron tetangga yang telah membantu pelaksanaan meleghak ghumah ini. Semoga segala bentuk bantuan baik itu moral maupun material dari semuanya akan dibalas oleh Tuhan Yang Esa dengan berlipat ganda dan tradisi bergotong-royong ini akan terus dijaga dan kita jalankan sampai ke anak cucu kita nanti,” pungkas Joni mewakili keluarga besarnya.

Laporan : Akbar
Editor/Posting : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here