Desember 2019, NTP Nasional Naik 0,35%, NTP Gabungan Lampung Turun 0,34%

0
326
NTP nasional Desember 2019 sebesar 104,46 atau naik 0,35 persen dibandingkan NTP November 2019. | BPS

Kliksumatera.com, BANDARLAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, Kamis (2/1/2020) merilis progres Nilai Tukar Petani (NTP), harga gabah dan beras di penggilingan, serta Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) periode Desember 2019.

Rilis BPS yang diterima redaksi menyebut, NTP nasional Desember 2019 sebesar 104,46 atau naik 0,35 persen dibanding NTP November 2019, disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 0,59 persen, lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,24 persen.

Secara nasional, NTP Provinsi Riau tercatat mengalami kenaikan tertinggi (2,65 persen) dibanding provinsi lain. Sebaliknya, NTP Papua Barat mengalami penurunan terbesar (1,08 persen) dibanding provinsi lain.

Asal tahu, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.

“NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi,” ujar Kepala BPS Suhariyanto.

Dijelaskan, Desember 2019 terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,28 persen, yang disebabkan indeks di seluruh kelompok penyusun Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) terutama Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau juga naik.

Kenaikan NTP juga menaut kenaikan NTUP nasional Desember 2019 sebesar 114,04. Naik 0,43 persen dibanding November 2019.

Sementara di Lampung, periode yang sama NTP provinsi ini tercatat sebesar 101,97. Jika ditilik secara gabungan, NTP Provinsi Lampung turun sebesar 0,34 persen.

Dikutip dari laman BPS Lampung, hari yang sama, NTP untuk masing-masing subsektor yakni Padi dan Palawija atau NTP-P sebesar 115,78. Lalu Hortikultura atau NTP-H 92,12, Tanaman Perkebunan Rakyat atau NTP-Pr (85,87), Peternakan atau NTP-Pt (115,08), Perikanan Tangkap (119,21), dan Perikanan Budidaya (95,64).

Subsektor didera penurunan harga, yakni tanaman pangan (0,70 persen), hortikultura (1,93 persen), peternakan (0,25 persen). Komoditasnya gabah, jagung, ketela pohon, beberapa jenis sayuran dan buah-buahan, ternak besar, ternak kecil, dan unggas.

Sedang yang mengalami kenaikan harga, perkebunan rakyat (0,84 persen), perikanan tangkap (0,37 persen), perikanan budidaya (0,74 persen). Komoditasnya kopi, lada, cengkeh, kelapa sawit, beberapa jenis ikan tangkap dan budidaya.

Laporan          : Muzzamil

Editor/Posting : Imam Ghazali

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here