
Kliksumatera.com, PALEMBANG- H Chairul S Matdiah., SH., MH Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)Provinsi Sumatra Selatan konsisten bersedekah membagikan nasi bungkus setiap hari Senin hingga Jumat, sejak masih menjadi seorang wartawan di tahun 1986. “Untuk bersedekah tidak perlu menunggu kaya, cukup dengan apa yang kita miliki sekarang atau dengan kondisi ekonomi yang tidak berlebihan atau bahkan tidak berkecukupan, namun mampu konsisten bersedekah,“ ungkapnya, Senin (17/7/23).
Bersedekah dimulai dari kelas kecil saat masih wartawan, kebiasaan berbagi ini berlanjut hingga sekarang ujar Chairul S Matdiah kelahiran Gajah Mati, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) 2 Juli 1964.
Chairul S Matdiah., SH., MH juga merupakan seorang pengacara pada tahun 1994. Alhamdulillah Kali ini, jumlah nasi bungkus yang dibagikan lebih banyak karena penghasilan yang didapat lebih meningkat. “Saat jadi pengacara naik lagi, bisa 100 bungkus per hari, dari Senin sampai Kamis. Kalau hari Jumat paling banyak 200-500 bungkus per hari,” ungkap Chairul S Matdiah juga sebagai kader Partai Demokrat.
Tradisi bersedekah nasi bungkus ini selepas menjadi pengacara, kembali berlanjut saat menjadi Anggota DPRD Sumsel tahun 2014. “Menurut saya, gaji di DPRD besar. Gaji itu tidak saya gadaikan, saya terima utuh. Sebagian uang gaji saya belikan nasi bungkus bagi warga yang membutuhkan. Satu bulan 3000 sampai 5000 bungkus berarti keluarkan dana 60 JT s/d 100 JT per bulan. Satu bungkus nasi saya beli Rp.20 ribu, bukan nasi serba sepuluh ribuan. Ayamnya besar dan saya kasih air minum biar warga bisa menikmati,” jelas suami dari Hj Anisah Ardin.
“Nasi itu saya bagikan ke jalan, pesantren, anak yatim dan warga yang membutuhkan, jadi bukan dibagikan di daerah pemilihan (Dapil) saya. Jika saya berhalangan hadir maka keluarga yang membagikan. Niatnya supaya diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Mertua dan orang tua saya yang sudah meninggal saya sisihkan 400 bungkus per bulan,” selanya.
Sering Ditegur dan Sok Suci
Saat bersedekah nasi bungkus, ada saja kendala yang dihadapi, mulai dari ditegur oleh DPRD Sumsel, sok suci, apalagi jika kegiatan itu viral di media sosial (medsos). “Kalau viral saya sering ditegur, padahal bukan saya yang membuat viral. Kadang ketemu wartawan di jalan, mereka stop lalu membuat berita dikegiatan saya. Orang bilang sok suci, tapi tidak masalah, yang penting niat. Saat orang menerima nasi bungkus itu, kemudian dimakan dan mengucapkan terima kasih, saya sudah bahagia,” tegasnya.
Untuk nasi bungkus yang dibagikan, dia beli dari adiknya sendiri yang berjualan nasi bungkus di Jalan Kapten A Rivai, depan Pengadilan Negeri (PN) Palembang, atau kantor hukum sewaktu dia masih menjadi pengacara.
Menyisihkan sedikit rezeki untuk berbagi makan dengan mereka yang membutuhkan adalah sifat seorang muslim. Muslim yang baik adalah yang mau membantu saudaranya yang sedang kesusahan. Mari bersedekah.,“ ajak Chairul S Matdiah., SH., MH.
Laporan : Akip
Editing : Imam Gazali
