BUMN, Swasta, dan Petani Luncurkan Kopi Kam Khas Pagaralam

0
270

Kliksumatara.com, PAGARALAM – Dengan menggandeng sejumlah perusahaan elit yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan kopi, baik BUMN dan swasta, maka sebagai inovasi dari Kelompok Tani Talang Salipayak, Kelurahan Jokoh, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam kini telah meluncurkan produk hasil olahan kopi dengan nama “Kopi Kam” yang memiliki citra rasa khas, dengan pengolahan sistem organik.

Turut hadir pada acara launching Kopi Kam, Dedy dari Pusri, Camat Dempo Tengah, Hafiz Ramdhan SSTP, Kelompok Tani, Pertapatu, Impower Project, dan pencinta kopi lainnya.

Owner Kopi Kam, Jangsah mengatakan, memang memasuki tahun 2021 ini kelompok tani di Talang Salipayak, membuat trobosan dengan meluncurkan “Kopi Kam”, yang sudah berbentuk bubuk dan siap dinikmati pencinta kopi.
“Kita melounching Kopi Kam, sebagai bentuk pengembangan hasil kopi dengan sistem pengolahan tradisional, pola pemupukan lebih mengutamakan organik dan ditmbah produk unggulan sejumlah penyedia pupuk seperti Pusri dan Impower Projeck, dan Jde Net Coffe Indonesia, serta beberapa lainnya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, upaya Kelompok Tani Salipayak menggandeng sejumlah perusahaan besar yang memproduksi pupuk bertujuan untuk meningkatkan produksi kopi dengan pola pemeliharaan dan pengolahan tanah mereka ikut memberikan bimbingan.

“Kita selain dibantu pupuk juga diberi bimbingan mulai dari proses pemupukan hingga panen, termasuk pemberian sejumlah nutrisi agar kopi meningkat produksinya setiap tahun,” tegasnya.

Menurut dia, memang kerja sama yang dijalin selain membantu Kelompok Tani Salipayak memberikan pupuk juga mereka menjadikan perkebunan kopi daerah ini sebagai tempat penelitian. “Memang ada alasan tertentu saya mengambil nama Kopi Kam, sebagai penghargaan terhadap almarhum orang tua yang sudah berjasa mengembangkan kopi di Talang Salipayak ini, karena Kam itu singkatan nama orang tua yaitu H Kangkam,” ungkapnya.

Lanjut Jangsa, H Kangkam merupakan tokoh yang berjasa mengembangkan kopi di daerah Talang Salipayak, jadi sudah sewajarnya diberikan penghargaan untuk penggunaan nama produk. “Kelebihan pengolahan kopi bagi kelompok tani ini cara pengolahan tradisional tidak memakai racun, mengutamakan pupuk organik dan menggurangi penggunaan pupuk kimia,” tuturnya.

Kemudian, kata dia, luas lahan yang tergabung dalam kelompok tani ini sekitar 25 hektare, jenis kopi rubusta, dan umur kopi sudah mencapai 30 tahun.

“Kami juga mengembangkan stek kopi dan pengolahan secara alami penggunaan pupuk organik, dengan target peningkatan mutu, dan produksi,” tandasnya.

Laporan : PGa 09
Editor/Posting : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here